Mengenal “Keluarga Cemara” Kota Semarang, Inovasi Tuntaskan Stunting

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng luncurkan program Keluarga Cemara di Puskesmas Kedungmundu pada Rabu (10/9/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

Stunting masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat Indonesia menempati urutan kedua tertinggi di Asia Tenggara setelah Timor Leste dalam kasus penyakit ini. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Semarang menaruh perhatian serius guna mengurangi kasus stunting yang semakin bertambah.

Lantas, apa upaya yang dilakukan?

Keluarga Cemara untuk mengurangi angka stunting di Semarang

Meningkatnya jumlah balita stunting di Kota Semarang sebesar 2,77 persen atau 2.112 kasus per Agustus 2025, membuat Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng waswas. Guna mencegah maupun mengurangi jumlah kasus tersebut, ia segera meluncurkan program Keluarga Cemara atau Keluarga Khusus untuk Cegah dan Masalah Gizi Terintegrasi.

“Keluarga Cemara merupakan program kolaborasi dari berbagai macam stakeholder. Ada dari Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Arsip dan Perpustakaan, Dinas Pendidikan, Disdalduk, hingga DP3A,” ucap Agustina di aula Puskesmas Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang pada Rabu (10/9/2025). 

Wali Kota Semarang Agustina. MOJOK.CO
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng mengajak masyarakat untuk memberikan perhatian dan perawatan bagi ibu yang baru melahirkan. (Dok. Pemkot Semarang)

Program inisiatif tersebut sebagai upaya promotif dan preventif yang berfokus menyadarkan masyarakat tentang pentingnya kesehatan gizi. Sasaran utamanya adalah mereka yang memiliki peran krusial dalam siklus kehidupan, yakni remaja, ibu hamil, dan ibu yang memiliki balita.

Lewat program Keluarga Cemara, Agustina bersama jarannya berkomitmen untuk menciptakan generasi unggul yang sehat dan bebas dari stunting. 

“Untuk menyelesaikan masalah stunting di Kota Semarang, kami sadar tidak bisa sendiri, harus bekerja sama. Tidak hanya oleh pemerintah kota, tetapi juga seluruh masyarakat dan juga ada pihak ketiga (swasta),” ujarnya.

Pendekatan program yang menyenangkan

Berbagai kegiatan menarik dan interaktif dirancang dalam program ini, seperti Kelas Edukasi Interaktif, Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Suplemen Gizi, hingga Kegiatan Kreatif dan Edukatif. Pendekatannya berbasis holistik dan menyenangkan.

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng luncurkan program cegah stunting di Puskesmas Kedungmundu pada Rabu (10/9/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

Dengan begitu, Keluarga Cemara diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dan mengubah perilaku menjadi lebih sehat secara berkelanjutan.

“Tidak hanya soal kesehatan dan pendidikan, tetapi juga ada soal sanitasi yang berkaitan dengan infrastruktur. Ini juga harus diselesaikan. Sama-sama bareng, gotong royong menuju zero stunting,” kata Agustina.

Pada kesempatan tersebut, Agustina juga mendorong semua pihak untuk memberikan perhatian dan perawatan bagi ibu yang baru melahirkan. 

“Mudah-mudahan sedikit demi sedikit angkanya akan turun. Dan yang berpotensi stunting, jangan sampai masuk ke angka stunting. Itu juga kita jaga,” tegas Agustina.***(Adv)

BACA JUGA: Tekad Kota Semarang Beri Layanan Kesehatan Primer ke Warga, Pengobatan Lebih Cepat-Putus Penularan TBC atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan.

Exit mobile version