Tidak jarang, Ibra memang utang kepada di warung padang tersebut. Namun, Hayati mengaku tidak pernah mencatatnya. Sebab, Ibra adalah pelanggan setia dan sudah dipercaya.
Kadang-kadang ada yang memanfaatkan kebaikan
Di kalangan pelanggannya, Hayati sudah dikenal mempersilakan bagi mahasiswa yang tidak punya uang untuk utang. Sampai-sampai, ia pernah didatangi ketua asrama mahasiswa dari NTT yang meminta Hayati untuk tegas.
“Pernah ada ketua asrama mahasiswa datang ke saya. Dia khawatir banyak teman-temannya yang utang nggak dibayar. Dia minta daftar yang utang. Saya sebenarnya hafal beberapa nama yang belum bayar, tapi saya bilangnya sudah lunas semua. Takut nanti anak-anak ini kena marah,” ujar Hayati tersenyum.
Kepada beberapa pelanggan yang sudah ia kenal dekat, Hayati bahkan mempersilakan mereka untuk membayar dengan sistem mingguan dan bulanan. Semacam langganan pascabayar. Untuk kategori seperti ini, setiap transaksi memang harus ia catat.
Saat bercerita, Hayati menyebut beberapa nama pelanggannya. Saya sampai sedikit takjub bagaimana ia menghafal nama-nama tersebut. Beberapa pelanggan yang ia hafal betul nama hingga menu yang biasa dipesan adalah mahasiswa UNY.
Tidak dapat dimungkiri bahwa ada saja yang lupa membayar utang setelah makan di warung padang tersebut. Namun, Hayati mengaku sudah tidak mau mengingat-ingatnya lagi. Yang sudah, biarlah berlalu.
“Rezeki nggak kemana-mana Mas. Nanti yang ganti Allah. Ini saya bisa seperti sekarang mungkin karena itu juga,” tuturnya sambil terus megang tasbih di tangannya.
Perempuan ini bercerita saat ada pelanggan setianya lama tidak terlihat, ia akan menanyakan ke temannya. “Sering itu Mas, beberapa hari nggak ke warung ternyata lagi nggak punya uang. Saya bilang ke temannya, suruh diajak makan ke sini saja, gratis,” ungkapnya.
Sebenarnya, pada 2016, Hayati telah membuka cabang warung padang di Kalasan Sleman sekaligus membangun rumah baru di sana. Namun, saat itu warung di Samirono masih ia pertahankan karena ada banyak pelanggan.
Alasan buka warung padang di tempat lain setelah 13 tahun jadi andalan mahasiswa di Samirono
Saat pandemi, ia baru mulai merasakan situasi di sana berubah sepi. Bahkan, pascapandemi mereda situasinya tak kunjung kembali seperti semula.
“Seperti sudah berubah banget. Nggak kayak dulu lagi,” kata dia.
Berhubung kontrak rumahnya di Samirono habis pada 2023, ia memutuskan untuk tidak memperpanjang sewa. Namun, saudaranya justru berminat untuk menuruskan usaha di tempat itu.
Sejak 2023, Hayati resmi meninggalkan Samirono untuk mengurus beberapa cabang warung padang yang ia beri nama Mutiara Minang di Kalasan. Menikmati ritme hidup yang lebih lengang di pinggiran Jogja.
Sebelum mengakhiri perbincangan, saya sempat bertanya alasan mendalam tentang keputusannya tak banyak perhitungan dengan pelanggan. Soal itu, Hayati bertutur bahwa rasa ibanya muncul karena sama-sama perantau.
“Ibu ini kan perantau juga. Merasakan susahnya awal-awal berjuang dulu. Banyak juga di antara para mahasiswa yang orang tuanya di kampung bukan dari kalangan mampu,” tuturnya.
Saya sempat izin meminta untuk mendokumentasikan sosoknya untuk dokumentasi tulisan. Namun, perempuan itu enggan difoto.
“Malu, nggak usah saja lah ya. Sudah foto warungnya aja,” kelakar Hayati dengan dialek Minang yang masih begitu kental.
Fajar (24), anak kedua Hayati yang sore itu datang untuk menemani ibunya lalu bilang bahwa ibunya memang pemalu. Lantas, sambil melipir ke luar warung, lelaki ini bercerita bahwa ibunya, meski tidak banyak bicara, tapi begitu peduli dengan orang di sekitarnya.
“Ibu itu dari dulu begitu. Kadang-kadang aku sampai heran kok ya baik banget sama anak orang,” kelakarnya.
Namun, di sisi lain Fajar paham bahwa orang tuanya telah melewati perjalanan panjang. Perjalanan yang awalnya begitu berliku sebelum sekarang bisa sedikit menikmati masa tuanya. Sehingga, rasa ingin membantu sesama perantau tumbuh di dirinya.
Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA 5 Penanda Warung Nasi Padang Asli Menurut Para Pedagang dari Minang
Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News