Jasa Info Kos, Merepotkan atau Memudahkan?

Mencari indekos atau kos dan kontrakan bisa jadi bukan perkara gampang di Yogyakarta. Banyaknya pilihan dan lokasi membutuhkan energi untuk mencari seperti yang diinginkan. Jasa informasi kos-kosan atau info kos akhirnya jadi pilihan, meski tak sedikit yang akhirnya dikecewakan.

Jasa info kos maupun kontrakan sangat menjamur di Jogja. Jika kita mencari informasi perihal kos, kontrakan, atau paviliun di grup Facebook, maka banyak pemberi informasi yang merupakan jasa dan bukan pemilik langsung.

Ribut gara-gara berurusan dengan jasa kos

Saya menghubungi Ana (26) melalui chat WhatsApp karena kebetulan dia sedang mudik ke kampung halamannya. Dia menceritakan memiliki pengalaman buruk terkait eksistensi jasa info kos dan kontrakan. Pada tahun 2017 silam dia mencari rumah kontrakan di sekitar Taman Siswa Yogyakarta melalui grup Facebook. Lantas dia menghubungi nomor yang diinfokan tanpa tahu kalau yang dia hubungi itu adalah jasa info kos dan kontrakan.

“Kan masih kuliah di UII Tamsis. Nah aku nyari kontrakan di daerah sana. Nemu lewat Facebook, terus aku hubungi nomornya,” katanya.

Awalnya tidak ada kecurigaan sama sekali kalau yang dia hubungi adalah jasa. “Sore harinya langsung ngecek rumahnya sekitar pukul empat atau lima. Setelah ngecek, kok ternyata bagus juga. Akhirnya aku tanya berapa kalau mau DP, dan dia bilang kalau mau DP bisa satu juta rupiah dulu,” ujarnya.

Ana mengatakan langsung berminat membayar DP saat itu juga, tetapi respon dari orang yang dia temui itu justru kebingungan. “Dia malah bingung dan bilang mau nelepon yang punya.”

Setelah itu bertemulah Ana dengan ibuk-ibuk yang diklaim sebagai pemilik rumah. “Aku bilang mau DP, terus ibuknya ngeluarin kuitansi. Ya sudah, langsung aku bayar.”

Ana lantas diberi kunci oleh si ibuk-ibuk, dan menurut ibuk tersebut, Ana boleh mulai pindahin barang-barang sebelum melakukan pelunasan. “Ya sudah, besoknya aku langsung mindahin barang-barang. Kupikir ya urusan jasa-jasaan tadi sudah beres ya. Eh ternyata masih ada kejadian yang jauh lebih aneh setelah itu.”

Dua hari pasca-kepindahan Ana ke kontrakan itu, datanglah bapak-bapak mengetuk pintu. Bapak itu kaget dan bertanya bagaimana bisa Ana menghuni rumah kontrakan itu. “Aku ya langsung syok. Bingung juga kok malah ada bapak-bapak yang kaget karena aku tinggal di sini? Ya sudah, aku ceritain semuanya dari awal. Aku bilang kalau aku sudah melakukan DP dan dikasih kunci sama si ibuk-ibuk. Untungnya si bapak kenal sama si ibuk itu, tetapi tetep saja bingung kok bisa si ibuk-ibuk punya kunci rumah.”

Setelah itu Ana langsung hendak membayar lunas sisa kekurangan sewa rumahnya. “Pas mau aku lunasin, si bapak bilang kalau yang aku bayar kemarin itu cuma jasa antarnya. Bangke, jasa antar sampai satu juta rupiah. Setelah itu karena si bapak kayaknya kasihan, terus biaya pelunasannya dipotong lima ratus ribu. Tetapi ya tetep aja, masa biaya antar, kalau dihitung setelah pemotongan dari si bapak, sampai lima ratus ribu?”

Menurut Ana, ternyata si bapak-bapak tadi juga bukan yang punya rumah. “Kata si bapak-bapak, yang punya rumah itu sudah tua. Jadi selama kurang lebih dua tahun ngontrak di sana, aku nggak pernah ketemu sama yang punya sama sekali. Pernah mau aku temuin, tapi si bapak malah kayak menghindar terus. Aku curiganya emang dipersulit ketemu sama pemilik utama, biar orang-orang kayak bapaknya atau ibuknya itu kecipratan uang terus, sih.”

Menggunakan aplikasi punya potensi ribut juga

Pengalaman menyebalkan berurusan dengan jasa kos ternyata tidak selesai sampai di sana. Ana menjelaskan, menggunakan aplikasi pencari kos atau kontrakan seperti Mami Kos juga berpotensi ribut. “Tahun 2019 pacarku pernah nyari kos lewat Mami Kos. Di aplikasi itu lebih murah. Hubungi kontaknya, terus bayar langsung ke orangnya. Sistemnya dulu kayak OLX, cuma tempat ngiklanin kos atau kontrakan gitu, dan transaksinya tetap di luar aplikasi.”

Ana menjelaskan, setelah melakukan transfer dan berniat memindahkan barang, ternyata yang punya kos tidak terima. “Katanya harga kosnya nggak segitu (nggak sesuai dengan di Mami Kos).”

Ana melanjutkan, “Ternyata yang ngiklanin di Mami Kos itu anak yang ngekos di sana juga. Terus dia bilang suruh nambahin kekurangan ke ibuknya. Ribut waktu itu. Dan ternyata sudah ada orang lain juga yang DP kamar itu.” Setelah itu, si perantara memutuskan untuk pindah kos dan merelakan kamarnya ditempati pacar Ana.

“Perantaranya pindah akhirnya.”

Semenjak kejadian demi kejadian tidak mengenakkan itu, Ana mengaku eksistensi jasa kos maupun kontrakan itu sungguh meresahkan. “Pokoknya kalau mau nyari kos atau kontrakan, pasti aku tanya dulu ini jasa apa bukan. Kalau jasa, aku langsung nggak mau. Kalau yang punya langsung baru aku datangi. Kapok berurusan dengan jasa kos-kosan. Ribet dan panjang urusannya.”

Jasa kos membantu yang tidak memiliki banyak waktu

Berbeda dengan Ana, Gita (24) mengatakan bahwa jasa info kos justru sangat membantu untuk mendapatkan kos-kosan yang dia inginkan. “Jasa info kos itu sangat membantu buat orang yang sibuk bekerja dan nggak sempat keliling nyari kos, Mas,”

Dia lantas menceritakan konsep jasa info kos yang pernah dia ketahui. “Jadi caranya kan kita hubungi admin melalui chat WA atau DM ig. Nah, tinggal bilang mau kos kayak gimana, mau di daerah mana, dan mau harga berapa. Setelah itu kita diminta membayar lima puluh ribu. Setelah membayar, nanti bakal dicarikan sampai ketemu kos yang kita inginkan itu.”

Tetapi menurut Gita, masa menunggu dicarikan oleh si jasa info kos juga adalah masalah tersendiri. “Kan nunggunya itu lama, Mas. Bisa berminggu-minggu gitu. Bisa lebih cepet kalau bayar yang lebih mahal. Kalo buat yang harus segera pindah kos, pake jasa yang model begitu memang lumayan memakan waktu.”

Di sisi lain, Gita menjelaskan bahwa konsep menunggu itu hanya terjadi jika calon penghuni yang memberikan informasi mau kos seperti apa. “Kan kalau di IG itu ada banyak foto. Nah kalau kita chat langsung nanyain kos yang ada di foto itu, biasanya cepet. Kita tinggal bayar, terus langsung dikasih info lengkap, terus tinggal datangi pemiliknya.”

Saya sendiri pernah menggunakan jasa info kos ketika mencari tempat tinggal di daerah UGM. Tahun 2018 waktu itu, dan saya paham betul yang saya hubungi adalah jasa. Konsep jasa info kos-kosan waktu itu yang marak di grup Facebook adalah jika deal dengan kamar maka harus membayar jasa info kos tersebut seratus ribu rupiah, dan jika ternyata no deal, maka harus membayar lima puluh ribu rupiah. Hal itu membuat saya harus berhati-hati untuk mencari kos mana yang harus saya kunjungi.

Akan tetapi ternyata konsep jasa kos-kosan telah mengalami perubahan besar. Seperti yang dikatakan Gita contohnya. Si Jasa akan memberikan tarif tertentu dengan berbagai macam keuntungan. Dengan konsep seperti itu, benar jika Gita merasa diuntungkan dari segi waktu dan energi. Di sisi lain, ternyata konsep bisnis seperti itu akan meminimalisir kejadian meresahkan seperti yang pernah Ana alami.

Jasa info kos, bisnis yang menggiurkan

Menurut Putra (27), salah satu pengurus akun IG infokostkontrakanmurahjogja yang memiliki lebih dari 23 ribu followers, salah satu alasan dia dan timnya membuka jasa info kos-kosan via Instagram adalah untuk mengatasi banyaknya penipuan oknum jasa yang langsung kabur setelah ditransfer DP.

“Awal mula terjun di dunia jasa itu tahun 2018. Dulu kan banyak penipuan menawarkan kos tapi disuruh DP duluan, dan begitu ditransfer langsung hilang orangnya. Nah, sejak itu kami mencoba menjadi jembatan antara pemilik kos dan calon penghuni dengan aman dan amanah.”

Putra mengatakan awal mula merintis usaha, dia dan dua rekan lainnya selalu berkeliling untuk mencari kos-kosan, bertemu pemilik, lantas meminta izin untuk mengiklankan kos di akun Instagram mereka. “Dulu keliling nyari lokasi. Nyari lewat google maps atau facebook. Kami datangi, kami ngobrol dengan pemilik, dan kami foto-foto juga buat diunggah di Instagram.”

Panduan menggunakan salah satu jasa info kos
Panduan menggunakan salah satu jasa info kos

Menurut Putra, saat ini sudah banyak pemilik kos yang menghubungi dia dan kedua rekannya untuk diiklankan kos-kosan mereka. “Sudah banyak yang menghubungi kami. Kami kan bertiga. Yang satu jadi admin IG, satu admin WA, dan satu bendahara,”

Sistem pembayaran jasa berdasarkan paket. Putra mengatakan bahwa ada tiga paket yaitu reguler seharga lima puluh ribu, premium dengan harga seratus ribu, dan VIP dengan harga seratus lima puluh ribu.

“Yang membedakan itu fasilitasnya. Kan setelah pencari kos membayar paket, kami langsung memberikan informasi berdasarkan paket itu. Semakin mahal, semakin akurat infonya, dan pokoknya bakal dicarikan yang paling sesuai sampai dapat.”

Putra mengatakan pemberian informasi seperti letak pasti alamat kos serta nomor pemilik dilakukan setelah melakukan pembayaran jasa. “Bayar dulu baru dapat info. Dulu sih nggak gitu. Dulu bayarnya belakangan kalau mereka sudah berhasil menghuni kos. Tapi ternyata setelah menghuni, mereka malah kabur dan nggak bayar. Makanya sistem pembayarannya kami ubah.”

Ketika saya konfirmasi berapa penghasilan bulanan dari aktivitas bersama timnya, Putra menjawab, “Bisa sampai lebih dari sepuluh juta. Apalagi kalau pas tahun ajaran baru, pasti banyak mahasiswa baru pindah ke Jogja dan nyari kos.”

Tetapi menurut Putra itu adalah angka jauh sebelum terjadi pandemi. “Saat-saat seperti ini pendapatan cuma setengahnya. Itu juga nyarinya setengah mati,”

Saya lantas membahas perihal munculnya platform Mami Kos yang memudahkan pencari kos menemukan kos yang sesuai, tetapi Putra tampak tidak terlalu menganggap Mami Kos sebagai ancaman. “Kalau itu ancaman, maka OLX dan grup Facebook juga ancaman, Mas,” tegas Putra.

“Kalau sekarang anak-anak kan hobi mainan Instagram, nah kebetulan kami itu kuat di Instagram. Jadi kayaknya bakal lebih sering nyari apa-apa di Instagram, deh. Lagian, Mami Kos malah bisa membantu saya buat nyari kos yang mau saya iklankan juga, kan?”

Bagi Putra, semakin banyak platform pencari kos tidak akan begitu berpengaruh dengan konsep bisnisnya. “Lagian pemilik kos biasanya nggak cuma ngiklanin di satu tempat saja,”

Hal tersebut disetujui oleh Bunga (26) yang mengelola kos-kosan milik ibunya. Ketika saya ajak ketemuan di sebuah kedai kopi di daerah UGM, perempuan yang bekerja sebagi karyawan provider jaringan seluler itu mengatakan semakin banyak tempat mengiklan, artinya semakin bagus.

“Jasa kos make. OLX make juga. Di grup Facebook make juga. Nantinya mau make Mami Kos juga.” Bunga mengatakan hubungan antara pemilik kos dan jasa info kos itu adalah simbiosis mutualisme. “Saling menguntungkan. Jadinya nggak perlu usaha lebih untuk nyari orang (penghuni kamar). Sudah dicarikan orang lain dan nanti dia dapat persenan juga.”

Ketika saya singgung perihal ada beberapa jasa info kos yang kadang menyusahkan penghuni seperti pada kasus Ana, Bunga menanggapinya dengan santai. “Itu tergantung jasanya. Kalau aku ya tinggal nyari orang terpercaya saja. Pilih-pilih gitu dulu lah.”

Menurut Bunga, kejadian seperti yang dialami Ana terkait jasa itu karena si pemilik kos tidak tinggal berdekatan dengan kos atau kontrakan tersebut, sehingga peluang untuk banyak pihak memainkan peran bisa besar. “

Kalau pemilik kos atau kontrakannya nggak tinggal dekat situ memang berpotensi kena jasa yang ribet kayak gitu,” terangnya.

“Kalau aku kan kebetulan tinggal di rumah yang disewakan juga. Jadi ya pasti langsung ketemu sama penghuni. Jasa info kos hanya berperan mencarikan penghuni saja.”

BACA JUGA Para Pecandu Coli dan Bagaimana Mereka Mencoba Berhenti dan liputan menarik lainnya di rubrik SUSUL.

Exit mobile version