Ditopang musik tradisional
Sebenarnya Popeye masih memiliki pelanggan setia memasuki era 2010-an, hanya saja tidak pernah sampai memadati toko. Setidaknya itulah yang teringat oleh Ega Fansuri (33). Ia kerap mengunjungi toko kaset itu sejak merantau ke Jogja. Aksesnya yang mudah dan koleksinya yang lengkap membuat pemuda asli Magelang itu lebih sering mampir ke Popeye daripada toko kaset lainnya.
“Termasuk update dibandingkan toko-toko lain,” kenang Ega. Selain itu, Popeye terkenal sering memberi bonus ke pelanggan. Biasanya bonus berupa poster album musisi yang sedang promosi.
Salah satu yang paling membekas di ingatan Ega adalah penjaga toko yang mayoritas sudah berumur. Walau sudah sepuh, mereka tetap gesit dan cekatan melayani pengunjung yang kebingungan mencari kaset. Tentu pencarian itu tidak memakan waktu lama karena produk sudah terbagi ke dalam rak-rak berdasar genre.
Uniknya, setiap ia mampir, rak kaset genre tradisional seperti musik wayangan, tembang Jawa, musik latihan tari lebih ramai ketimbang rak genre-genre lain. Salah satu artikel yang menyertakan keterangan penjaga toko Popeye mengungkapkan, kaset-kaset genre tradisional memang lebih banyak peminat. Mayoritas pembelinya adalah orang-orang yang sudah berumur. Bahkan, di masa-masa sulit, genre inilah yang mendominasi produk yang ada di toko.
Popeye sudah tutup selama-lamanya, tapi nostalgia di balik rilisan fisik akan terus tersimpan. Bagi Ega, membeli DVD album “Vakansi” (2010) karya White Shoes and The Couples Company menjadi salah satu pengalaman yang paling berkesan. Ia merasa beruntung masih bisa mendapatkan album itu di Popeye karena banyak orang berlomba-lomba mendapatkannya. Ega lupa harga pastinya, tapi di masa-masa itu ia merogoh kocek antara Rp35.000-Rp50.000 untuk satu buah DVD.
Sementara Bram yang hingga saat ini menggemari kaset pita, mengaku masih menyimpan beberapa koleksi dari Popeye. Salah satunya, kaset kumpulan lagu Petualangan Sherina dan kaset-kaset lungsuran ayahnya. Selain petualangan Sherina, sewaktu kecil ia juga mengoleksi kaset artis-artis lain seperti Joshua, Trio Kwek-Kwek, dan Tasya. Tidak heran sih, di era 2000-an artis-artis cilik Indonesia tengah di masa puncaknya. Ia telaten membeli kaset-kaset artis cilik itu seharga Rp15.000 hingga Rp20.000.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Toko Kaset Kurnia Illahi Solo, Tempat Didi Kempot Titip Jual Albumnya