Dusun Mekar Agung, Desa Kebonagung, Pekalongan, bak dianaktirikan. Bertahun-tahun jalan rusak sampai menyerupai dasar sungai, tapi Pemerintah Desa malah cuek-cuek saja. Padahal dusun tersebut hanya 500 meter saja dari Kantor Kepala Desa dan terhitung sebagai salah satu dusun yang berada di jantung kota Pekalongan, Jawa Tengah.
***
Pada Juni 2024 lalu, sebenarnya sudah viral aksi warga Mekar Agung, Pekalongan—khususnya RT 002/RW 008—yang mengecor sendiri jalan di dusun mereka.
Warga gotong royong menggunakan dana swadaya karena Pemerintah Desa (Pemdes) Kebonagung disebut seolah cuek dengan aduan warga. Jalan yang sudah rusak dan makin parah hanya ditambal dengan janji-janji palsu oleh Kepala Desa (Kades) Kebonagung, Pekalongan.
Sudah hampir sebulan lewat, ternyata belum ada respons konkret juga dari pihak Pemdes. Alhasil, warga Mekar Agung melanjutkan proses pengecoran jalan yang belum lama ini juga viral di media sosial dan menuai ratusan komentar.
“Masalahnya sudah kayak kali sat (dasar sungai kering), Mas. Parah banget. Kalau hujan menggenang, kendaraan lewat ya gangsur-gangsur,” ujar Faiz (24) salah satu warga Mekar Agung RT 002/RW 008 yang juga terlibat dalam aksi cor jalan kepada Mojok, Senin (22/7/2024) pagi WIB.
Warga Mekar Agung Pekalongan bertahun-tahun nelangsa dengan jalan rusak
Kondisi jalan tersebut, kata Faiz, sebenarnya sudah bertahun-tahun terabaikan oleh pandangan mata Pemdes Kebonagung. Alhasil, seiring waktu semakin rusak dan semakin parah.
Sepengakuan Faiz, sekitar 10 tahun lalu sebenarnya memang sempat ada pengaspalan di sana. Tapi kini rasanya seperti alot sekali untuk meminta Pemdes menyisihkan dana desa untuk pengaspalan/pengecoran lagi.
Faiz sendiri sempat meninggalkan Mekar Agung, Pekalongan, dengan durasi cukup lama untuk kuliah di Jogja. Saat berangkat ke Jogja sekitar 2019 silam, kondisi jalan di sana sudah terbilang rusak. Saat ia kembali dan menetap di Pekalongan belum lama ini, lah kok ternyata masih sama saja, malah makin parah.
“Sekitar lima tahun lalu (2019), warga sudah mengeluhkan dan mengadukan ke Pemdes. Ini gimana, kok nggak diperbaiki. Padahal setahuku dana desa itu Rp1 Miliar per tahun,” dengus Faiz.
Warga Mekar Agung Pekalongan muak dengan jani-janji palsu
Dari obrolan dengan warga desa lain, sejak 2019 itu pula Kades Kebonagung, Pekalongan, semaya (janji) akan melakukan perbaikan jalan di Mekar Agung. Terkhusus di RT 002/RW 008.
Namun, semakin ditunggu justru semakin tidak jelas. Warga pun muak. Akhirnya, warga gotong royong swadaya untuk memperbaiki jalan rusak sendiri tanpa meminta dana sepeserpun dari Pemdes.
Untuk menekankan hal tersebut, warga sampai membentangkan banner bertuliskan “PENGECORAN JALAN INI SEPENUHNYA ATAS DANA SWADAYA WARGA TANPA MENGGUNAKAN DANA DESA”. Aksi dan banner tersebut tentu juga untuk menyindir abainya Pemdes setempat.
“Warga sudah muak jadi bangun sendiri. iuran itu sebanyak 141 KK (Kartu Keluarga). Terkumpul sekitar Rp166 juta atau Rp168 jutaan lah,” terang Faiz.
“Pengecoran berlangsung dua tahap. Tahap 1 Juni 2024 lalu, terus tahap 2 bulan Juli 2024 ini. Dengan target yang dicor panjangnya 250 m, lebar 4 m, terus tinggi sekitar 5 cm-an,” sambung pemuda Pekalongan itu.
Calon destinasi wisata kok jalannya rusak
Faiz mengaku sempat berbincang dengan Ketua RT 002 Mekar Agung. Katanya, di Kebonagung sebenarnya memiliki beberapa program pembangunan dari jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
Jangka pendeknya untuk pembangunan yang bersifat urgen dan butuh penanganan segera. Pembangunan atau perbaikan jalan masuk dalam jangka ini. Kemudian jangka menengah meliputi pembangunan taman-taman desa, masjid, dan fasilitas publik sejenis. Lalu jangka panjangnya yakni pembangunan dengan proyeksi wisata.
Bagi Faiz, tentu jangan muluk-muluk ke proyeksi wisata kalau sevital jalan rusak saja ogah menangani.
“Yang warga sayangkan, jarak Mekar Agung ke Kantor Kepala Desa itu cuma 500 m. Terus dari Pusat Pemerintah Kabupaten Pekalongan cuma 2 km. Tapi kok nggak diperhatikan,” keluh Faiz.
Cuma dapat apresiasi, tetap bangun pakai dana sendiri
Faiz menyebut, viralnya aksi warga Mekar Agung memang terdengar hingga ke Pemdes Kebonagung bahkan Pemkab Pekalongan. Namun seingatnya, warga hanya mendapat apresiasi.
Usut punya usut, apresiasi tersebut ternyata datang dari pihak Pemkab Pekalongan.
Yulian Akbar selaku Sekda Pemkab Pekalongan mengaku bangga karena warga punya inisiatif untuk gotong royong membangun desanya. Akan tetapi untuk persoalan perbaikan jalan, ia menegaskan kalau itu menjadi tanggung jawab Pemdes.
“Karena jalan itu kan sudah ada kewenangannya masing-masing. Jalan desa berarti kewenangannya desa, jalan kabupaten ya kewenangan kabupaten,” jelas Yulian pada Senin, (24/6/2024) lalu seperti Mojok kutip dari Detik.
Tapi Yulian menekankan, kalau jalan memang harusnya menjadi prioritas Pemdes Kebonagung.
Sementara dari pihak Pemdes Kebonagung, Sutarjo selaku Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Desa Kebonagung menyebut kalau jalan yang warga minta untuk dicor pada dasarnya adalah jalan pribadi. Sehingga Pemdes tidak bisa mengalokasikan dana desa untuk proyek tersebut.
“Kita bukan mengabaikan, tapi memang jalan yang dicor sekali lagi tidak bisa memakai dana desa untuk perbaikan (karena jalan pribadi),” tegas Sutarjo Senin, (24/6/2024) mengutip Kompas.
Membantah pernyataan pihak Pemdes
Saya lalu mencoba mengonfirmasi lagi pada salah satu warga Mekar Agung sekaligus salah satu panitia pengecoran, Totok.
Totok membenarkan bahwa untuk tahap 1, jalan dicor memang masuk jalan pribadi karena berada di area perumahan. Namun untuk tahap 2, katanya, sudah masuk jalan dusun sehingga memang perlu dana dari desa.
“Yang tahap 2 itu bukan jalan pribadi, bisa dipastikan itu. Dan juga bukan jalan perumahan karena statusnya sudah menjadi jalan dukuh (dusun), bukan lagi perumahan,” jelas Totok, Senin (22/7/2024) pagi WIB.
Atas hal tersebut, Totok dan segenap warga Mekar Agung RT 002/RW 008 menyayangkan kenapa Pemdes Kebonagung cenderung mengabaikan dan malah cari-cari alasan untuk tidak menyisihkan dana untuk perbaikan jalan.
Penulis: Muchamad Aly Reza
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA: Sukolilo Pati yang Dicap Kampung Maling dan Kriminal Kini Jadi Desa Wisata, Apa yang Ditawarkan?
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.