Ibu saya sedang dalam perjalanan pulang pabrik saat tiba-tiba motor matic yang ia kendarai mati begitu saja. Padahal sebelumnya ia barus saja mengisi bahan bakar Pertalite. Berkali-kali ia mencoba menyalakannya kembali. Hanya bunyi ‘brebet-brebet’, tapi si motor tetap ogah jalan.
Ia sampai minta bantuan beberapa orang yang melintasinya di pinggiran jalanan Pantura Lasem-Rembang. Tak satu pun ada yang bisa mengupayakan motor ibu nyala kembali. Bahkan sekalipun sudah pakai “starter engkol”.
Alhasil, dengan terpaksa, ia menelepon saudara untuk men-step motor tersebut. “Bisa jadi karena kena hujan terus ya,” duga Ibu. “Karena ganti oli sudah, servis sudah. Aki (accu) juga belum lawas.” Peristiwa itu terjadi dua hari sebelum ramai-ramai peristiwa motor matic brebet massal di Jawa Timur.
Motor matic brebet, bengkel kerja keras
Kebetulan sekali Senin (27/8/2025) lalu saya pulang ke Rembang untuk keperluan tugas liputan di area Pati-Rembang-Kudus.
Mendengar cerita Ibu, saya lantas mencoba membawanya ke bengkel langganan. Agak repot memang untuk membawanya ke bengkel.
Pertama, motor ini susah sekali dinyalakan. Kedua, setelah berhasil nyala, gas jangan sampai dilepas. Dilepas sedikit saja, maka akan mati lagi.
Saya membawanya menyisir jalan raya Pantura denga nagak was-was. Pasalnya, sepanjang jalan gasnya nyendat-nyendat. Berpotensi mati mendadak. Suara “brebet-brebet”-nya pun amat mengganggu.
Bukan hanya saya saja yang kerepotan. Setiba di bengkel, ada beberapa motor yang ternyata mengalami hal serupa. Si tukang bengkel sampai geleng-geleng karena hari itu harus memperbaiki beberapa motor dengan kasus serupa. Hanya memang, saat itu rata-rata menduga karena sering diguyur hujan.
Sampai akhirnya mencuat pemberitaan kalau di Jawa Timur sedang ada fenomena motor matic brebet massal. Dugaannya adalah karena kualitas buruk BBM Pertalite.
BBM kotor sumbat injektor, motor matic brebet hingga mati total
Ilyas Sofana, dosen sekaligus Sekretaris Program Studi Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) menjelaskan, motor brebet sering kali berakar dari kualitas bahan bakar yang rendah. BBM dengan kualitas buruk membuat proses pembakaran tidak berjalan sempurna.
“Sebelum masuk ruang bakar, BBM yang kotor dapat menyumbat injektor akibat inkonsistensi densitas dan viskositas karena adanya molekul pengotor. Akibatnya, aliran bahan bakar tersendat dan muncullah gejala brebet,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/10/25)
Selain itu, kata Ilyas, proses pembakaran yang tidak sempurna juga bisa menimbulkan endapan pada elektroda busi yang mengganggu percikan api. “Busi adalah pemantik utama api. Jika tertutup deposit hasil pembakaran, motor bisa makin brebet,” jelas Ilyas.
Bahan bakar bukan faktor tunggal motor jadi brebet
Lebih lanjut, Ilyas menjelaskan bahwa bakar bukan satu-satunya faktor penyebab motor brebet. Sistem pengapian pun juga berpengaruh karena saling berkaitan.
“Keduanya saling berhubungan. Sistem pengapian yang abnormal bisa disebabkan oleh bahan bakar yang tidak sesuai standar. Jika BBM yang digunakan sesuai manual book kendaraan, keausan komponen pengapian bisa diminimalkan,” ujarnya.
Oleh karena itu, memperhatikan angka Research Octane Number (RON) menjadi langkah yang amat penting. RON tinggi memang bisa mencegah knocking, tapi bukan berarti semakin tinggi semakin baik.
“Kalau di manual book tertulis RON 90, jangan dipaksa pakai RON 92. RON yang terlalu tinggi bisa membuat pembakaran tidak sempurna, menimbulkan jelaga karbon dan deposit pada busi, bahkan meningkatkan emisi gas buang,” terang Ilyas.
Deteksi penyebab
Ada beberapa langkah untuk mendeteksi penyebab motor brebet. Pertama, dengarkan apakah brebet terjadi saat motor diam (idle) atau saat digas. Pada motor injeksi, pemeriksaan bisa dilakukan dengan scan tools untuk membaca kode kerusakan.
Sementara untuk motor karburator, pengecekan dilakukan secara manual pada busi, filter bensin, dan saluran bahan bakar.
“Setelah semua normal, bisa coba ganti BBM dengan kualitas lebih baik. Bisa dengan RON lebih tinggi atau tetap sama tapi beda merek,” beber Ilyas.
Jika gejala brebet muncul setelah isi BBM, langkah awal yang disarankan adalah menguras tangki.“Sambil periksa apakah ada air atau kotoran. Kalau belum membaik, baru ganti filter bensin dan lakukan uji jalan,” tutur Ilyas.
Apa kata Bahlil dan Pertamina?
Fenomena motor brebet diduga usai isi BBM Pertalite ini sudah sampai di telinga Menteri ESD, Bahlil Lahadalia dan Pertamina. Lantas, apa kata mereka?
Editor: Ahmad Effendi
