Sekarang ini, boleh jadi, Fadli Zon adalah salah satu politisi yang paling banyak diperbincangkan di media sosial. Hal ini karena yang bersangkutan memang aktif menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mengkritik banyak hal.
Sebagai oposisi, hampir semua yang berbau keberhasilan pemerintah ia kritisi. Hal yang tak jarang malah membuat dirinya menjadi bulan-bulanan netizen.
Contoh yang paling anyar tentu saja adalah saat fadli Zon mengkritisi duo menteri perempuan, Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani, yang belakangan mendapatkan keberhasilannya masing-masing.
Menteri kelautan dan Perikanan dianggap berhasil karena bisa menenggelamkan banyak kapal dan meningkatkan populasi ikan di perairan Indonesia. Hal tersebut kemudian dikritik oleh Fadli Zon. Menurutnya, jumlah kapal yang ditenggelamkan dan populasi ikan tidak bisa digunakan sebagai ukuran keberhasilan.
Ketika kemudian kritikan itu ditangkis oleh Susi dengan pertanyaan yang cukup satir, “Ukuran keberhasilan yg telah anda lakukan apa Pak Fadli yth?” jawaban Fadli adalah “Sy tuangkan dlm 3 buku “Berpihak Pada Rakyat” apa yg sy lakukan (bukan klaim keberhasilan) kurun 2014-2015, 2015-2016, 2016-2017 sb @DPR_RI.”
Jawaban Fadli Zon ini kemudian membuat dirinya menjadi bulan-bulanan netizen.
“Kalo ukurannya buku, Tatang S lebih banyak hasilkan buku dibanding anda pak.” tulis akun @JoePasoepati.
“Isi bukunya rangkuman tweet selama menjabat jadi DPR” tulis akun @GgalehJati.
Nah, hal tersebut kemudian berulang saat Fadli Zon mengkritisi berita soal Sri Mulyani yang dinobatkan sebagai menteri terbaik di dunia di World Government Summit.
“Kok bisa jd menteri keuangan terbaik ketika target tak ada yg tercapai (pertumbuhan n pajak), subsidi dicabuti, impor naik, utang melonjak.”
Kritik tersebut kembali menjadikan Fadli sebagai bulan-bulanan netizen.
“Kok bisa anda jadi wakil ketua DPR, padahal karir politik gak ada, prestasi anda gak terdengar, yg publik tahu hanya iklan sabun Daia!!! Walahwalahwalah…” balas akun @dtak88.
Banyaknya kontroversi yang dilakukan oleh Fadli Zon ini kemudian memaksa Prabowo Subianto angkat bicara.
Prabowo mengaku sangat sulit untuk mengendalikan Fadli Zon yang selama ini memang banyak memancing kontroversi di media sosial.
“Susah mengendalikan beliau. Karena dunia berputar. Dulu Fadli, fruitboy (anak buah, red) saya, sekarang Wakil Ketua DPR. Dari segi protokol saja kalah saya,” tutur Prabowo dalam pidato perayaan ultah Partai Gerindra yang ke-10 di kantor DPP Gerindra.
“Fadli Zon yang penuh kontroversi, memang Demokrasi membutuhkan kontroversi, asal damai dan tentram,” tambah Prabowo.
Yah, tak apa, Pak Prabowo. Jangan merasa terbebani. Fadli Zon tak perlu dikendalikan. Rakyat sebenarnya memang butuh figur-figur seperti dia. Ia adalah sosok oposisi yang paling ideal.
Andai semua oposisi seperti Fadli Zon, niscaya aman tenteram negeri ini. Tak bakal ada pertengkaran dan perdebatan, sebab kalau dia mengkritik pemerintah, semua orang yang baca kritikannya bawaannya pengin tertawa melulu.