5 Etika saat Bayar dan Antre di Kasir Indomaret biar Tak Bikin Muak dan Risih Orang Lain

Meja kasir Indomaret jadi titik temu orang-orang menyebalkan MOJOK.CO

Ilustrasi - Meja kasir Indomaret jadi titik temu orang-orang menyebalkan. (Ega Fansuri/Mojok.co)

Setelah berkeliling dari satu rak ke rak lain. Dari satu pintu kulkas ke pintu kulkas lain. Maka, hanya ada satu titik yang harus dituju oleh para pelanggan Indomaret: meja kasir. Di sana mbak-mbak/mas-mas kasir sudah siap menunggu men-scan satu persatu barang belanjaan.

Namun, bagi beberapa orang, kasir Indomaret kerap menjadi titik menyebalkan. Apalagi ketika antreannya tengah mengular panjang. Mau bagaimana lagi. Indomaret bisa dibilang menjadi titik temu beragam jenis karakter manusia.

Mojok mencoba melakukan jajak pendapat kepada lima orang yang kerap resah dengan kelakuan orang-orang di antrean kasir Indomaret. Ada beberapa hal yang mereka sampaikan dan semoga diperhatikan oleh orang lain. Kira-kira begini:

#1 Sebelum ke kasir Indomaret, pastikan QRIS dalam kondisi siap

Sering kali, dari dua mesin kasir di Indomaret, hanya satu saja yang melayani transaksi pembayaran. Sialnya, ketika antrean terus menumpuk, orang yang berdiri paling depan tak kunjung beres melakukan pembayaran.

Pas ditilik, ternyata sosok di baris depan itu masih sibuk menunggu QRIS di ponselnya menyala hijau untuk kemudian muncul barcode pembayaran.

Karena tak kunjung menyala, orang itu harus login-logout aplikasi mobile banking-nya bolak-balik. Tak beres-beres. Sementara dia tidak pegang uang cash.

Ternyata tiga dari lima narasumber Mojok kerap menjumpai kasus semacam ini, loh. Itu ternyata membuat keduanya sebal. Sebab, gara-gara tak siap sedari awal, akhirnya membuat antrean menumpuk dan bikin lama.

Dua narasumber Mojok usul: Misalnya, setelah mengambil belanjaan, sebelum melipir ke meja kasir, akan lebih baik jika langsung membuka aplikasi mobile banking terlebih dulu. Pastikan QRIS benar-benar sudah siap digunakan. Sehingga setelah belanjaan ditotal, bisa langsung scan. Sisederhana itu sebenarnya.

#2 Ramai sendiri, bikin kesal dan risih!

Antrean di kasir Indomaret, apalagi jika sedang panjang, memang menjemukan. Bikin kaki pegal juga. Namun, bagi kelima narasumber Mojok, kejemuan itu tidak lantas membenarkan orang menciptakan kebisingan sendiri.

Begini, ketika giliran antrean tak kunjung tiba, ada saja orang yang bareng temannya gojekan sendiri. Tertawa terbahak bahkan sampai saling dorong. Bising lah.

Bagi mereka situasi itu mungkin terasa asyik untuk mengatasi kejemuan. Akan tetapi, bagaimana dengan orang-orang di belakangnya? Risih sekali sumpah.

Sialnya, kadang orang yang merasa risih tengah dalam kondisi malas ribut. Alhasil, hanya bisa berdecak sambil memendam rasa kesal di hati. Jadi kelaukan kayak begini memang harus dikurang-kurangi.

#3 Menggoda-genit ke mbak-mbak kasir Indomaret

Memang tidak sering. Tapi seorang mbak-mbak kasir Indomaret mengaku beberapa kali menerima godaan-godaan genit dari konsumen. Pemuda bengal ada. Bapak-bapak genit juga ada.

Saat meletakkan belanjaan di meja, lalu mbak-mbak kasir tengah sibuk melakukan scan, orang-orang genit itu melancarkan godaan-godaan mereka. Dari tanya nama, alamat rumah atau kos, bahkan sampai lancang meminta akun media sosial hingga nomor WhatsApp.

Mbak-mbak kasir Indomaret itu adalah satu dari lima narasumber Mojok. Kalau sudah begitu, biasanya dia hanya merespons dengan senyum kecil.

Hanya beberapa pertanyaan yang bakal dia jawab. Seperti nama dan alamat rumah (tentu tidak detail, hanya menyebut nama kecamatan). Selebihnya dia abaikan.

Kalau sedang capek-capeknya, dia juga kerap memilih tak menggubris. Kendati itu membuatnya kena dengusan kesal dari si penggoda.

“Alah sok cantik lu!”

“Sok jual mahal, anjir.”

“Aelah sombong amat!”

Paling begitu-begitu yang dia terima. Tapi peduli setan. Capeknya lagi adalah, SOP membuatnya tak punya kuasa mendamprat balik. Harus ramah ke penunjung. Jadi ketika si penggoda tadi beringsut dari meja, si kasir Indomaret itu hanya bisa mengucap “Terimakasih” dan mempersilakan antrean lain maju.

Dan ternyata, adegan ini juga kerap membuat kesal antrean di belakang. Karena kok bisa ada orang yang tak punya muka begitu di depan umum?

#4 Ibu-ibu yang kewalahan atasi anak rewel

Di mata saya—yang sudah 25 tahun ini—Indomaret selalu memompa hasrat belanja saya. Mau ini, mau itu. Banyak sekali. Apalagi di mata anak-anak.

Saya kerap menjumpai adegan seperti ini: Saat hendak masuk Indomaret, seorang ibu/bapak berbisik ke anak yang mereka gandeng, “Janji nanti cuma beli “A” aja ya. Jangan minta B, C, dan seterusnya.”

Dengan lugu si anak mengangguk cepat. Meyakinkan orangtuanya kalau dia bakal memegang janjinya.

Tapi janji itu papras sudah ketika dia melihat beragam jajanan bahkan mainan di rak-rak yang berderet di dalam. Alhasil, dari yang semula hanya dijanjikan membeli “Kinder Joy” misalnya, tiba-tiba merengek minta macam-macam.

Karena orangtua tak menuruti—sebab sesuai janji sebelum masuk tadi—si anak anak rewel bahkan tantrum. Sialnya, tantrum itu tak lekas usai hingga si ibu berdiri untuk membayar di kasir. Hal ini ternyata membuat risih kelima narasumber Mojok.

Apalagi jika si anak sampai glesot-glesot di lantai. Masalahnya, itu dibiarkan saja oleh si ibu. Si ibu cenderung menunggu si anak berhenti tantrum dengan sendirinya. Sementara di belakang banyak orang menunggu giliran maju.

Oleh karena itu, ada saran begini: Seharusnya orangtua sudah hafal tabiat anak kecil. Alih-alih memintanya berjanji, akan lebih baik jika si anak tak diajak ke Indomaret.

Jika begitu, orangtua punya keleluasaan dalam membelikan jajan. Satu atau dua jenis dipilih, selesai, bawa pulang. Tanpa ada potensi kerewelan karena tergoda macam-macam yang kerap membuat orangtua—lebih-lebih ibu-ibu—kewalahan.

#5 Lirikan maut emak-emak, bikin pembayaran tersendat

Tak banyak yang mengalami ini. Hanya dua saja dari lima narasumber Mojok.

Gambaran situasinya: Ada emak-emak yang belanja kebutuhan pokok. Lalu ketika belanjaan sedang ditotal di kasir Indomaret dan mendekati selesai, eh dia meminta si kasir menahan antrean sejenak. Si emak-emak lalu melipir ke suatu rak, mengambil belanjaan baru.

Ternyata, sepanjang kasir Indomaret men-scan belanjaan tadi, mata emak-emak itu sibuk melirik sana-sini. Tak ayal jika dia tergoda untuk menambah belanjaan. Entah karena memang luput atau karena kepincut diskon.

Situasi ini membuat kesal karena memaksa antrean tersendat. Apalagi jika jarak antara si emak-emak pergi mengambil belanjaan lain ke kembali ke meja kasir agak lama. Jelas menyebalkan sekali.

Karena seharusnya bisa, loh, sebelum ke meja kasir, dicek dulu lah apa yang kurang. Kalau mau cari diskon, ya cari-cari dulu lah. Tidak akan ada yang protes kok kalau terkesan mondar-mandir. Yang penting bener-bener sudah tuntas saja belanjaannya. Justru bakal diprotes kalau mondar-mandirnya baru pas bayar.

Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Ahmad Effendi

BACA JUGA: Baru Pertama Kali ke Indomaret: Cuma Bisa Nahan Ngiler, Kelihatan Katrok karena Ucapan “Selamat Datang, Selamat Belanja” atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

 

 

 

 

Exit mobile version