Sempat ada di fase pinjam laptop selama kuliah, mahasiswi asal Solo bisa lulus dengan predikat Cumlaude dari Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah.
Mahasiswi tersebut adalah Magdalena Asmara atau yang akrab dengan penggilan Magda.
Magda menjadi salah satu mahasiswi yang mengikuti prosesi wisuda pada Sabtu, (24/2/2024) lalu di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram UNS.
Magda lulus dalam kurun tiga tahun enam bulan dengan raihan IPK 3,98.
Bagi Magda, apa yang ia capai saat ini (bisa lulus UNS dengan predikat Cumlaude) tidak lepas dari berkat orang tua dan teman-teman yang membantunya selama menjalani perkuliahan.
Pasalnya, Magda mengaku berasal dari keluarga menengah ke bawah alias pas-pasan.
Kenyataan yang membuatnya bahkan sempat harus pinjam laptop teman selama masa kuliah.
Doa buruh bangunan Solo
Magda mengungkapkan, ia bisa kuliah di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UNS tidak lain adalah berkat doa dari sang bapak yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan.
“Saat itu bapak sedang bekerja di kawasan UNS. Bapak pas melihat Gedung FEB memiliki keinginan kalau anaknya kelak dapat kuliah di gedung tersebut,” ungkap Magda seperti termuat dalam website resmi UNS.
Tuhan ternyata menjawab doa dari bapak Magda. Pada 2020, Magda secara resmi terdaftar sebagai mahasiswi di FEB UNS.
Beruntungnya lagi, Magda bisa kuliah di FEB UNS pun tanpa biaya, alias gratis. Sebab perempuan asli Solo tersebut mendapat beasiswa KIP Kuliah.
“Dulu lolos melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan mendapatkan beasiswa KIP K,” ungkapnya.
Fase pinjam laptop teman di UNS
Salah satu bagian yang cukup melekat di ingatan Magda semasa kuliah di FEB UNS adalah fase-fase saat ia masih belum memiliki laptop sendiri.
Magda menyebut, sejak awal kuliah, ia memang tak mau membebani orang tuanya. Terutama sang bapak.
Oleh karena itu, ia tak memiliki keberanian meminta uang pada sang bapak untuk membeli laptop.
Alhasil, selama beberapa waktu selama masa kuliah, Magda mengandalkan kebaikan dan kemurahan hati dari teman-temannya di FEB UNS.
Untuk keperluan tugas dan lain-lain yang membutuhkan laptop, Magda—tentu dengan rasa tak enak—harus pinjam laptop teman-temannya, sembari ia mengumpulka uang untuk membeli laptop sendiri.
“Saya bersyukur memiliki teman-teman yang baik. Pada waktu itu saya tidak memiliki laptop, teman-teman rela untuk meminjami hingga saya bisa beli laptop sendiri,” tutur anak buruh bangunan Solo tersebut.
Baca halaman selanjutnya…
Sibuk jadi aktivis tapi tetap bisa lulus cepat
Hadiah untuk orang tua
Selama kuliah, Magda terhitung sebagai mahasiswi yang cukup aktif. Beberapa organisasi di FEB UNS ia ikuti.
Antara lain Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Prodi Ekonomi Pembangunan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB, dan tergabung dalam Semar Preneur serta Helpdesk FEB UNS.
Tak berhenti sampai di situ, pada semester 6, Ia mengikuti Program Kampus Merdeka Bank Indonesia (KMBI) Batch 6.
Namun, kesibukan dalam dunia organisasi kampus tak membuat Magda lantas mengabaikan aspek akademiknya.
Magda bertekad bisa lulus di semester 7. Sebab, ia sendiri makin hari makin merasa bahwa umur orang tuanya terus bertambah: kian menua.
Magda tak mau berlama-lama untuk mewujudkan mimpi orang tuanya, yakni melihat sang anak bisa menjadi sarjana. Dan Magda benar-benar merealisasikannya. Ia lulus lebih cepat satu semester dari waktu normal.
Hadiah yang Magda berikan ke orang tuanya tak cukup di situ saja.
Setelah lulus dari FEB UNS, Magda mendapat pekerjaan yang cukup mentereng untuk ukuran anak seorang buruh bangunan Solo.
Magda mengonfirmasi, bahwa saat ini ia keterima kerja di Bank Indonesia (BI). Ia akan mulai bekerja per Jumat, (1/3/2024) besok.
“Tuhan tidak main-main, Tuhan genapi semua bahkan lebih indah dari apa yang aku minta,” tutur Magda.
“Walaupun banyak keterbatasan yang mungkin bisa menghambat, tapi aku yakin dan percaya aku punya Tuhan yang hebat. Dia yang selalu melihat indah hidupku, lebih dari apa yang aku doakan,” sambungnya.
Magda pun tak luput memberi motivasi pada kita yang memiliki mimpi besar tapi sedang dalam keterbatasan. Bahwa tidak ada alasan untuk tidak percaya pada rencana Tuhan.
“Rencana Tuhan, indah pada waktunya. Seperti lagu ini, Dia selalu memandang kita lebih indah dari yang kita kira,” pungkas anak buruh bangunan Solo yang lulu Cumlaude dari FEB UNS itu.
Reporter: Muchamad Aly Reza
Editor: Agung Purwandono
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News