Jatinangor Town Square Selamatkan Masa Depan Mahasiswa Unpad, WiFi Gratisnya Bantu Rampungkan Skripsi yang Mandek

Jatinangor Town Square Selamatkan Masa Depan Mahasiswa Unpad, WiFi Gratisnya Bantu Rampungkan Skripsi yang Mandek.MOJOK.CO

Ilustrasi Jatinangor Town Square Selamatkan Masa Depan Mahasiswa Unpad, WiFi Gratisnya Bantu Rampungkan Skripsi yang Mandek (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagi mahasiswa di Jawa Barat, Jatinangor Town Square adalah mal yang penuh dengan cerita. Bagi Andini (27) dan Febri (26), misalnya, dua mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) yang sangat terbantu dengan keberadaan WiFi gratis di mal yang akrab disebut Jatos itu. Mal ini membantu menyelesaikan skripsi dan menyelamatkan masa depan mereka.

Pertama kali beroperasi pada 2006, Jatos berada di lokasi yang amat strategis. Beralamat di Jalan Raya Jatinangor No. 150 Sumedang, Jawa Barat, bangunan ini dikepung oleh empat kampus besar di Jawa Barat. Antara lain Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), dan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin).

Karena diapit oleh banyak kampus, mayoritas pengunjung Jatos pun kalangan mahasiswa. Andini, yang berkuliah di Unpad pada 2015-2019, mengaku kalau Jatos “sudah ibarat rumah ketiganya di perantauan”.

“Kalau di perantauan mah, rumah pertama yang jelas itu kos dan yang kedua itu sekre ormawa,” kata mahasiswa asal Purwokerto ini. “Malah kalau kupikir-pikir, setengah lebih usiaku di Unpad itu habis di Jatos, sih, ketimbang kampus.”

Tempat mahasiswa tak berduit untuk tetap kelihatan elite

Selama kuliah di Unpad Jatinangor, Andini ngekos di kawasan Cikeruh, tak jauh dari Jatos. Sebagai mahasiswa penerima KIP Kuliah (dulu bernama Bidikmisi), tempat favorit buat nongkrong adalah Jatinangor Town Square.

Namun, jangan bayangkan kalau waktu Andini di sana dihabiskan buat shopping outfit mahal, nonton, atau ngopi di kafe. Di Jatos, aktvitas rutin Andini adalah WiFi-an.

“Jadi dulu di Jatos ada kedai donat gitu. Aku sekali aja sih nongkrong di sana, tapi password WiFi enggak pernah ganti. Jadi tiap ke mal lesehan aja deket kedainya sambil WiFian gratis,” kenang eks mahasiswa Unpad kepada Mojok. Biasanya, internet gratis ini Andini gunakan buat download film bajakan atau nugas.

Memang ada kalanya Andini dan teman-temannya ingin merasakan sensasi nge-mall yang sesungguhnya di Jatos. Dalam artian, beneran datang ke mal buat belanja, nonton, dan makan. Biasanya, momen itu hanya kejadian sekali selama satu semester, yakni saat uang bidikmisinya cair.

Andini juga mengaku, tak merasa aneh ataupun risih dengan kebiasaannya lesehan dan berburu WiFi gratis di Jatinangor Town Square. Sebab, yang melakukan hal tersebut tak cuma dia dan teman-temannya saja.

Menurutnya ada banyak mahasiswa sepertinya, yang tak berduit tapi ingin kelihatan elite. Salah satu caranya ya jalan-jalan ke Jatos sekadar buat ngadem.

“Ini sih bagiku memang mall-nya para mahasiswa miskin kayak aku sih,” kata Andini. “Aku juga ngamatin kok, tiap masa-masa bidikmisi cair Jatos keliahatan lebih ramai. Kelihatan kan yang ngeramaiin itu siapa saja,” sambungnya dengan tertawa.

Baca halaman selanjutnya…

Skripsi selesai berkat WiFi gratis di Jatos. Masa depan terselamatkan.

Skripsi selesai berkat WiFi Gratis Jatinangor Town Square

Pengalaman serupa juga dirasakan Febri (26), alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) angkatan 2016. Bagi Febri, Jatinangor Town Square adalah segalanya: tempat ngadem, tempat bertemu gebetan, bahkan tempat yang membuatnya bisa merampungkan skripsi.

Selain karena dekat dari kosnya, bagi Febri tak ada opsi lain untuk nongkrong mengingat Jatos adalah satu-satunya mal di Jatinangor. “Sebanarnya bisa nongkrong di kafe, tapi tetap pilih jatos karena bisa cuci mata,” ujarnya yang dihubungi Mojok Senin (24/6/2024) malam.

Sama seperti Andini, WiFi gratis di beberapa titik Jatos juga amat membantu Febri. Bahkan tak cuma buat keperluan hiburan, internet gratis itu juga ia pakai buat merampungkan skripsinya yang sempat mandeg karena pandemi Covid-19.

Febri bercerita, di semester akhir masa studinya, ia sempat kesulitan mencari tempat yang proper buat mengerjakan skripsi. Perpustakaan kampus, yang sempat jadi andalannya, tutup karena kampusnya menerapkan lockdown. Hal serupa juga terjadi di perpustakaan umum kota maupun kafe-kafe terdekat.

“Itu aku stres banget, karena mahasiswa bidikmisi cuma dapat beasiswa sampai semester 8. Kalau skripsi tak selesai, ya mau tak mau beasiswa dicabut,” kata perempuan asal Jawa Tengah yang kini bekerja kantoran di tempat asalnya itu.

Masa depan terselamatkan

Di tengah kecemasannya itu, beberapa teman kosnya menyarankan Febri buat mengerjakan skripsi di Jatinangor Town Square. Kata teman-temannya itu, mal itu masih buka–meski ada pembatasan pengunjung–dan di beberapa tempat ada WiFi gratis.

Karena pandemi, saat Febri memasuki Jatos, situasinya sangat sepi. Banyak booth tutup. Tapi ketika ia mencoba WiFi di beberapa titik yang direkomendasikan temannya, ternyata berhasil.

“Sepi, udah seperti perpustakaan,” kata Febri. “Hampir tiap hari aku ke sana. Pagi sampai sore ke Jatos kadang bawa bekal sendiri dari rumah cuma buat skripsian. Alhamdulillah skripsiku beres tepat waktu.”

Bagi mahasiswa Unpad ini, Jatinangor Town Square tak hanya menyelamatkan kuliahnya, tapi masa depannya. Sebab, karena lulus tepat waktu juga ia bisa cepat dapat kerjaan. Ia membayangkan, seandainya skripsinya kala itu tak kelar, mungkin nasibnya bisa jauh lebih buruk hari ini.

Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA Kenangan Moro Mall Purwokerto yang Dulu Bikin Orang Kabupaten Sekitar Rela Naik Bus Berjam-jam Demi Cari Hiburan

Ikuti artikel dan berita Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version