Mahasiswa Gen Z di Jogja Menggoda Dosen Muda: Nyatakan Cinta Meski Tahu Sudah Beristri  

Mahasiswa Gen Z di Jogja Menggoda Dosen Muda- Nyatakan Cinta Meski Tahu Sudah Beristri MOJOK.CO

Ilustrasi Mahasiswa Gen Z di Jogja Menggoda Dosen Muda- Nyatakan Cinta Meski Tahu Sudah Beristri

Interaksi antara dosen dengan mahasiswa Gen Z tak selalu kaku. Bahkan belakangan, ada tren mahasiswa yang berani terang-terangan menggoda dosennya. Puncaknya, sampai mengungkapkan cinta secara terbuka.

***

Dion* (32), hanya bisa tertawa dan geleng-geleng kepala saat menceritakan perangai beberapa mahasiswi yang ia ajar di sebuah kampus swasta di Jogja. Ia mengaku kaget bertemu dengan para mahasiswa Gen Z yang benar-benar berani mengutarakan kata berbunga-bunga kepada dosen yang usianya terpaut lebih dari sepuluh tahun.

Lelaki ini menjadi dosen sejak 2018 silam. Baru menjalani satu semester pertamanya, ia sudah mendapati mahasiswi yang menurutnya berinteraksi agak berbeda dengan yang lain.

“Itu kejadian pertama. Selanjutnya, ada beberapa kejadian lain. Bahkan bukan hanya aku yang mengalami. Temanku sesama dosen yang dianggap muda bahkan pernah ditembak langsung sama mahasiswinya,” ujarnya saat kami berbincang pada Jumat (13/10/2023) siang.

Dion ingat, setelah beberapa kali ia mengajar, mahasiswi itu kerap mengirim pesan lewat WhatsApp untuk menanyakan berbagai hal seputar mata kuliah. Awalnya, semua ia anggap wajar lantaran tidak hanya satu anak yang sesekali menanyakan sesuatu padanya.

Namun, lama kelamaan ia merasakan sesuatu yang janggal. Mahasiswi itu hampir setiap malam  mengirim pesan, yang meski masih seputar topik perkuliahan, tapi agak aneh saja.

“Nyaris setiap malam. Dia tanya misalnya tentang hal yang perlu ada dalam presentasi, topik yang akan dibahas di perkuliahan selanjutnya, atau topik yang sudah kami bahas di kelas sebelumnya,” katanya.

Sebagai dosen yang memang terbilang komunikatif dan ramah di kelas, terlebih tergolong muda di antara yang lain, Dion berusaha tetap menjawab pertanyaan tersebut. Meski sekadarnya saja dan tidak selalu cepat merespons.

Mahasiswa Gen Z yang berhenti setelah tahu dosen punya istri

Saat itu, Dion beranggapan bahwa para mahasiswanya belum tahu kalau ia sudah berkeluarga. Sebab, ia pun tidak pernah menceritakan hal-hal personal saat mengajar di dalam kelas.

Suatu ketika, usai mengajar di kelas, ia melihat mahasiswi itu hendak berjalan ke meja dosen untuk mengisi presensi. Dion lalu secara sengaja meletakkan ponsel yang sedang menampilkan pesan dari istrinya di samping lembar presensi.

“Sebelumnya istriku itu kontaknya ya tertulis nama dia. Saat itu aku sengaja sudah mengubahnya jadi ‘Istriku’,” kenangnya.

Ia beranggapan, saat mengisi presensi sang mahasiswi melihat chat tersebut. Sebab, setelah momen tersebut, mahasiswi itu nyaris tidak pernah lagi mengirim pesan menanyakan hal-hal seputar perkuliahan kepadanya.

Namun, kejadian serupa pernah terjadi lagi. Saat pandemi, pembelajaran beralih menjadi daring banyak tugas dan pesan yang Dion sampaikan kepada mahasiswa lewat Google Classroom. Suatu ketika, saat sedang mengecek respons-respons di pengumuman yang ia sampaikan, ada satu pesan yang agak mengagetkan.

“Ini bener-bener, aku nggak nyangka, ternyata mahasiswa sekarang berani-berani juga ya,” paparnya.

Dion menunjukkan tangkapan layar Google Classroom tersebut kepada saya. Tertera sebuah pesan, “Pak, ada rindu yang tidak bisa saya jelaskan.”

“Padahal itu anak sih nggak terlihat aneh kalau di kelas,” kata Dion.

Satu sisi, Dion agak memaklumi bahwa mahasiswa yang ia ajar lebih terbuka untuk berkomunikasi. Sebab, sebagai dosen muda, cara komunikasinya memang nyantai. Ia juga sering mengajak mahasiswa berdiskusi tanpa menghakimi opini mereka.

Mahasiswa Gen Z punya karakter yang blak-blakan, termasuk perasaannya pada dosen. (Photo by Shubham Sharan on Unsplash)

Saat mengajar pun, lelaki ini tidak pernah berpakaian yang terlalu formal. Pokoknya asal menggunakan pakaian berkerah, celana panjang, dan sepatu yang lebih sering model kets atau kasual. Tidak pernah pakai jas atau sepatu pantofel.

“Mungkin karena itu mereka jadi lebih nyantai. Tapi kalau yang sampai menggoda begitu, jujur aku nggak menyangka,” kelakarnya.

Baca Selanjutnya…

Mahasiswa menyatakan cinta kepada dosen karena fantasinya

Saat mahasiswa menyatakan cinta kepada dosen karena fantasinya

Pengalaman semacam itu tidak hanya Dion rasakan seorang diri, saat berbincang dengan koleganya, ternyata ia mendengar curhatan serupa. Seorang dosen lelaki juga pernah ditembak oleh mahasiswinya sendiri.

“Pas itu dia menunjukkan chat WhatsApp, mahasiswi itu ngomong kalau dia menganggap temanku ini bukan sekadar dosen tapi seseorang yang spesial,” tuturnya.

Padahal, dosen itu sudah punya anak dan istri. Sehingga, dosen itu tidak mengindahkan ungkapan perasaan mahasiswinya tersebut.

Dion mengaku menceritakan segala dinamika dengan mahasiswanya ini kepada istrinya. Perempuan itu tentu kaget. Namun, sedikit memahami bahwa barangkali generasi muda saat ini punya karakter dan cara mengekspresikan diri yang sudah berbeda dari anak muda di zamannya.

“Bahkan juga ya memang anak muda sekarang punya fantasi yang berbeda mengenai hubungan percintaan,” kata Dion.

Suatu ketika setelah kelas usai, ia pernah menanyakan pendapat mahasiswanya tentang gaya mengajar dosen muda yang biasa mereka temui. Namun, ada satu mahasiswi yang dengan lantang berani berujar bahwa ia penasaran jika bisa menjalin hubungan dengan dosen.

“Dia bilang ada kebanggaan tersendiri. Bukan soal ingin dapat nilai bagus atau gimana, dia memang mengaku penasaran aja dan suka kalau bisa menggoda dosen,” paparnya.

Namun, tentu presentase yang semacam itu jumlahnya tidak banyak. Dion menganggap kecenderungan mahasiswa Gen Z lebih berani soal mengutarakan perasaan termasuk ke orang yang lebih tua.

Fenomena serupa di kampus lain

Hal semacam ini ternyata tidak hanya terjadi di kampus swasta tempat Dion mengajar. Siska (30), seorang dosen PTN di Jogja juga mengaku sesekali ada mahasiswa yang melempar candaan menggoda, meskipun menurutnya belum sampai tahapan membuat risih.

Satu hal yang membuatnya tertawa, pernah ada mahasiswa yang membut konten TikTok yang kemudian diunggah di status WhatsApp. Konten itu menyertakan foto Siska dengan caption bahwa dosen tersebut membuat mereka semangat kuliah.

“Bahkan ada yang ngefoto saya saat kuliah daring di Zoom. Lalu dia buat status pakai caption ‘gimana nggak semangat kalau dosennya begini’,” katanya.

Ia justru mengetahui hal-hal tersebut dari dosen lain yang kebetulan saling simpan nomor dengan mahasiswa. Meski kadang-kadang membuatnya heran, Siska menganggap mereka layaknya adik yang masih bocah.

“Kadang saya kalau lagi cerita di kelas nyebut suami saya,” ujarnya. Lalu, sontak, beberapa mahasiswa merespons, “Yah… patah hati kita.”

Menurut Siska, mahahasiswa Gen Z ini memang ekspresif dan tidak malu untuk untuk mengungkapkan sesuatu yang ada di benaknya. Terutama dengan para dosen muda yang memang komunikatif dan terbuka.

“Intinya kalau saya sih, asal masih sopan, jangan dibawa baper dan terlalu geer. Ya begitulah mereka, masih saya anggap bocah,” kelakarnya.

Selain itu, saya juga menemukan cerita dari sudut pandang mahasiswa. Diana* (22) misalnya, mahasiswi salah satu kampus swasta di Jogja mengaku pernah menyaksikan sendiri teman-temannya sedikit menggoda dosen muda perempuan saat mengajar.

Saat itu, dosen tersebut memang masih melajang. Ia juga cukup komunikatif dan dekat dengan mahasiswa selama mengajar.

“Saat perkenalan saja ada temanku yang berani tanya ‘Ibu sudah punya pacar belum?’,” tuturnya.

Beruntung, dosen itu juga menanggapi dengan bercanda. Ia masih bisa menjawab dengan santai kalau ia sedang tidak punya pacar dan belum ingin menikah.

Karakter Gen Z yang terbuka 

Pada kesempatan kuliah selanjutnya, para mahasiswa ini juga menunjukkan antusiasme yang biasanya tidak terlihat di perkuliahan dengan dosen lain. Saat dosen perempuan ini bertanya, hampir pasti banyak mahasiswa yang mengacungkan jari untuk menjawab.

“Ya bertanya juga banyak. Kadang-kadang pertanyaannya ya sepele dan nggak mutu. Tapi ya nggak setiap saat mbaknya mengajar terus digodain gitu, sih,” ungkapnya.

Baik mahasiswa yang Dion ajar maupun angkatan kuliah Diana merupakan Generasi Z yang lahir pada rentang 1997 hingga 2012. Generasi ini memang terkenal punya beberapa karakteristik khas. Salah satunya, kemampuan komunikasi yang asertif.

Secara umum asertif memiliki pengertian, perilaku individu untuk mengungkapkan keinginan, kebutuhan, pikiran, perasaan, harapan, pendapat diri sendiri secara tegas dengan jujur, apa adanya.

Smita Dinakaramani, S.Psi., M.Psi, seorang psikolog dari Fakultas Psikologi UGM mengungkap bahwa Gen Z ini punya karakteristik ambisius, memiliki rasa penasaran tinggi, senang atensi, hingga sikapnya yang asertif.

Bagi para dosen, Smita dalam rilis resmi Fakultas Kedokteran UGM, beranggapan bahwa mengajar mahasiswa Gen Z perlu pendekatan yang sabar dan banyak memberi apresiasi. Selain itu, ia beranggapan bahwa tugas yang sifatnya personal juga cocok dengan generasi ini.

Sikap terbuka dan gaya komunikasi asertif ini barangkali membuat mereka cenderung berani mengungkapkan hal-hal yang sifatnya personal dengan sosok yang lebih tua. Tentu perlu penelitian lebih lanjut. Namun, cerita-cerita dosen dan mahasiswa tadi menjadi salah satu cuplikan soal Gen Z dan keterbukaan mereka.

Penulis: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Sudah Tahu Gratifikasi, Dosen Pembimbing di Universitas Brawijaya Masih Titip Makanan ke Mahasiswa Skripsi dan Nggak Bayar

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version