Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas Kesehatan

Program Bangga Kencana dan Upaya Menekan Angka Stunting di DIY

Kenia Intan oleh Kenia Intan
29 Juli 2023
A A
stunting wirobrajan jogja diy mojok.co

Ilustrasi Mengintip Kesuksesan "Segoro Bening", Inisiatif Gotong Royong Warga Wirobrajan Jogja untuk Mengatasi Stunting (Mojok.co)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO –  Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Komisi IX DPR RI tengah gencar melakukan sosialisasi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Program Bangga Kencana. Harapannya, sosialisasi itu bisa menekan angka stunting di Indonesia, termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Prevalensi stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebenarnya tergolong rendah. Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 sebesar 17,3 persen. Angka ini menjadikan DIY di posisi ketiga sebagai daerah dengan prevalensi stunting  terendah se-Indonesia setelah Bali (10,9 persen) dan DKI Jakarta (16,8 persen).

Akan tetapi, sosialisasi menekan angka stunting tetap diperlukan demi mencapai target stunting 2024 di angka 14 persen. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo sebelumnya sempat mengungkapkan, penurunan stunting sangat penting demi mewujudkan komitmen pemerintah mewujudkan Generasi Emas 2045. 

Dalam sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana yang digelar di Kelurahan Sinduadi, Kamis (27/7/2023) diungkapkan beberapa hal yang bisa dilakukan demi menekan angka stunting di DIY. Pasalnya, beberapa wilayah di Yogyakarta mengalami kasus yang unik. 

Di Sleman misalnya, 95 persen anak yang stunting  bukan dari keluarga miskin. Hal itu bisa jadi karena pola makan dan pola asuh yang tidak sesuai. Agar program penurunan stunting di daerah itu bisa tepat sasaran, Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman, Wildan Solichin akan melibatkan pendamping keluarga dan berbagai stakeholder. 

Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Pusat, Sukaryo Teguh Santoso menambahkan, mewujudkan keluarga yang berkualitas memang menjadi pekerjaan rumah BKKBN. Asal tahu saja, BKKBN memiliki dua tugas utama yaitu pengendalian penduduk dan membangun keluarga berkualitas. Saat ini upaya pengendalian penduduk bisa dikatakan berhasil karena rata-rata setiap keluarga memiliki dua anak. 

Melihat pentingnya membangun keluarga yang berkualitas, BKKBN kian gencar melakukan sosialisasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana alias Bangga Kencana. 

Langkah efektif menekan stunting

Stunting terjadi akibat anak kekurangan gizi. Intervensi yang paling efektif dilakukan adalah 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), yang dimulai saat konsepsi hingga anak usia dua tahun. Itu mengapa ASI penting diberikan kepada bayi berusia 0-6 bulan. Kepala Perwakilan BKKBN  DIY, Andi Ritamariani, menyebut ASI adalah makanan yang paling cocok bahkan paling lengkap untuk bayi usia 0-6 bulan. 

Setelah berusia lebih dari 6 bulan, bayi dapat diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Namun, bukan berarti ASI tidak diberikan lagi, hingga bayi berusia dua tahun, bayi masih memerlukan ASI. 

“Kalau bayi usia 0-6 bulan dikasih air putih, atau dikasih yang lain selain ASI justru malah meracuni. Sehingga pemberian ASI ini harapannya berkesinambungan sampai dua tahun,” jelas dia. 

 Gizi yang lengkap penting bagi bayi itu penting karena sampai usia dua tahun perkembangan otak anak mencapai 70-80 persen, setelahnya 20 persen. Jadi, perkembangan bayi sampai usia dua tahun jangan sampai  disepelekan. Ia juga mengingatkan agar masyarakat tetap melakukan KB. Tujuannya, agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat, idealnya jeda 3-5 tahun.

Anggota Komisi IX DPR RI Sukamto menambahkan, peran suami dalam mendampingi istri yang sedang hamil sangat penting. Para suami diminta untuk menjaga istri yang sedang hamil tidak stress. Sebab ketika ibu hamil mengalami stress akan berdampak pada tumbuh kembang janin yang dikandung. 

Di samping itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menormalisasi pernikahan dini. Sebab organ reproduksi belum tumbuh maksimal, dan akan menyebabkan bayi lahir stunting. 

Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 4 Rumah Sakit Indonesia Masuk Jajaran Global Top 250 Hospitals, Ada yang dari Jogja

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Terakhir diperbarui pada 29 Juli 2023 oleh

Tags: BKKBNBKKBN DIYPemilu 2024stunting
Kenia Intan

Kenia Intan

Content Writer Mojok.co

Artikel Terkait

Seorang bapak di Semarang tak tega lihat anak stunting, hindari isu fatherless. MOJOK.CO
Ragam

Awalnya Tak Tega Lihat Anak Sakit hingga Dampingi Istri ke Puskesmas, Lalu Sadar Pentingnya Peran Seorang Bapak

7 November 2025
Seorang ibu di Puskesmas Sekaran, Semarang periksakan anak stunting. MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Periksakan Anak ke Puskesmas di Kota Semarang karena Masalah Stunting: Mulanya Khawatir, Lalu Sadar Telah Ambil Keputusan Tepat

3 November 2025
Langkah Semarang turunkan angka stunting. MOJOK.CO
Liputan

Rahasia Sukses Semarang untuk Menggenjot Masalah Stunting hingga Jadi Peringkat ke-2 Terendah di Jawa Tengah

28 Oktober 2025
Pemkot Semarang cegah stunting. MOJOK.CO
Kilas

Mengenal “Keluarga Cemara” Kota Semarang, Inovasi Tuntaskan Stunting

11 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Menanti kabar dari keluarga, korban bencana banjir dan longsor di Sumatera. MOJOK.CO

‘Kami Sedih dan Waswas, Mereka seperti Tinggal di Kota Mati’ – Kata Keluarga Korban Bencana di Sumatera

1 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
Gowes Ke-Bike-An Maybank Indonesia Mojok.co

Maybank Indonesia Perkuat Komitmen Keberlanjutan Lewat Program Gowes Ke-BIKE-an

29 November 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.