Dongeng 7 Crazy Rich Indosiar dan Jouska yang Dramatis: Mimpi Basah Financial Literacy

Berkat financial influencer seperti Indra Kenz, beberapa anak muda yang mendambakan “mimpi basah finansial” mulai melirik trading.

Dongeng 7 Crazy Rich Indosiar dan Jouska yang Dramatis: Mimpi Basah Financial Literacy MOJOK.CO

Ilustrasi Jouska yang dramatis dan mimpi basah financial literacy para crazy rich. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.CO – Financial literacy ilmu penting. Biar kamu nggak selalu makan mentah ilmu dari semacam Jouska dan crazy rich yang ternyata memang gila.

Ketika sedang berjaya di media sosial, akun financial advisor Jouska sempat “menjadikan” industri kopi sebagai kambing hitam atas kegagalan manajemen keuangan seorang klien. Konon, ada anonim bergaji puluhan juta tidak bisa menabung karena uangnya habis buat ngopi dan nongki-nongki. Aslinya, ya yang berkutat dengan kopi adalah Jouska itu sendiri. namanya teknik copywriting.

Demi engagement tinggi, Jouska tak segan memaparkan cerita yang bombastis. Seperti bujet ngopi yang menyaingi penghasilan.

Padahal, setelah saya praktik sendiri, ngopi di Starbucks sehari tiga kali saja mentok habis Rp200 ribu. Kalikan satu bulan, hasilnya Rp6 juta. Jika penghasilanmu puluhan juta, tentu masih banyak sisanya. Lagipula, sudah lelah bekerja, sekadar ngopi saja tidak boleh? Nah, di sinilah pentingnya financial literacy.

Yah, kalau saya sendiri, akan memberikan kredit juga kepada admin Jouska yang tertib memberikan ilmu financial literacy. Beberapa materi keuangan yang disampaikan cukup renyah untuk dinikmati dan yang penting mudah diikuti.

Pengikutnya jadi melek financial literacy dan mulai belajar membangun aset. Yang jadi masalah, mengatur uang itu sangat mustahil kalau uangnya saja nggak ada. Pokok persoalannya, kita bukan nggak pinter ngatur duit, melainkan penghasilannya memang pas-pasan saja.

Dalam drama tiga babak Jouska vs kopi, mereka sempat menanamkan ide ke benak pembaca bahwa kopi bisa jadi penghambat seseorang dalam menghimpun kekayaan. Ketimbang beli secangkir kopi, mending ditabung untuk beli selembar saham pabrik kopi.

Sayangnya, Jouska, yang dikesankan sebagai penyelamat dalam isu financial literacy dan keuangan masyarakat, justru citranya dirusak oleh kelakuan oknum di dalamnya. Muncul beberapa korban yang mengaku dirugikan oleh mereka karena uang mereka dipakai untuk borong saham gorengan, sampai sisa bungkus berisi cabai rawitnya doang. Portofolio sahamnya masuk zona merah: cuma pedas di mata.

Padahal, Jouska hanyalah penasihat keuangan, bukan lembaga jasa keuangan alias nggak punya izin resmi untuk mengelola dana nasabah. Singkat cerita, kegiatan usaha Jouska dihentikan OJK dan situs beserta aplikasinya juga diblokir Kominfo. Begitulah riwayat Jouska yang di awal datang sebagai penolong di dunia financial literacy, ujung-ujungnya menggarong.

Sementara itu, bisnis kopi yang sempat disudutkan oleh Jouska kini berkembang pesat. Ribuan coffee shop tumbuh subur. Puncaknya, brand lokal seperti Kopi Kenangan resmi dinobatkan sebagai unicorn dan mulai menyasar lantai bursa saham.

Lepas dari Jouska yang menginspirasi bahwa kaya harus diawali dengan ngatur duit dengan cermat, muncul fenomena crazy rich dari berbagai daerah. Sebuah financial literacy gaya lain. literasi yang sebetulnya menyesatkan kalau menurut saya.

Para sultan itu menjalani hidup kayak mimpi basah. Terasa enak, tapi beberapa dari mereka hidup dalam kepalsuan.

Mereka berusaha sangat keras membuka mata netizen bahwa cara cepat kaya bisa dicapai dengan trading. Setidaknya itulah yang dicontohkan Indra Kenz dan Doni Salmanan. Financial literacy lewat teknik bragging dan flexing. Artinya, melebih-lebihkan biar terlihat keren dan intinya sih pamer.

Berkat financial influencer seperti Indra Kenz, beberapa anak muda yang mendambakan “mimpi basah finansial” mulai melirik trading. Saham, kripto, sampai Binomo mulai digauli.

Bahkan Indra sampai bikin kursus trading yang dilatarbelakangi pengalamannya yang sempat terjerat investasi bodong. Harapannya, dia bisa menjadi mentor untuk trader pemula guna meraih profit dan memperbaiki ekonomi keluarga. Jouska pasti sedih kalau lihat ini.

Tahukah kamu, Indra dan Doni sempat dibuatkan acara oleh Indosiar bertajuk “7 Crazy Rich Indonesia”. Dua trader tajir melintir ini satu panggung dengan lima sultan lainnya. Salah satunya Raffi Ahmad, Sultan Andara.

Indra sempat viral karena beli mobil Tesla di Tokopedia di pagi buta. Selain itu, dia juga sempat mengeluarkan opini ngawur bahwa terlahir miskin = privilege.

Tujuannya memang untuk mendiskreditkan tokoh seperti Putri Tanjung yang terlahir kaya. Jadi nggak punya privilege sepertinya untuk menyombongkan hasil kerja keras dari nol. Lagi-lagi, Jouska bakal nangis di “alam kuburnya”.

Nyatanya, yang disombongkan Indra bukanlah hasil kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, maupun “kerja kerja kerja”. Melainkan hasil menipu dan manipulasi korban-korbannya di platform binary option Binomo. Financial literacy omong kosong yang sukses besar membuai banyak orang.

Indra, yang mengaku pernah tertipu investasi bodong dan hampir memutuskan bunuh diri, justru menjadi pelaku investasi bodong itu sendiri dan membuat korban-korbannya mau bunuh diri. Edan.

Sama seperti Doni Salmanan yang sempat bikin heboh karena donasi Rp1 miliar untuk Reza Arap. Selain itu, Doni juga sempat ngamplop dolar ke Lesti-Billar. Kira-kira Lesti nangis nggak ya pas dapat amplop dolar….

Doni bisa seenak dengkul bagi-bagi duit karena memang bukan duitnya. Itu semua uang para korban investasi bodong yang berhasil dijeratnya.

Berkaca dari kasus ini, masyarakat jadi mafhum bahwa binary option itu bukan trading, melainkan judi. Hukumnya ilegal dan tidak bisa ditawar-tawar. Ingatlah, karena harga untuk sampai ke pemahaman ini sangatlah mahal. Butuh ribuan korban dengan miliaran kerugian. Makanya, financial literacy beneran itu semakin penting untuk dipahami.

Setelah Indra dan Doni dibui dan terancam dimiskinkan, sekarang Crazy Rich Indosiar sisa lima. Menyikapi fenomena ini, kita tidak perlu menunggu pendapat LesLar. Sebab kemungkinan reaksinya adalah Lesti nangis lantaran para sultan masuk rutan.

Pelajarannya, kita mesti berhati-hati dengan orang yang datang seolah ingin menyelamatkan uang kita. Bisa jadi malah dia yang akan mencuri uang kita lebih banyak lagi. Perdalam ilmu financial literacy dari sumber yang kredibel.

Waspada dengan mereka yang pamer harta dan seolah menunjukkan bahwa kita bisa seperti mereka. Jangan-jangan mereka bisa flexing karena ada barisan orang yang “sukarela” menyerahkan uang untuk investasi yang nggak jelas juntrungannya.

Selanjutnya, kita akan digoda dengan keluarga artis yang aji mumpung bikin token kripto, lalu pasangan artis yang membangun metaversenya sendiri. Muncul pula pengusaha muda religius nan inspiratif mengeluarkan aset kripto yang digadang-gadang kelak harganya bakalan meroket.

Katanya, bukan cuma to the moon, tapi to the heaven. Namun, sulit untuk percaya dengan janji-janji surga itu. Mengingat founder-nya saja nggak bisa jujur sama riwayat pendidikannya. Jangan jauh-jauh ke surga, kita bicara Oxford saja dulu, ya.

BACA JUGA Binomo Terlalu Mulia untuk Dianggap Judi, Ia Penipuan Pakai Hipnotis dan analisis menarik lainnya di rubrik KONTER.

Penulis: Haris Firmansyah

Editor: Yamadipati Seno

Exit mobile version