Bakso Tusuk Sumber Rejeki “Depan Kopma”: 10 Tahun Melegenda, Menjadi Penolong Mahasiswa UNY yang Kantongnya Sedang Merana

Ilustrasi Bakso Tusuk Sumber Rejeki "Depan Kopma": 10 Tahun Melegenda, Menjadi Penolong Mahasiswa UNY yang Kantongnya Sedang Merana (Mojok.co/Ega Fansuri)

Setidaknya, ada tiga legenda yang terkenal di kalangan mahasiswa UNY angkatan 2018 ke bawah. Gundukan dekat Museum Pendidikan, yang entah apa isinya itu; Mbak Siska penunggu Student Center, yang katanya suka “unjuk gigi” malam-malam; dan tentunya bakso tusuk depan Kopma yang tak karuan nikmatnya.

Dua legenda pertama bakal saya tulis kapan-kapan. Kali ini, saya lebih tertarik membahas Bakso Tusuk Sumber Rejeki, legenda hidup yang jadi penolong mahasiswa UNY saat dompetnya tipis sekaligus penghangat mereka saat dingin tiba. Sampai-sampai, ada kelakar menyebut, “belum afdol kuliah di UNY kalau belum nyicip bakso tusuk ini.”

Sore itu, Jumat (17/5/2024) saya menghadiri sebuah acara di dekat kampus UNY. Kebetulan, hujan tiba-tiba mengguyur. Hawa dingin yang mendadak datang bikin hasrat “pengen yang anget-anget” muncul.

Dalam situasi demikian, bakso tusuk depan Kopma jadi nama teratas yang ada di kepala saya. Bakso ini memang sudah menjadi langganan saya sejak 2017. Namun, sudah sekitar dua bulan terakhir saya belum ke sana lagi. Rasa kangen itu tiba-tiba saja melintas.

Bakso tusuk legendaris, bukan mahasiswa UNY kalau tak tahu ini!

Bakso Tusuk Sumber Rejeki, awalnya dikelola oleh Samidi. Ia merupakan perantau asal Ngawi, Jawa Timur yang sudah menggeluti usaha tersebut sejak 2014. Awalnya, ia menjajakan baksonya berkeliling Jogja. Sebelum akhirnya pada awal 2016 ia “menetap “di pojokan pertigaan Karangmalang, tepat berada di depan Kopma UNY.

Bakso Tusuk Sumber Rejeki "Depan Kopma": 10 Tahun Melegenda, Menjadi Penolong Mahasiswa UNY yang Kantongnya Sedang Merana.MOJOK.CO
Mengenang Samidi, penjual Bakso Tusuk Sumber Rejeki “Depan Kopma UNY” yang melegenda di kalangan mahasiswa. Meninggal pada 2022 lalu. (dok. Sanskertaonline Ilmu Sejarah UNY, 2020)

Inisiatifnya buat menetap di depan Kopma UNY pun berbuah manis. Dagangannya tak pernah sepi. Antrean selalu mengular, apalagi di musim hujan. Baksonya kerap habis sebelum azan Isya’ berkumandang.

Padahal, sekilas bakso jualannya biasa saja. Hanya bakso glindingan dengan campuran tetelan, ditambah daun bawang, kecap, saus pedas, dan kemudian diguyur kuah. Bagi pelanggannya, harga murah dan rasa yang nikmat menjadi alasan mengapa mereka rela mengantre.

Sayangnya, pada 2022 lalu, Samidi meninggal dunia. Kabar itu menjadi hari berduka nasional bagi mahasiswa UNY, termasuk saya. Selain mengingat kemurahan hati beliau, ada kekhawatiran kalau bisnis itu tak ada yang meneruskan lagi.

Untungnya, sang anak bungsu, Wahyu Dwi Kuncoro (25) kini melanjutkan estafet. Bakso depan Kopma seperti tak kemana-mana. Tempat, rasa, dan kemurahan hati penjualnya, tetap ada di sana.

Pernah menangis saat berdagang karena ucapan belasungkawa dari pelanggan berdatangan

Setelah Samidi meninggal, cukup lama bagi Wahyu untuk kembali berdagang. Situasinya masih sangat berduka. Toh, meskipun resep bakso sang ayah sudah di luar kepalanya, ia belum terbiasa berdagang sendirian. Alhasil, Bakso Tusuk Sumber Rejeki baru kelihatan lagi di depan Kopma UNY sekitar awal 2023.

Wahyu bercerita, kala itu dagangannya langsung diserbu. Kebanyakan adalah “fans die hard” yang sudah lama menanti ia dan ayahnya kembali. Sesuai tebakannya, saat pelanggan datang kalimat pertama yang muncul adalah, “bapak kemana, kok sendiri?”.

“Saat itu ya saya akhirnya menjelaskan satu-satu kalau tahun lalu bapak sudah meninggal,” kenang Wahyu, Jumat (17/5/2024).

Wahyu (sebelah kiri) bersama sepupunya (sebelah kanan) melayani pembeli (Mojok.co/Ahmad Effendi)

Kembalinya sang bakso legenda bukan disambut dengan sukacita, tapi malah dengan dukacita. Kabar yang dibawa Wahyu itu pun tersebar luas. Saya ingat betul, di banyak akun menfess Twitter, ungkapan belasungkawa kepada Samidi mengalir deras.

Hari-hari berikutnya, Wahyu jalani dengan para pelanggan yang datang dengan ucapan belasungkawa. Bahkan, kata Wahyu, tak sedikit yang menyampaikannya sambil berkaca-kaca bahkan menangis.

“Itu banyak banget, Mas, yang datang. Semuanya ngucapin ‘turut berdukacita!’, tak sedikit yang nangis. Pembeli lain yang awalnya nggak tahu jadi ikut-ikutan ngucapin belasungkawa juga jadinya,” ujarnya.

“Ya saya ‘kan kebawa situasi. Jadinya ikut nangis. Sampai tutup sebentar alasan salat Ashar, padahal di masjid saya nangis ingat Bapak.” 

Soal meneruskan usaha, Wahyu mengaku tak mau mengubah apapun. Semua masih sama, baik itu resep, cita rasa, maupun harga. Kata dia, warisan bapaknya yang sudah melegenda itu ingin dipertahankan.

Bagi mahasiswa UNY, beli Rp2 ribu sudah bisa buat lauk nasi sepiring

Harga bakso tusuk depan Kopma UNY memang sangat terjangkau. Cuma Rp500 per gelinding. Bahkan terkadang pembeli bisa dapat bonus. Itu pun kita bisa request tambah tetelan, atau kuah dibikin lebih banjir.

Arman, alumnus UNY, merupakan salah satu pelanggan Bakso Tusuk Sumber Rejeki. Sejak menjadi mahasiswa pada 2016, ia memang sudah langganan di tempat tersebut. Apalagi kalau masa-masa akhir bulan, ia bakal semakin rutin beli bakso tusuk di sini sebagai lauk makan malam.

“Namanya akhir bulan kan ya, pasti ngirit banget karena dompet sudah tipis. Biasanya tiap sore selalu mampir ke sini buat lauk makan malam,” jelasnya saat dihubungi Mojok, Jumat (17/5/2024).

Biasanya, Arman bakal minta ekstra kuah. Kata dia, “lumayan buat membanjiri nasi”.

“Beli 2 ribu, minta kuahnya banyak sama saos pedesnya dibanyakin. Itu udah bisa sampai kenyang, bisa nambah nasi berkali-kali,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Warung Bu Sri Niat Tolong Anak Kos Jogja dengan Jual Makanan Murah dan Jadi Tempat Ngutang, Malah Nelangsa karena yang Utangnya Numpuk Tiba-Tiba Ngilang Nggak Mau Bayar

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version