Pencuri Sayur di Garut Dikeroyok dan Digorok Warga yang Sedang Ronda

Setelah dihajar, korban hendak dikubur oleh pengeroyok. Karena ternyata masih hidup, salah satu peronda menggorok korban.

makam mojok.co

Ilustasi makam yang belokkan Selokan Mataram. (Ega Fansuri/Mojok.co)

MOJOK.COPengeroyokan sadis kepada penjahat kecil kembali terjadi. Korban mulanya disangka hilang selama 10 hari. Penyelidikan polisi temukan korban sudah dibunuh karena diduga mau mencuri sayur.

Peringatan: tulisan ini mengandung deskripsi kekerasan yang bisa memicu trauma.

Maman (50) harus meregang nyawa setelah tertangkap warga karena diduga hendak mencuri sayuran. Peristiwa pengeroyokan ini terjadi di Kampung Sengklek, Garut, Jawa Barat, Selasa (12/10). Pengeroyokan yang memangkas nyawa Maman sungguh mengerikan.

Aksi main hakim sendiri terjadi pada malam hari. Oleh warga yang sedang ronda, Maman dipergoki hendak masuk ke salah satu gudang sayuran milik warga setempat. Ia langsung dibawa dan dinterogasi para penangkapnya. Tapi tak cuma itu: ia juga dihajar belasan orang.

“Ada yang pakai senjata tajam, ada yang mukul,” kata Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono, Selasa (26/10), dikutip CNNIndonesia.com.

Kebrutalan itu belum selesai. Tak puas menghajar Maman, warga lalu berinisiatif mengubur Maman. Ia kemudian digotong beramai-ramai ke kawasan Blok Waspada di Gunung Cikuray, sekitar 2 kilometer dari lokasi pengeroyokan awal.

Di Blok Waspada inil para pelaku menggali sebuah lubang untuk mengubur Maman. Maman yang sudah babak belur dan dililit karung lalu dimasukkan ke sana. Pada saat akan dikubur, Maman menunjukkan tanda-tanda masih hidup. Salah seorang pelaku memutuskan turun, lalu menggorok leher korban memakai golok.

“Saat itu, ada salah satu pelaku yang melihat korban masih bernyawa. Pelaku kemudian turun ke lubang dan menghabisi nyawa korban,” ungkap AKBP Wirdhanto.

Kasus pengeroyokan Maman baru diketahui penegak hukum sepuluh hari kemudian. Tim Sancang Polres Garut, Jawa Barat berhasil mengungkap teka-teki hilangnya Maman. Menurut Wirdhanto, pengungkapan dugaan kasus pengeroyokan di kaki Gunung Cikuray yang berujung kematian Maman berasal dari laporan keluarga korban, warga Desa Pamalayan, Garut, pada 20 Oktober lalu.

Sebelumnya, keluarga hanya tahu Maman hilang. Mereka lapor ke polisi dengan melampirkan sejumlah ciri dan bukti. Menurut keluarga, Maman terakhir kali terlihat pada 11 Oktober, sembilan hari sebelum keluarga melapor.

Polisi kemudian melakukan pencarian hingga akhirnya menemukan Maman sudah tinggal nama. Polisi membongkar lubang tempat Maman dikubur kemudian membawa jasadnya ke RSUD dr. Slamet, Garut.

AKBP Wirdhanto menyebut, ada 14 orang yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.Kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti, berupa 2 cangkul, 2 golok, 1 hape, 1 pipa besi, dan 1 buah batu. Mereka kini dijerat 4 pasal KUHP sekaligus, yakni Pasal 340, 338, 170, dan 351.

“Pasal akan kami sesuaikan dengan peran masing-masing. Ada yang ancaman hukumannya maksimal seumur hidup,” tambah Kapolres, dikutip RadarCirebon.com.

Polisi juga menyebut bahwa aksi sadis itu dilatari kekesalan warga karena hasil dan alat pertanian di dareah itu berulang kali digondol pencuri. Menurut pelaku dan saksi, sebelumnya Maman pernah mencuri di tempat yang sama. Namun, “Saat itu kasusnya tidak dilaporkan kepada kami dan selesai dimediasi,” ujar Wirdhanto, seperti yang dikutip Detik.com.

BACA JUGA Harga Tes PCR Terbaru Rp275 Ribu, Kenapa Nggak dari Kemarin-kemarin? dan kabar terbaru lainnya di KILAS.

Exit mobile version