Tim futsal putri Universitas Negeri Malang (UM) meraih juara 2 pada ajang Campus League 2025 Regional Jogja. Walaupun kalah dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), tapi senyum di setiap pemain maupun pelatih tetap merekah sebab mereka bakal tetap lanjut ke tingkat nasional di Jakarta.
Tak dapat dukungan dari kampus (UM) untuk bertanding
Pelatih kepala Universitas Negeri Malang (UM), Arif Rohmad berujar perjuangan mereka untuk masuk final futsal putri pada laga Campus League 2025 tidaklah mudah, bahkan sebelum keberangkatan mereka dari Malang ke Jogja.
Alumni Fakultas Ilmu Keolahragaan UM itu mengungkap kurangnya dukungan dari kampus, membuat mereka sedikit kelimpungan melakukan persiapan. Baik dari segi administrasi maupun dana.
“Kami sudah kasih proposal dan rincian anggaran dana segala macam, mulai dari uang pendaftaran, transportasi, konsumsi, penginapan, dan sebagainya. Tapi yang di acc cuman satu: uang pendaftaran,” kata Arif kepada Mojok, Rabu (12/11/2025).
Sebagai alumni UKM futsal putra Universitas Negeri Malang (UM), Arif mengaku tak kaget dengan keputusan tersebut karena sering mengalaminya sejak tahun 2018. Namun tetap saja, ia selalu kesal saat hal itu terus terjadi dan tak pernah dievaluasi, bahkan saat dirinya kini menjadi PNS guru.
“Sebetulnya kalau kompetisi resmi di tingkat provinsi sampai nasional pasti didanai dan para pemain di bawah naungan universitas langsung. Bahkan selama tiga kali pertandingan di Bapomi Porprov itu kami selalu meraih juara 1,” ucap Arif.

“Tapi nggak tahu kenapa kalau pertandingan semacam ini (Campus League) kampus nggak mau keluarkan uang, padahal mereka ikut terdampak (nebeng nama),” lanjutnya.
Alhasil, para pemain dan pelatih, termasuk Arif harus menggunakan dana pribadinya agar mereka bisa mengikuti Campus League di Jogja. Mulai dari tiket kereta, makanan, tempat inap di Magelang, hingga kebutuhan lain untuk bertanding.
“Kira-kira untuk perorangnya, kami patungan sampai di atas Rp500 ribu dari total kebutuhan sekitar Rp10 juta,” kata Arif.
Per anak bawa beras satu kilogram dari Malang
Untuk memampatkan biaya, Arif mewajibkan setiap pemain untuk membawa beras satu kilogram dari Malang. Beras itulah yang menjadi tumpuan hidup mereka saat bertanding di Jogja selama satu minggu, yakni dari Kamis (6/11/2025) hingga Rabu (12/11/2025).
“Jadi yang masak ya anak-anak sendiri. Kebetulan penginapan kami juga dekat pasar. Kalau pagi, mereka beli sayur atau lauk pauk untuk sarapan,” kata Arif.
Arif berujar hal itu tak mengganggu jadwal latihan dan istirahat pemain UM. Hal itu sudah diatur rinci oleh para pelatih, di mana ada waktu kondisional agar mereka bisa menyimpan energi saat bertanding.
Rahmawati selaku kapten tim futsal putri UM pun mengaku tak masalah dengan aturan dari pelatih. Ia justru memberi pengertian kepada teman-temannya agar legowo untuk iuran terutama bagi newcomer.
Justru, kata Rahmawati, tantangan tersebut membuat mereka lebih termotivasi untuk menjadi juara. Ia pun menyadari kalau dari segi kemampuan, mereka masih harus lebih giat dalam berlatih. Namun, ia ingin teman-temannya bisa bertanding di Campus League Jogja dan menjadikannya sebagai pengalaman berharga.
“Tim kami mungkin tidak kuat, tapi kami selalu bekerja keras di setiap pertandingan karena kami selalu menganggapnya seperti final,” kata dia.
Saling menguatkan sampai akhir
Kekompakkan tim futsal putri Universitas Negeri Malang (UM) terlihat jelas pada setiap pertandingan terutama saat mereka masuk ke lapangan. Di saat tim futsal lain berjalan satu persatu, tim futsal putri UM selalu masuk bergandengan tanpa ada satu pun pemain yang melepas tangan.
“Pegangan tangan sebelum masuk lapangan punya arti khusus bagiku, itu berarti kami siap bersama-sama menanggung segala hal yang terjadi di lapangan. Sekaligus tanda kalau kami siap tempur habis-habisan dan saling menyatu untuk menutupi kekurangan satu sama lain,” kata Rahmawati.
“Bahkan sebelum dan sesudah pertandingan, kami pasti menyanyikan satu lagu bersama dan itu selalu dilakukan sampai sekarang,” lanjutnya.
Selepas “ritual-ritual” di atas, permainan mereka tak kalah rapi hingga berhasil maju ke babak final melawan UNY. Meski tak bisa mendapat juara pertama, Rahmawati berharap timnya dapat menghargai setiap proses yang mereka lalui.
“Aku sampaikan ke mereka, ‘kita udah sejauh ini, tentunya bukan untuk gagal. Aku ingin teman-teman fokus bermain bagus dulu. Dan meskipun belum menjadi yang pertama, setidaknya kita sudah berusaha saling menguatkan sampai akhir’,” pesan Rahmawati kepada teman-temannya di UM.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Muchamad Aly Reza
BACA JUGA: Mimpi Setinggi “Rinjani”: Dari Cap “Cewek kayak Laki” hingga Mencatat Prestasi dan Sejarah di Tim Futsal Putri atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.