MOJOK.CO – Melihat potensi kemenangan pasangan capres-cawapres melalui survei elektabilitas sudah jadi hal yang mainstream. Nah, menerka nasib mereka melalui weton, ini yang jadi hal menarik.
Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), weton sendiri artinya sebagai hari lahir seseorang dengan pasaran Jawanya, yakni Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Ia berasal dari Bahasa Jawa, wetu, yang berarti “keluar” atau “lahir”.
Sementara arti lebih lanjut dari weton adalah gabungan, penyatuan, atau penjumlahan antara tujuh hari dalam seminggu dan lima hari pasaran saat bayi lahir ke dunia.
Lantas, bagaimana cara menghitung weton seseorang?
Cara hitung weton
Dalam tradisi Jawa, tata cara penghitungan weton adalah dengan menjumlahkan weton masing-masing calon mempelai, sehingga menemukan angka yang memiliki makna tersendiri.
Begitupun untuk melihat kecocokan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang baru mendeklarasikan diri akhir Agustus lalu. Kita cukup menghitung masing-masing weton dan menjumlahkannya.
Adapun, angka dalam weton ada dalam penjelasan berikut ini:
Neptu Dina (Hari)
- Ahad : 5
- Senin : 4
- Selasa : 3
- Rabu : 7
- Kamis : 8
- Jumat : 6
- Sabtu : 9
Neptu Pasaran
- Kliwon : 8
- Legi : 5
- Pahing : 9
- Pon : 7
- Wage : 4
Cara menghitung weton dengan menjumlahkan masing-masing hari kelahiran dari kedua calon mempelai. Misalnya, mempelai laki-laki lahir pada hari Minggu Kliwon, maka laki-laki tersebut memiliki angka 5 + 8 = 13. Sedangkan mempelai perempuan lahir, misalnya, pada hari Senin pasaran Pahing, maka perempuan tersebut memiliki angka 4 + 9 = 13.
Kedua angka tersebut kemudian dijumlahkan menjadi satu, 13 + 13 = 26. Dari hasil penjumlahan tersebut kemudian dapat diketahui makna dari ramalan angka yang dihasilkan. Dari angka 1-36, punya maknanya sendiri-sendiri.
Hasil hitung weton Anies-Imin
Anies Baswedan lahir pada 7 Mei 1969 yang dalam kalender Jawa berarti Rabu Kliwon, 20 Sapar 1901. Oleh karena lahir di Rabu Kliwon, Anies punya neptu 7 + 8 = (15).
Sementara Cak Imin, lahir pada 24 September 1966 yang dalam kalender Jawa berarti Sabtu Wage, 9 Jumadilakhir 1898. Dengan demikian, Cak Imin punya neptu 9 + 4 = (13).
Jika dijumlahkan, neptu pasangan capres-cawapres ini berarti 15 + 13 = 28. Lantas, apa maknanya?
Mengutip “Analisis Bentuk dan Makna Perhitungan Weton Pada Tradisi Pernikahan Adat Jawa Masyarakat Desa Ngingit Tumpang” dalam Jurnal FIB Universitas Brawijaya, angka 28 menunjukkan makna “tapa”.
Tapa sendiri punya makna simbolik bahwa “kehidupan awal rumah tangga yang dibina akan menemui banyak masalah. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu dan selama pasangan tersebut bisa bertahan maka rumah tangganya akan berjalan baik-baik saja dan harmonis”.
Banyak masalah di awal
Seperti yang kita tahu, pada awal pencapresannya, Anies memang mengalami banyak masalah. Pun, ia sendiri mengakui bahwa ada banyak yang berusaha menjegalnya untuk ikut pilpres. Bahkan, “perkawinannya” dengan Cak Imin juga banyak yang mengklaim sebagai “perjudian politik”.
Selain itu, makna tapa juga memberi gambaran bahwa “masalah yang dihadapi oleh pasangan ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ekonomi”. Sudah jadi rahasia umum, toh, kalau Anies Baswedan merupakan capres dengan harta kekayaan terendah?
Jika digabung dengan Cak Imin pun, harta kekayaannya masih kalah dengan pasangan capres-cawapres lain. Dengan itungan-itungan, hartawan seperti Erick Thohir ataupun Sandiaga Uno bakal jadi cawapres Ganjar dan Prabowo.
Bisa cerai di tengah jalan
Filosofi tapa juga menyebutkan bahwa bagi pasangan yang tidak mampu untuk melewati permasalahan di awal-awal masa pernikahan tadi, akan cerai. Maka, pasangan yang perhitungannya jatuh pada tapa pun harus pintar menyikapi permasalahan yang terjadi di dalam rumah tangganya. Jika mereka bisa melewati maasalahnya, maka hubungannya akan bahagia.
Jadi, kalian bakal lebih percaya survei elektabilitas (yang kata Cak Imin adalah titipan), weton, atau janji capres, nih?
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono
BACA JUGA Akademisi UGM Jelaskan Weton dari Kacamata Sains