Derita Ibu PNS yang Anaknya Dapat UKT Termahal, Padahal Terlilit Utang Ratusan Juta dan Sendirian Hidupi Keluarga

Ilustrasi guru pns (Mojok.co)

Anggapan PNS hidup mapan dan berkecupan membuat anak mereka dapat UKT mahal di PTN. Padahal, ada di antara mereka terlilit utang hingga harus berjuang sendiri mencukupi kebutuhan anak dan pasangan.

PNS diasosiasikan dengan kemampuan finansial. Mereka memang punya gaji pokok, sertifikasi, hingga tunjangan. Namun, beban yang dipikul seringkali melampaui batas kemampuan.

Pengalaman itu dirasakan Hana* (47), bukan nama sebenarnya, seorang PNS guru beranak tiga. Sebagai guru, ia ingin semua anaknya bisa melanjutkan studi hingga perguruan tinggi. Namun, orang sepertinya mendapati momok yang cukup menyeramkan ketika anaknya masuk PTN.

“Kuliah di PTN harapannya dapat biaya yang terjangkau. Tapi buat guru seperti saya hampir pasti dapat UKT golongan tinggi,” keluhnya saat Mojok hubungi Sabtu (27/1/2024).

Beberapa tahun lalu, anak pertamanya diterima di sebuah PTN di Jogja. Anak keduanya duduk di bangku SMA sementara yang paling bungsu masih balita.

Hana merupakan perempuan yang jadi tumpuan keluarga. Suaminya kini merupakan bapak rumah tangga yang tidak punya pekerjaan tetap.

Sementara itu, gajinya sebagai PNS golongan III D juga sudah tidak utuh. Hampir setengahnya harus terpotong setiap bulan untuk mencicil utang suaminya. SK PNS miliknya jadi jaminan saat dulu utang ke bank yang nominalnya ratusan juta.

“Untuk modal usaha suami tapi sudah gulung tikar, sekarang bebannya masih terasa,” ungkapnya.

Tidak semua PNS berkecukupan untuk bayar UKT.MOJOK.CO
Ilustrasi. PNS tidak selalu punya kemampuan finansial baik (Micheile Henderson/Unsplash)

Menopang biaya kehidupan keluarga beranggotakan lima orang bukan perkara mudah. Anaknya yang balita juga punya banyak kebutuhan dengan biaya yang tak murah. Sementara anak pertamanya ternyata harus mendapat UKT paling mahal.

UKT mahal bagi anak PNS yang tidak adil

Kebahagiaan saat anaknya masuk PTN hanya bertahan sebentar. Pasalnya, Hana langsung kaget ketika anaknya mendapat UKT golongan tertinggi. Besarnya Rp7 juta per semester.

UKT hanya satu komponen dari berbagai biaya kebutuhan awal yang perlu ia keluarkan bagi sang anak. Ada uang saku, uang sewa kos, hingga membeli berbagai kebutuhan awal sebelum perkuliahan yang jumlahnya tidak sedikit.

“Saya nggak punya tabungan sama sekali saat itu. Terpaksa harus utang ke orang tua saya. Nggak enak rasanya harus minjam ke mereka padahal saya sudah berkeluarga,” tuturnya.

Sementara itu, proses sanggah UKT tidak selalu berjalan lancar. Apalagi status orang tuanya PNS.

“Anak saya sampai saya suruh menjelaskan utang, bapaknya yang sedang tidak kerja, sampai beban berat ibunya. Bagaimana lagi, demi bisa dapat UKT lebih terjangkau,” keluhnya.

Baca halaman selanjutnya…

PNS merana sementara anak pengusaha bisa manipulasi UKT

Beruntungnya, selepas proses panjang, anaknya berhasil meraih keringanan UKT. Penurunannya sampai setengah dari nominal awal.

“Bersyukur, tapi tetap kecewa karena di awal harus bayar mahal. Sistemnya memang harus dibenahi karena nggak semua PNS punya kemampuan finansial yang baik,” keluhnya.

Anak pengusaha bisa menipu

Jika PNS yang kehidupannya terbatas harus tersiksa dengan UKT mahal, banyak anak pengusaha mapan yang mengakali data demi kuliah murah. Mojok pernah mewawancarai Juned* (23), seorang anak pengusaha kuliner di Jogja yang berhasil mendapat biaya kuliah Rp500 ribu per semester.

Padahal, kemampuan orang tua Juned jauh di atas itu. Bagaimana tidak, usahanya punya lima cabang dan uang sakunya per bulan saja jauh di atas UMR Jogja.

Juned mengaku menuliskan akumulasi penghasilan kedua orang tuanya sebesar Rp1,5-2 juta per bulan. Angka yang jauh dari realita aslinya. Meski pengusaha pendapatannya fluktuatif, tapi tidak serendah itu.

Bahkan, pihak kampus sampai mengira bahwa Juned datang dari keluarga tidak mampu sehingga ia dapat tawaran beasiswa bidikmisi. Namun, tentu ia menolaknya karena tidak sampai hati.

Ia mengaku sempat mengalami gejolak batin lantaran melihat banyak temannya yang benar-benar tidak mampu, termasuk anak PNS, namun mendapat UKT golongan tinggi. Namun, ia takut untuk memperbaiki data lantaran khawatir kecurangannya di awal terbongkar.

Sehingga, sampai lulus di semester 10 ia hanya keluar biaya Rp4,5 juta. Jauh lebih rendah dari beban UKT yang awalnya anak Hana dapat setiap semester. Fenomena ini tentu memprihatinkan. Tidak semua PNS punya kemampuan finansial mapan untuk dibebani golongan UKT tinggi.

Penulis: Hammam Izzuddin

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Tersiksanya Anak PNS Kabupaten Kuliah di PTN Bayar UKT Tertinggi 

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version