Pakar Politik UGM: Peluang AHY Jadi Cawapres Masih Ada

ahy calon cawapres mojok.co

AHY saat jadi pembicara di Fispol UGM (Yvesta Ayu/Mojok.co)

MOJOK.COKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) resmi menarik partainya dari Koalisi Perubahan. Keputusan ini hanya dua hari setelah deklarasi resmi Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai cawapres Anies Baswedan di Surabaya.

Pakar politik UGM Arga Pribadi Imawan menyebut, meski kini masih berstatus “jomblo”, peluang AHY untuk menjadi cawapres masih terbuka lebar. Hal ini disebabkan oleh dua faktor.

Pertama, kata Arga, adalah faktor sosok AHY yang memang sejak awal sudah masuk bursa kandidat kuat cawapres untuk Pemilu 2024.

“Kalau kita menyimak hasil survei sebelum pengumuman Anies-Imin, pasangan Anies-AHY punya elektabilitas sampai 19 persen. Menurut saya angka ini tidak sedikit, dan juga didongkrak oleh elektabilitas AHY yang cukup favoritable di kalangan anak muda saat ini, bahkan generasi boomer,” jelasnya kepada Mojok, Rabu (6/9/2023).

Ini terbukti, sejak Januari hingga Agustus 2023, elektabilitas AHY sebagai cawapres memang terus alami peningkatan. Litbang Kompas mencatat, pada Januari 2023 lalu elektabilitas AHY berada di angka 3,7 persen. Kemudian naik ke 4,1 persen di bulan Mei, dan naik lagi pada Agustus lalu dengan 5,1 persen.

“Sementara faktor kedua adalah kekuatan Partai Demokrat itu sendiri yang elektablitasnya juga cukup tinggi dan selalu jadi pertimbangan tiap pemilu,” lanjutnya.

Poros baru AHY

Lebih lanjut, Arga juga menyebut bahwa masih ada kemungkinan bagi AHY untuk bikin poros baru. Meskipun, kemungkinan tersebut sangat sulit dan peluangnya amat kecil.

“Kalau saya lihat, akan sulit untuk membuat boros baru karena saat ini kita sudah dihadapkan kepada tiga bacapres,” jelasnya. Tiga bacapres yang Arga maksud antara lain Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Menurutnya, atas pertimbangan waktu yang cukup pendek untuk memobilisasi dukungan, sulit bagi AHY dan Partai Demokrat untuk bikin poros anyar. Kemungkinan paling besar adalah merapat ke salah satu koalisi.

“Tapi mau bagaimana pun semua masih mungkin terjadi, misalnya, ada kejutan serupa dengan apa yang terjadi dengan situasi Anies dan Cak Imin. Tapi sejauh ini kemungkinannya [bikin poros baru] masih cukup kecil,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA 5 Poin Pidato AHY, Ajak Kadernya untuk Move On
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Exit mobile version