Angkringan Lik Man di Jogja adalah angkringan yang mempopulerkan kopi joss di kalangan penjual angkringan di Yogyakarta bahkan Indonesia. Saking populernya, pemerintah Malaysia sampai melarang minuman ini beredar di negaranya.
***
Lama sekali yang tidak menikmati kopi joss di Angkringan Lik Man. Terakhir saya nongkrong di angkringan ini saat masih jualan di Jalan Wongsodirjan, utara Stasiun Tugu Yogyakarta. Setelah revitalisasi dari PT KAI, angkringan ini pindah ke Selasar Malioboro di Jalan Pasar Kembang.
Namun, karena tempatnya di bagian dalam dan relatif sempit, tidak banyak yang tahu keberadaannya. Nuansanya juga tidak seperti saat berada di Jalan Wongsodirjan yang bisa lesehan.
“Di Selasar Malioboro itu tempatnya sempit, dan pengunjung duduk di kursi,” kata Novi (34). Usai pandemi, Angkringan Lik Man buka cabang di selasar utara Pasar Kranggan. Buka mulai pukul 04.00 hingga tutup pukul 01.00.
Saya datang satu jam sebelum angkringan ini tutup. Tak heran makanannya sudah tinggal sedikit. Saya ingin bernostalgia dengan salah satu makanan yang jadi ciri khas selain kopi joss-nya, jadah bakar.
“Waduh, sudah habis, Mas. Eh masih ada, tapi cuma dua,” kata Mba Novi meralat omongannya. Jadah itu lantas dibakar sesuai dengan permintaan saya.
Novi ini adalah generasi ketiga dari Angkringan Lik Man. Pengelola sebelumnya Pak Kobar, anak Lik Man. Namun, anak perempuan Pak Kobar tidak berminat melanjutkan usaha tersebut. Novi sebagai keponakan, dapat tanggung jawab untuk mengelola Angkringan Lik Man.
Baca halaman selanjutnya
Di Malaysia, warung yang jual kopi joss kena denda Rp33 juta