Jatuh bangun usaha lunasi utang paylater dan pinjol
Biaya kuliah semester enam dan tujuh Halim sudah kembali bisa dipenuhi oleh orang tuanya. Namun, utang pinjolnya masih tersisa. Karena kuliah sembari bekerja bukan hal yang mudah, ia memilih jalan untuk bermain saham.
“Kadang main saham. Kalau modal 800, paling banyak profitnya itu 250. Kerjanya santai sambil nungguin aja. Aku belajarnya otodidak dari YouTube,” jelasnya.
Modalnya bermain saham ia peroleh dari meminjam. Keadaan pasca-pandemi lebih memudahkannya untuk mencari bantuan. Meski harus tertatih-tatih membayar angsuran pinjol hingga kini, Halim bersyukur karena kuliahnya bisa terselamatkan. “Untuk segala bentuk pembayaran, semoga kampus bisa lebih adaptif melihat kondisi ekonomi,” harap Halim memungkasi percakapan.
Putri memakai strategi yang berbeda. Ia perbanyak lembur kala sore hari ataupun masuk kerja ketika Sabtu dan Minggu. Sementara ini, untuk membayar tagihan paylater ia meminjam uang dari saudaranya.
“Jadi kerja sembari nyaur utang. Keluarga juga aku kasih tau karena takutnya tanya soal gajiku yang habis. Kaya ada trauma juga sebenernya,” ungkap Putri.
Dia sendiri adalah pegawai di sebuah perusahaan bergaji UMK Sleman. Ia adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Karena Sang Ayah telah tiada dan Ibu yang sudah tidak bekerja, ia dan kakak laki-lakinya menjadi tulang punggung keluarga.
Berdasarkan pengalaman buruknya ini, Putri berharap orang lain bisa lebih bijak. Menurutnya, penting untuk tidak langsung membuka telepon setelah bekerja dan berpergian. Akan lebih baik istirahat dulu dan rileks sehingga tidak tergesa-gesa seperti dirinya.
Di lain sisi, masih ada Anisa. Sebagai ibu rumah tangga, ia tidak memiliki banyak pilihan. Dirinya memang sempat bekerja, tetapi memilih keluar karena harus menjaga anaknya. Belum lama ini, ia sedang membuka usaha berjualan risol mayo yang dititipkan ke warung dan kantin sekolah. Ia berharap keuntungan usaha ini bisa membantu memenuhi kebutuhannya. Dengan begitu, menggunakan jasa pinjol ataupun paylater tidak lagi menjadi satu-satunya solusi.
“Makane ojo rabi sek. Mengurus anak itu sulit. Harus begadang, mandiin, mau makan aja kita nggak bisa. Mending dewe sumpah,” katanya pada saya.
Utang demi pacar tapi akhirnya putus juga
Avi yang dikejar-kejar tagihan banyak pinjol merasa butuh sandaran dan teman bercerita. Namun, ketika dibutuhkan, si pacar yang jadi sebab ia terjerat pinjol justru menghilang.
Ketika masa sulit itu, si pacar justru jadi sulit dihubungi. Setiap ditelepon justru dimatikan. Pacarnya mengaku sedang ada kesulitan dan nomor Avi justru sempat diblokir. “Ya memang bukan dia yang bikin masalah. Cuma dia ada andil juga kan,” kata Avi.
Avi bercerita jika akhirnya si pacar mengetahui persoalan pinjol ini. Pacarnya berkata akan membayar utangnya ketika sudah gajian. Namun, ketika tanggalnya sudah tiba, si pacar tak kunjung membayar dengan dalih belum gajian. Avi mulai mempertanyakan hubungan mereka.
Lelah dengan keadaan, Avi hanya memberikan pesan selamat tinggal pada pacarnya lalu balas memblokir kontak pacarnya itu. Dia ingin menjauhkan diri dari hal-hal yang tak membantunya menyelesaikan persoalan pinjol ini.
Masalah utangnya baru kelar ketika ia curhat dengan tetangga yang sudah dianggap layaknya saudara. Oleh tetangganya itu, ia dipinjami uang untuk membayar lunas seluruh utangnya.
Avi menjelaskan jika ia tak berani cerita kepada orang tuanya. Jika mereka sampai tahu, ia merasa sebagai anak yang durhaka. Skripsinya kala itu belum kelar dan dia justru membuat persoalan macam-macam.
“Tapi Ibuku akhirnya tahu. Ibuku curiga karena setiap kali keluar kamar aku engga pernah main HP,” kata Avi. Karena Avi tidak bercerita, Ibunya lalu bertanya pada tetangganya itu. Ketika mengetahui kebenarannya, ibunyalah yang melunasi utang Avi.
Menurut Avi, tetangganya membocorkan cerita ini karena memikirkan perasaan Ibunya. Sebagai seorang ibu juga, tetangganya kasian jika ibu Avi tidak mengetahui apapun. “Tapi waktu cerita, tetanggaku bilang biar aku jangan dimarahin karena tahu gimana perjuangan dan perasaan aku,” jelas Avi.
Tawaran solusi gagal bayar dari joki pinjol
Kasus gagal bayar pinjol mudah ditemukan di berbagai media sosial, seperti Facebook atau Twitter. Dengan memasukan kata kunci gagal bayar di Facebook, kita akan menemukan banyak grup terkait. Misal, Aksi Gagal Bayar Pinjol, Aksi dan Solusi Gagal Bayar Pinjol Ilegal dan Legal, sampai Aksi Gagal Bayar Pinjol 2022. Grup-grup ini memiliki puluhan ribu anggota.
Di antara Tweet dan status keluhan para korban, ada sosok-sosok yang akan berkomentar menawarkan bantuan. Mereka ini adalah joki pinjol. Saya sendiri berkesempatan untuk menghubungi salah satu admin joki pinjol di Twitter. Sebut saja namanya Citra. Ia menawarkan bantuan bagi mereka yang mengalami gagal bayar.
Perempuan berusia 25 tahun tersebut mengaku bisa mencarikan uang untuk membayar tagihan paylater ataupun pinjol. Uang ini didapatkan dari aplikasi pinjol semi-legal ataupun ilegal yang aman untuk tidak dibayar.
Menurut penjelasan Citra, pinjol terdiri dari tiga jenis, yakni legal, semi-legal, sampai ilegal. Untuk aplikasi yang legal dan berizin, peminjam wajib membayar karena adanya debt collector lapangan. Di sisi lain, datanya masuk ke Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang menjadi syarat jika seseorang ingin mengajukan kredit di bank.
Untuk aplikasi yang semi-legal, tidak masuk ke SLIK. Namun, beberapa pinjol memiliki debt collector lapangan. “Untuk area dan aplikasi tertentu ada yang riskan untuk di galbay (gagal bayar),” katanya.
Sedangkan untuk pinjol ilegal, aplikasinya tidak memiliki izin. Ini akan diikuti dengan bunga yang tinggi dan tenor yang pendek.
Citra sebagai joki pinjol akan mengarahkan pelanggannya untuk meminjam di aplikasi tertentu yang menurutnya aman, yakni yang tidak memiliki debt collector lapangan dan bisa tidak bayar. Ia sendiri juga menyiapkan strategi untuk menghadapi ancaman menyebarkan identitas yang seringkali digunakan para debt collector.
“Saya pasang badan dengan cara backup semua kontak di HP pribadi pelanggan dan di ganti dengan kontak palsu dari saya,” tuturnya.
Para pelanggannya ini tentu akan tetap mendapat berbagai ancaman untuk membayar utang. Namun, menurut Citra, ancaman-ancaman yang diberikan di beberapa pinjol hanyalah sebuah gertakan semata. Karena itu, selama proses penagihan dari debt collector ini dia bertugas menguatkan mental dari sang pelanggan. Menurutnya, ancaman ini akan berkurang dengan sendirinya.
Jasanya ini hanya bisa dipakai oleh seseorang yang memiliki utang di pinjol resmi dan pernah melakukan pembayaran sampai lunas sebelumnya. Tagihannya yang sekarang juga belum jatuh tempo. Mereka yang ingin memiliki uang, tetapi tidak punya utang tidak bisa menggunakan jasanya. Citra menjelaskan jika aplikasi pinjol yang digunakan menggunakan acuan data dari aplikasi yang legal, seperti Akulaku, Kredivo, atau Shopee.
“Ada pelanggan yang nggak jujur. Setelah cair dan diminta bayaran, dia kabur dan langsung nge-block semua akses aku,” ucap Citra menjelaskan pengalamannya dengan pelanggan. Untuk jasanya sendiri, ia akan mematok 30-40% dari dana yang cair.
*)Nama narasumber semua disamarkan demi kenyamanan yang bersangkutan.
Reporter: Delima Purnamasari
Editor: Agung Purwandono