MOJOK.CO – Desakan penggunaan teknologi VAR untuk Liga 1 ramai jadi pembicaraan. Momentum ini tepat karena Erick Thohir sebagai Ketum PSSI mempunyai program yang sama.
Komisaris Persib Bandung, Umuh Muchtar, berharap kepada siapa saja yang terpilih sebagai Ketua PSSI untuk membenahi kualitas wasit. Salah satunya dengan penggunaan teknologi video assistant referee (VAR) untuk kompetisi Liga 1.
Menurut Bos Maung Bandung itu, masalah soal kualitas wasit sudah sangat akut dan harus segera ada pembenahan. Jika tidak, kata dia, maka siapa pun yang terpilih sebagai Ketua PSSI akan sama saja alias tidak mengubah apapun.
“Sekarang saya soroti perwasitan, kalau bisa ini bubarkan dulu, ganti dan pilih yang bagus. Saya juga tahu di situ juga banyak yang bagus. PSSI kalau mau maju siapapun ketuanya wasit harus jadi fokus,” kata Umuh, saat acara Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (16/2/2023), dikutip Detik.
Ia juga mendesak PSSI agar menggunakan teknologi VAR dalam setiap pertandingan Liga 1. Dengan begitu, menurut Umuh, akan membuat pertandingan berjalan lebih fairplay, sekaligus membantu pekerjaan wasit menjadi lebih baik.
“Dengan pengurus nanti, mudah-mudahan ada VAR karena itu akan berhubungan dengan prestasi. Kalau ada VAR orang tidak bisa ngelak,” ujarnya.
Ketua PSSI terpilih untuk masa jabatan 2022-2027 Erick Thohir, juga menempatkan penggunaan VAR sebagai salah satu program yang ia tawarkan.
Menurut Erick, penggunaan VAR dapat membuat pertandingan berjalan lebih bersih dan adil. Sehingga tidak ada pihak yang akan rugi.
“Salah satunya (VAR). Mungkin, kita pelajari teknologinya, mana stadion yang memungkinkan menggunakannya,” ujar Menteri BUMN itu pada Sabtu (21/1/2023) lalu.
“Sepakbola yang bersih, supaya suporter nggak marah. Lagi tanding enak-enak tahu-tahu di ujung ada penalti. Kalau penaltinya benar ya kasih. Makanya tekonologi harus ada. Kita tidak bisa menyalahkan semuanya kepada wasit,” ucapnya
Desakan FIFA
Terkait penggunaan VAR di Liga 1, Presiden FIFA Gianni Infantino sebenarnya telah meminta PSSI untuk mulai menggunakan teknologi tersebut untuk kompetisi kasta tertinggi. Anggota Exco PSSI Vivin Cahyani Sungkono menyampaikan hal itu seusai rapat dengan Infantino di GBK Arena, Oktober tahun lalu.
“Dalam waktu terdekat PSSI akan bekerja sama dengan task force [gugus tugas] yang terdiri dari lintas kementerian, kemudian ada PSSI, AFC, FIFA itu akan melakukan evaluasi secara menyeluruh infrastruktur,” kata Vivin, dikutip dari CNN Indonesia, Jumat (17/2/2023).
“Sistem pertandingan bahkan dari FIFA memohon dari pemerintah Indonesia membantu PSSI berinvestasi kepada VAR, karena dari situ integritas pertandingan akan semakin meningkat,” sambung anggota perempuan, yang kembali terpilih untuk masa jabatan 2022-2027 ini.
Vivin menganggap, salah satu persoalan besar dalam kompetisi sepak bola Indonesia, selain infrastruktur stadion, adalah wasit. Sementara VAR, bisa jadi salah satu jalan keluar atas ketidakbecusan wasit dalam pertandingan yang terus menimbulkan kontroversi.
Mau pakai VAR, penuhi dulu 5 syarat ini
Kendati mendesak, penggunaan VAR sebetulnya juga penuh tantangan. Misalnya, dari segi pengadaan saja, biaya VAR tidak kecil.
Vivin mengakui, perkiraan anggaran untuk pengadaan VAR tak kurang dari Rp85 miliar. Oleh karenanya, investasi VAR ini juga harus didukung pemerintah.
“PSSI akan bertanggung jawab secara penuh sesuai dengan kapasitas PSSI. FIFA tidak akan meninggalkan PSSI sendiri,” ucap Vivin.
Selain itu, Head of VAR Project Indonesia 2019/2020 Efraim Ferdinan menegaskan, penggunaan teknologi asisten wasit itu tidak bisa sembarangan. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi mulai dari fasilitas penunjang, hingga sumber daya manusia (wasit) yang kompeten untuk bisa mengoperasikannya.
Berikut ini 5 syarat penggunaan VAR menurut Efraim Ferdinan, sebagaimana sudah menjadi konsensus FIFA:
1. Penggunaan VAR atas sepersetujuan FIFA kepada PSSI, yang dalam hal ini menyangkut 3 aspek:
- Teknologi yang digunakan.
- Edukasi VAR.
- Sertifikasi wasit.
2. Wasit VAR itu tidak boleh sembarangan. Ia haruslah wasit yang dipilih dari top-tier (liga tertinggi), dan kemudian menjalani pelatihan-pelatihan berikut:
- Edukasi VAR yang terdiri dari 14 modul pelatihan; di dalamnya terdapat 8 (delapan) sesi simulasi pertandingan serta live matches dan league matches.
- Edukasi VAR terdiri dari pelatihan, pengujian langsung yang diuji oleh FIFA untuk setiap modul, serta evaluasi keseluruhan dan try-out di pertandingan.
- Semua proses ini langsung ditangani FIFA.
3. Tak hanya wasit, tapi elemen pendukung seperti operator juga harus dapat sertifikasi dari FIFA. Sebagai informasi, untuk sebuah tim atau stadion, idealnya ada 4 orang yang bertugas di ruang kontrol VAR, yakni 1 wasit VAR, 2 asisten wasit VAR, dan 1 operator.
4. Teknologi VAR harus atas persetujuan FIFA.
5. Selain membutuhkan teknologi VAR dan infrastruktur stadion yang harus kompatibel, dalam pengoperasiannya juga dibutuhkan persetujuan dengan pihak broadcast.
Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi