MOJOK.CO – Bus Sugeng Rahayu punya pendahulu benama Sumber Kencono. Sudah jadi rahasia umum kalau dua merek bus itu sering mengalami kecelakaan.
Bus Sugeng Rahayu kembali menyita perhatian setelah kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Magetan-Ngawi belum lama ini. Bus yang menjadi bagian dari Sumber Group atau PT Selamat Sugeng Rahayu itu memang terkenal suka ngebut hingga kecelakaan tidak terhindarkan lagi.
Kalau mau menilik asal-usulnya, Sugeng Rahayu punya pendahulu bernama Sumber Kencono. PO asal Sidoarjo itu berdiri sejak 1981. Setyaki Sasongko, pendiri PO Sumber Kencono, merintis usahanya itu hanya dengan 6 armada. Bus-bus ekonomi itu melayani trayek Surbaya-Yogyakarta.
PO Sumber Kencono kian berkembang ketika pesaingnya, PO Flores, terkena sanksi tidak boleh menjalankan angkutan antarkota antarprovinsi (AKAP) di wilayah Solo. Sumber Kencono kemudian mengambil alih trayek tersebut.
Armada bus berkembang pesat sehingga bisa menyapa penumpang setiap 20 menit sekali. Tercatat, hingga akhir 2011, Sumber Kencono memili 255 armada.
Dalam perjalanannya, PO Sumber Kencono kerap mengalami kecelakaan. Saking seringnya, masyarakat memelesetkan PO ini dengan nama Sumber Bencono (Sumber Bencana). Tercatat, dalam kurun waktu 2009 hingga 2011 sudah ada 51 kecelakaan dengan total 129 korban, dan 26 meninggal dunia.
Kendati sering mengalami kecelakaan, ada masanya Sumber Kencono mengantongi pengharagaan dari Kementerian Perhubungan sebagai bus dengan pelayanan terbaik. Penghargaan itu didapat pada 2005, 2007, dan 2008.
Kemunculan Sugeng Rahayu
Setyaki Sasongko melakukan perombakan besar-besaran atas perusahaan otobus miliknya. Mulai Juli 2011 beberapa bus Sumber Kencono berubah nama menjadi Sumber Selamat. Setidaknya ada 80 armada bus yang berubah nama saat itu. Seperti penamaannya, setiap armada Sumber Selamat diharapkan bisa membawa penumpang dengan selamat sampai tujuan masing-masing.
Pada 2013, pemilik meluncurkan merek bus baru bernama Sugeng Rahayu. Bus ini diharapkan menjadi seperti namanya yang memiliki makna positif yakni sejahtera. Kedua armada itu kemudian dikelola dengan merek dagang PT Selamat Sugeng Rahayu alias Sumber Group. Sumber Selamat untuk melayani kelas ekonomi, sementara Sugeng Rahayu untuk kelas patas.
Perubahan identitas itu bebarengan dengan semakin ketatnya prosedur keselamatan tiap armada. Teguran tingkat tiga akan dijatuhkan kepada pengemudi yang ugal-ugalan. Upaya pengawasan kepada para pengemudi ini didukung dengan pemasangan GPS.
Sudah berubah nama, tapi masih sering kecelakaan
Kendati sudah berubah identitas, armada-armada Sumber Group tidak lepas dari kecelakaan. Kejadian paling baru pada Kamis (31/8/2023) dini hari di Jalan Raya Magetan-Ngawi, Jawa Timur. Bus Sugeng Rahayu jurusan Surabaya -Yogyakarta adu banteng dengan Bus Eka jurusan Yogyakarta- Surabaya. Kecelakaan besar itu menelan 3 korban jiwa dan 14 lainnya luka-luka.
Kalau mau menilik lebih jauh, sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2023, Sugeng Rahayu sudah terlibat dalam tujuh kecelakaan lalu lintas. Memang sih tidak seluruhnya kesalahan Sugeng Rahayu, tapi beberapa kecelakaan memang disebabkan bus yang terlalu ngebut. Misal kecelakaan yang terjadi pada 21 Februari 2022, bus melaju dengan kecepatan 100-120 km per jam berujung pada terguling. Bus tersebut berusaha menghindari pengayuh sepeda. Akibat kecelakaan itu, 1 korban tewas dan 9 lainnya luka-luka.
Kecelakaan hingga memakan korban jiwa juga terjadi pada Maret 2023 di Madiun. Bus Sugeng Rahayu menabrak Isuzu Panther yang hendak melakukan putar balik. Akibat kejadian itu, satu orang meninggal dunia dan tiga lainnya luka-luka.
Kendati terkenal ngebut-ngebutan, bus ini tetap memiliki tempat di hati penumpang. Kontributor Mojok, Ridi Yoga Pratama, pernah menjelaskan, Sugeng Rahayu menjadi pilihan para pekerja seperti buruh, guru, PNS, hingga pedagang pasar untuk bekerja. Bus ini bisa mengantarkan penumpang ke tujuan dengan cepat dan harga yang tergolong murah.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi
BACA JUGA Menikmati Persaingan Abadi Bus Sugeng Rahayu dan Eka Mira di Jalanan Jawa Timur
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News