Pasar Malam di Kawasan Sumbu Filosofi, Pemkot Jogja Sebut Tak Berizin

pasar malam mojok.co

Suasana Pasar Malam di Jalan Margo Utomo, Senin (12/12/2022) malam.(yvesta ayu/mojok.co)

MOJOK.CO – Setelah sukses digelar di kawasan Jalan Parangtritis pada September 2022 lalu, Pasar Malam kembali digelar. Bedanya, pasar malam bertajuk Tugu Jogja Expo (THE) kali ini diselenggarakan di kawasan Sumbu Filosofi Malioboro, tepatnya di Jalan Mangkubumi atau Margo Utomo sejak 8 Desember 2022 hingga sebulan ke depan.

Alih-alih tertata, kegiatan tersebut membuat kemacetan setiap sore hingga malam hari saat pasar malam dibuka di kawasan Jalan Margo Utomo. Banyak kendaraan roda dua dan roda empat yang parkirkan sembarangan di sejumlah badan jalan dan sirip-sirip jalan Margo Utomo.

Mengetahui hal ini, Pemkot Yogyakarta, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, Senin (12/12/2022) mengungkapkan, penyelenggaraan pasar malam tersebut tidak mengantongi izin. Tidak adanya izin tersebut membuat pejabat struktural tidak ada yang hadir saat pasar malam dibuka.

“[Tugu Jogja Expo] Itu belum ada izinnya,” tandasnya.

Karena itu Sumadi mendesak panitia penyelenggara untuk segera mengurus perizinan. Perizinan tersebut sangat penting agar permasalahan seperti pungutan liar parkir dan lainnya tidak terjadi yang mencoreng nama Kota Yogyakarta.

Sebab Sumadi mendapatkan informasi munculnya parkir liar di kawasan tersebut. Sejumlah pengunjung yang membawa sepeda motor ditarik parkir Rp5.000. Padahal sesuai aturan Pemkot, parkir kendaraan roda dua sebesar Rp2.000 di kawasan tersebut.

Bahkan tukang parkir diketahui menggunakan kertas parkir yang tidak sah. Dari video yang beredar di sosial media (sosmed), tukang parkir menggunakan kertas parkir Lebaran alih-alih pasar malam kali ini.

“Kalau ada parkir, itu pungutan liar, berarti kami tidak menoleransi kepada penyelenggara proses izinnya dulu,” ungkapnya.

Sumadi menegaskan apabila penyelenggara pasar malam tidak segera mengurus izin, maka Pemkot bisa saja mengambil tindakan tegas. Diantaranya menghentikan kegiatan tersebut.

“Terkait tindakan selanjutnya ini baru akan kami koordinasikan,” jelasnya.

Sementara penyelenggara Pasar Malam TJE Widihasto dalam keterangannya mengungkapkan, mereka sudah mengupayakan perizinan acara tersebut. Salah satunya dengan menghadap ke Pj Wali Kota Jogja untuk memaparkan rencana pasar malam tersebut.

“Kami pada hari berikutnya ia sudah bersurat ke pemkot jogja untuk difasilitasi rapat koordinasi teknis. Akan tetapi saat itu Pemkot tidak memfasilitasi sehingga panitia menggelar rakor dan hanya dihadiri Koramil Jetis serta Ketua RW sekitar,” jelasnya.

Menurut Hasto, panitia pada 5 Desember 2022 lalu juga sudah mengajukan rekomendasi kegiatan pasar malam ke UPT Pengelola Cagar Budaya. Namun hingga 8 Desember 2022 mereka belum ada respons dari Pemkot Jogja.

Namun pada 7 Desember 2022 muncul surat jawaban dari Pemkot yang melampirkan surat dari UPT Pengelola Sumbu Filosofi yang tidak merekomendasi kegiatan TJE. Sebab ada sejumlah potensi antara lain timbulnya kemacetan karena minimnya lahan parkir dan berpotensi mengancam cagar budaya Hotel Tugu.

“Tidak keluarnya izin tersebut dilakukan sepihak karena panitia tidak pernah dimintai keterangan terkait pasar malam tersebut,” paparnya.

Terkait tudingan menimbulkan kemacetan, Hasto mengklaim kawasan Malioboro selalu macet saat liburan. Kekhawatiran akan merusak cagar budaya pun tidak beralasan.

“Dan kalau dianggap mengancam bangunan cagar budaya Hotel Tugu, ini juga kekhawatiran tanpa dasar karena event kami tidak masuk ke area tersebut,” paparnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Tempat Sewa Motor di Jogja Ini Bisa Jadi Pilihan Saat Liburan

Exit mobile version