Ekosistem sekolah perlu dipahami untuk menciptakan tempat pembelajaran yang lebih baik. Ada beberapa unsur penunjang demi terciptanya ekosistem yang ideal.
Sebenarnya, selain di sekolah, istilah ekosistem umumnya muncul dalam pembelajaran biologi. Pada suatu ekosistem, beberapa hal saling terkait membentuk sistem tertentu yang menunjang kelangsungan hidup.
Beberapa ahli menjelaskan tentang pengertian ekosistem. A.G Tangsley (1935) menjelaskan ekosistem sebagai suatu unit ekologi dimana didalamnya terdapat struktur dan fungsi.
Selanjutnya, dalam sebuah ekosistem terdapat komponen pembangun. Dua komponen pembangun ekosistem yakni biotik dan abiotik. Biotik artinya komponen hidup sementara komponen abiotik adalah komponen tak hidup.
Komponen dalam ekosistem sekolah
Setelah itu, mari coba membahas dua komponen itu dalam suatu ekosistem sekolah. Seperti yang kita ketahui, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang tujuannya untuk mengajar siswa di bawah pengawasan pendidik. Instansi pendidikan jadi elemen penting dalam tatanan kehidupan saat ini.
Pada ekosistem sekolah, komponen biotik terdiri dari siswa, guru, staf, kepala sekolah, hingga pengawas sekolah. Semua elemen itu harus saling berkesinambungan untuk ekosistem yang baik.
Kepala sekolah misalnya, perlu mampu menjadi pemimpin yang baik dalam mengawal segala program dan kebijakan di instansi pendidikannya. Selain itu juga perlu melakukan hubungan eksternal dengan dinas.
Guru perlu menjalankan perannya sebagai pendidik dengan optimal pula. Mereka adalah ujung tombak yang menentukan apakah anak-anak bisa menjalani pembelajaran dengan baik atau tidak. Guru perlu memperhatikan detail-detail kecil dari setiap anak didiknya.
Tujuan koordinasi dalam ekosistem itu adalah untuk mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu tujuan sekolah yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika ada salah satu elemen yang tidak berjalan sesuai fungsinya maka tujuan sulit tercapai.
Selanjutnya, pada aspek abiotik ada beberapa hal seperti buku pembelajaran, bangunan, dan fasilitas penunjang pembelajaran. Hal-hal ini tidak kalah penting untuk mendukung tujuan pembelajaran.
Infrastruktur bangunan yang rusak sangat mengganggu proses pembejalaran. Sayangnya, hal itu masih banyak terjadi di Indonesia. Data dari BPS pada 2021 mencatat ada 60,60% ruang kelas SD dalam kondisi rusak ringan atau sedang pada tahun ajaran 2021/2022. Jumlah ini lebih tinggi 3,47% poin ketimbang setahun sebelumnya yang sebesar 57,13%.
Pada akhirnya, ekosistem sekolah bisa terwujud berkat jalinan dan sinergi antara satu elemen dengan yang lain. Mulai dari kepala instansi pendidikan sampai murid. Dari gedung tempat siswa belajar sampai toilet.
Penulis: Tsaniatuz Zulfa
Editor: Hammam Izzuddin
BACA JUGA 7 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik di Bandung
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News