Mlathi Anggayuh Jati: Wisudawan Beprestasi UGM yang Berdamai dengan Bipolar

Mlathi Anggayuh Jati: Wisudawan Beprestasi UGM yang Berdamai dengan Bipolar MOJOK.CO

Mlathi Anggayuh Jati, jadi wisudawan terbaik di UGM meski memiliki gangguan bipolar. Dukungan orang-orang terdekat membuatnya termotivasi untuk menyelesaikan pendidikannya. (Dok. UGM)

Mlathi Anggayuh Jati membuktikan sebagai perempuan tangguh di UGM.  Di tengah perjuangan beratnya melakukan rawat jalan karena bipolar sejak 2020, ia mampu menyelesaikan studinya dengan predikat cumlaude atau dengan pujian

Mlathi Anggayuh Jati menyelesaikan studinya di Fakultas Psikologi UGM dengan hasil yang hampir sempurna. Ia meraih IPK 3,91 dalam upacara wisuda Program Sarjana dan Diploma pada 22 November 2023 silam. 

Prestasi itu ia raih dengan perjuangan luar biasa. Selama proses perkuliahan ia harus b berjuang dengan gangguan bipolar yang ia alami. Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan episode manik, episode hipomanik, dan/atau episode depresi.

”Sejak awal tahun 2020, saya mendapatkan diagnosis gangguan bipolar dan harus mengikuti serangkaian terapi pengobatan dengan psikiater dan psikolog,” akunya, Rabu (20/12) seperti dikutip dari laman UGM.ac.id.

Kuliah dengan gangguan bipolar yang menantang

Gayuh mengungkapkan, proses perkuliahan yang ia ikuti cukup menantangnya dengan kondisi gangguan yang ia punya. Di waktu-waktu tertentu ia seringkali merasa kesulitan untuk mengelola diri dan membagi waktu untuk kuliah. 

Berkali-kali proses perkuliahan harus ia ikuti secara online dari rumah sakit karena sedang menunggu antrian obat di rumah sakit. Begitu juga dengan tugas-tugas kampus harus ia selesaikan di sela-sela waktu menunggu panggilan periksa dokter.

Bahkan saat rawat inap di rumah sakit karena gangguan bipolar, ia tetap mengikuti sesi diskusi, kerja kelompok, ataupun pengerjaan tugas dan persiapan lomba. 

Gayuh tidak ingin menutupi kondisi yang ia hadapi sehingga sejak awal terbuka kepada orang-orang di sekelilingnya. Ia juga tidak ingin dikasihani dengan kondisi yang ia hadapi. Selain memberi tahu orang-orang di sekelilingnya, ia juga juga berusaha memberikan solusi dan berani untuk menerima konsekuensi karena ketidakhadirannya.  

Galuh membiasakan untuk menceritakan hal ini kepada orang tua dan teman-teman terdekatnya. 

”Saya berusaha memberikan kabar kepada dosen ataupun teman-teman lain yang sedang memiliki kegiatan bersama dengan saya. Baik dalam rumpun akademik maupun nonakademik,” ungkap perempuan yang memiliki motto ”Ketuklah Semua Pintu-pintu Kesempatan di Depanmu”.

Dukungan orang terdekat buat Gayuh termotivasi

Dukungan dari orang-orang dekatnya ini memberikan motivasi dan memantapkan langkahnya ntuk melanjutkan studi hingga selesai. 

Beberapa kali Gayuh mendapatkan fasilitas konseling dari fakultas dan mendapatkan saran dari dosen-dosen mengenai cara mengelola kegiatan akademik dan kondisi mentalnya.

Menurut perempuan yang bercita-cita terjun di dunia pendidikan inklusi ini ada benarnya orang yang kuliah di Jurusan Psikologi itu seperti rawat jalan. Setidaknya yang ia rasakan. 

Ia sangat bersemangat saat mendapat materi baru di perkuliahan. ”Saya merasa antusias setiap ada materi baru, karena materi tersebut bisa direfleksikan ke dalam kehidupan saya sendiri. Dan menjelaskan banyak hal yang terjadi di sekeliling saya. Sesederhana mengetahui bagaimana saya mengingat suatu peristiwa, bagaimana saya mengenal bahasa. Bagaimana saya memproses emosi, dan bagaimana saya membuat keputusan, materi-materi di psikologi bisa menjelaskannya,” katanya.

Bukan hanya kegiatan akademik, Galuh ini aktif di berbagai organisasi, termasuk magang di luar kampus. Organisasi yang paling lama ia ikuti adalah Kakak Asuh. 

Sementara itu, Gayuh juga pernah mencoba menjadi podcaster untuk Podcast Campus UGM dan berkesempatan menjadi Wardah Beauty Campus Ambassador di UGM pada tahun 2021. Masih ingin menempa dirinya dengan berbagai pengalaman, Gayuh juga mulai mengikuti kegiatan-kegiatan magang dalam program Lingkaran Youth Community Development Program, sembari menjadi asisten psikolog di RSJD Dr. Amino Gondohutomo, dan menjadi customer experience intern di Lazada Indonesia. 

Mengola gangguan bipolar hingga jadi wisudawan terbaik

Segudang kegiatan tetap membuat Gayuh tetap bisa mengelola gangguan bipolar yang ia alami. Terbukti ia bisa lulus sebagai wisudawan terbaik dengan predikat pujian. 

Gayuh meyakini, daya juang perempuan dalam meraih pendidikan itu luar biasa hebat. ”Di sekeliling saya, saya banyak menemui perempuan-perempuan kuat yang bisa tetap menjaga semangat belajarnya dengan segala tanggung jawab lain yang harus mereka hadapi, seperti mengurus anak dan keluarga,” terang Gayuh.

Direktur Pendidikan dan Pengajaran UGM, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D., mengatakan capaian prestasi akademik yang Gayuh raih membuktikan besarnya daya juang perempuan dalam meraih pendidikan. 

Sumber: ugm.ac.id
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sungguh-sungguh Terjadi di UNY, Mahasiswa Undang Orang Tua Datang Wisuda, Padahal Belum Lulus

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version