Dapat dana dari UPN Veteran Jawa Timur untuk kembangkan bisnis
Setelah bergelut dengan riset dan beberapa kali percobaan, briket arang yang dibuat Linda dan empat orang temannya lolos pendanaan internal dari UPN Veteran Jawa Timur sejumlah Rp500 ribu.
Selanjutnya, pada perlombaan kedua mereka juga lolos pendanaan PKM yang diinisiasi oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Dari sana kami dapat pendanaan sekitar Rp9 juta untuk merealisasikan produk briket arang, termasuk membeli mesin dan mengurus surat-surat seperti Nomor Induk Berusaha (NIB),” kata Linda.
Selang beberapa bulan, Linda masih memproduksi briket arang tersebut bahkan menambah jumlah “karyawan” yang mau ikut mengembangkan bisnisnya. Setidaknya, ada sekitar enam orang yang mau belajar bersamanya tapi hal itu justru menjadi tantangan tersendiri dari segi sumber daya manusia (SDM).
“Dan kami sistemnya nggak ada fee ya, tapi kami lebih menawarkan pelatihan bisnis,” kata Linda.
Tantangan membuka bisnis briket arang
Selain itu, Linda mengaku sulit mendapatkan pasar yang berminat dan “setia” pada penggunaan briket di Indonesia, karena harganya yang lebih mahal ketimbang arang biasa yakni Rp25 ribu perkilogram.
Menurut Linda, peluang bisnisnya justru lebih besar di luar negeri sebab lingkungannya sudah mendukung. Di sana, kata dia, masyarakatnya sudah lebih aware dan punya komitmen untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
Oleh karena itu, Linda masih menargetkan toko-toko seperti barbeque di Indonesia, ketimbang penjual sate. Beberapa penjual sate juga masih mengandalkan aroma dan asap untuk menarik pengunjung, sementara briket miliknya tidak menghasilkan itu.
Selain itu, Linda pernah mencoba masak dengan briketnya saat naik gunung. Dengan briket tersebut, mata jadi tidak perih dan lebih ramah untuk lingkungan.
Selain SDM dan target pasar, tantangan yang harus dihadapi adalah kecepatan produksi. Sementara ini, ia masih menggunakan alat sederhana sehingga untuk membuat satu kilogram briket perlu waktu seharian.
“Ya walaupun bisnis ini masih kecil, aku tetap optimis mengembangkannya sembari fokus menyelesaikan skripsi,” ujar mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur tersebut.
Penulis: Aisyah Amira Wakang
Editor: Ahmad Effendi
BACA JUGA: Kisah Alumnus Polinema Ajak Ibu-ibu Rumah Tangga “Menyulap” Tempe hingga Mencari Hibah Sampai ke Hongkong atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.












