Hal yang membuat mereka cinta PSHT
Setelah melewati proses panjang, Faris mengaku kecintaannya terhadap perguruan ini makin dalam. Salah satunya timbul karena solidaritas dan kekeluargaan sesama warga.
PSHT resmi berdiri pada 1922 di Madiun. Seperti namanya, persaudaraan begitu kental di antara anggota. Solidaritas itu juga yang dirasakan Aufa setelah resmi menjadi warga. Hal yang membuatnya mantap untuk terus berkhidmat di perguruan setelah resmi menjadi menjalani prosesi “wisuda” pada 2015.
“Saya sampai pernah berpikir, kalau nggak ikut PSHT ini jadi seperti apa ya hidup saya,” kata Aufa, mengingat ia bisa banyak menorehkan prestasi di kejuaraan daerah saat masa SMP-SMA dulu.
Persaudaraan di PSHT baginya kuat dan tidak mengenal usia. Sebagai warga yang masih tergolong muda ia juga merasa dihargai lantaran sudah menempuh proses panjang untuk menjadi pendekar. Selain itu, pelatih kerap menyambanginya ke rumah untuk menjalin silaturahmi dengan keluarga.
Jalinan persaudaraan itu menurutnya juga memupuk kepercayaan dalam diri. Ia mengaku menjadi lebih percaya diri untuk berkompetisi karena dukungan rekan seperguruan. Meskipun Jogja bukan tempat mayoritas mereka berada, ia merasakan kehangatan.
“Setelah wisuda dan jadi warga, saya lebih percaya diri dan bisa juara. Dulu, kejuaraan kalah terus,” celetuknya.
Menjadi warga sekaligus pendekar, baik Aufa maupun Faris mendapat amanah untuk turut melatih para siswa. Selain itu, pelatih juga berpesan kepada mereka supaya bisa menemukan generasi baru. Mendampingi calon-calon warga mendapat sabuk putih mori penanda sah menjadi bagian dari keluarga.
Hal itu coba Aufa jalankan dengan maksimal. Namun, belum sampai mengajak secara langsung, keluarganya malah sudah berbondong-bondong ikut perguruan. Bapaknya menyusul pertama hingga resmi menjadi warga pada 2017. Berlanjut ibu dan adiknya pada 2021 lalu.
“Itu lucunya. Dulu saya sempat dilarang karena suka pulang malam. Malah mereka gabung setelah saya,” kenangnya terbahak.
“Mungkin ya mereka melihat ada perubahan dari diri saya. Jadi lebih mandiri dan sopan terhadap orang tua,” sambungnya.
Tetap bertahan di tengah konflik
Menjadi pendekar dan bagian dari keluarga PSHT sudah menjadi jalan yang Aufa dan Faris pilih. Meski mereka tahu di luar sana banyak warga yang terlibat pertikaian. Baik antar perguruan beladiri hingga dengan kelompok massa tertentu.
Kabar-kabar semacam itu sudah Aufa dengar beberapa kali selama aktif di persaudaraan ini. Di Jawa Timur, PSHT punya konflik panjang dengan perguruan Setia Hati Winongo. Pernah juga bertikai dengan IKSPI Kera Sakti dan Pagar Nusa.
“Pasti selalu didasari kesalahpahaman,” ujarnya.
Menurutnya tak pernah ada ajaran untuk saling bentrok di PSHT. Namun sebagai organisasi besar, jika ada yang mengusik, pasti banyak yang anggota yang ikut tersulut.
Faris juga berpendapat serupa. Baginya, sulit untuk menyatukan ribuan kepala dengan beragam latarbelakang di tubuh perguruan. Satu hal yang jelas, ia mengaku tidak pernah mendapat ajakan untuk turun ke jalan jika ada anggota yang tersakiti.
Sebagaimana saat konflik di Jogja, keduanya memilih menghindar. Momen itu merupakan pertama kalinya, mereka menyaksikan pertikaian besar yang membawa persaudaraannya terjadi di Jogja.
Aufa mengaku hal yang paling membuatnya terpukul adalah proses latihan calon warga PSHT yang harus berhenti sampai waktu yang belum ia ketahui. Hal itu lantaran tempat yang biasa mereka gunakan, untuk sementara melarang kegiatan perguruan.
“Latihannya di semacam gedung serbaguna. Ada larangan jadi sementara latihan kami off dulu. Entah sampai kapan,” ungkapnya.
Padahal menurutnya bebeberapa tahun belakangan peminat PSHT mengalami peningkatan. Aufa masih ingat, pada 2013, rekan satu angkatannya di rayon hanya sebelas orang. Generasi beberapa tahun terakhir sudah bisa mencapai lima puluh orang per angkatan.
Mereka hanya bisa berharap konflik semacam ini tidak terjadi lagi. Sehingga anak-anak muda yang ingin belajar pencak silat, lewat perguruan apa pun tidak terhalang lagi.
Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Tantangan Terbuka Untuk Perguruan Pencak Silat PSHT
Cek berita dan artikel lainnya di Google News