Ganjar dan Cak Imin Bertemu, Pengamat: September Jadi Momentum

pertemuan ganjar pranowo dan cak imin mojok.co

Pertemuan Ganjar Pranowo dan Cak Imin (IG @ganjar_pranowo)

MOJOK.COGanjar Pranowo dan Cak Imin mendadak bertemu. Pengamat UGM bilang daya tawar Cak Imin sebagai cawapres masih kuat. 

Pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Arga Pribadi Imawan mengomentari pertemuan antara bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Pertemuan ini terjadi secara tiba-tiba di sebuah kafe di Jakarta Selatan, Jumat (18/8/2023) pekan lalu. Dalam pertemuan tersebut, Ganjar sendirian tanpa pejabat teras PDIP.

Arga menilai, pertemuan tersebut menegaskan daya tawar Cak Imin sebagai kandidat kuat cawapres. Baik itu untuk mendampingi Ganjar, maupun bacapres Partai Gerindra Prabowo Subianto.

“Apalagi dengan pernyataan Cak Imin bahwa ‘Ganjar lah yang mengajak mereka bertemu’. Artinya, ini seolah menyiratkan bahwa baik itu Gerindra maupun PDIP sama-sama mengingingkan PKB dan Cak Imin di kubu mereka,” kata Arga kepada Mojok, Sabtu (26/8/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Ganjar memberikan burung jenis love bird berwarna merah hijau kepada Cak Imin. Menurut Cak Imin, hadiah itu merupakan sinyal ajakan untuk berkoalisi.

Meski begitu, Wakil Ketua MPR itu menegaskan dirinya belum goyang untuk berpindah haluan dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Gerindra—yang belakangan ditambah PAN dan Partai Golkar yang kemudian berubah nama menjadi Koalisi Indonesia Maju.

Cawapres ideal buat Ganjar

Meskipun Cak Imin masih kekeuh bersama Partai Gerindra, Arga menilai masih sangat mungkin bagi Ketum PKB itu untuk menyeberang ke koalisi Ganjar. Terlebih, dengan masuknya Golkar dan PAN, kans Cak Imin mendampingi Prabowo makin sulit.

“Sebab, figur semacam Erick Thohir maupun nama lainnya, dianggap masih lebih potensial sebagai cawapres Prabowo ketimbang Cak Imin,” jelas Arga.

Padahal, misi utama Cak Imin merapat ke Prabowo karena untuk mengamankan tiket cawapres. Sehingga, jika namanya gagal tembus sebagai pendamping Prabowo dalam Pilpres, pintu Cak Imin ke Ganjar pun makin terbuka lebar.

Terlebih, latar belakang Cak Imin rasanya memang ideal sebagai pendamping presiden terpilih. Sejak Pemilu 2004, sosok wakil presiden kerap berasal dari tokoh-tokoh ekonom, seperti Jusuf Kalla (2004-2009, 2014-2019) dan Boediono (2009-2014).

“Tapi belakangan pada 2019 pola itu berubah, yaitu ada kecenderungan presiden menggaet wakil dari kalangan Islamis [Ma’ruf Amin],” kata Arga. Seperti yang sudah banyak kita kerahui, PDIP sendiri punya sejarah panjang memasangkan capresnya dengan kalangan Islamis.

“Karena ada juga track record PDIP berpasangan dengan kalangan islamis, maka peluang Cak Imin sebagai cawapres Ganjar masih sangat memungkinkan,” sambungnya

September jadi momentum

Kendati punya kans besar, Arga tetap menilai bahwa Cak Imin tak akan terburu-buru ambil keputusan. Menurutnya, Cak Imin bakal melihat terlebih dahulu antara Prabowo dan Ganjar, siapa yang elektabilitasnya paling stabil.

“September kalau menurut saya bakal jadi momentum bagi Cak Imin untuk menentukan keputusannya,” ujar Arga.

“Sebab, dua bulan setelahnya adalah waktu yang secara kalkukasi dibutuhkan untuk melakukan konsolidasi partai maupun massa akar rumput,” pungkasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA PMII Organisasi Tempat Cak Imin Berpolitik Mula-mula

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version