Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Objek Wisata Mangunan Diserang Monyet Ekor Panjang

AFJ: Spesies Terancam Punah

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
6 Oktober 2022
A A
moyet ekor panjang serang mangunan mojok.co
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Kawanan monyet ekor panjang menyerang objek wisata Mangunan. Mereka mencari makan dengan mengambil dagangan dan pohon buah milik warga.

Kawasan objek wisata Mangunan, di Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, mendapat serangan dari kawanan monyet ekor panjang selama sepekan ini. Monyet-monyet ini disebut menjarah dagangan warga yang berada di Kebun Buah Mangunan, Pinus Sari, dan Puncak Seribu Batu.

Pengelola objek wisata sudah mencoba mengatasi serangan primata bernama latin Macaca fascicularis ini. Namun, ketika satu kawanan diusir, datang lagi kawanan lain yang lebih banyak.

Ketua Koperasi Notowono (pengelola objek wisata di Dlingo), Purwoharsono, menjelaskan bahwa kawanan monyet ini datang untuk mencari makan. Sebetulnya, sasaran utama kawanan monyet adalah tanaman di lahan pertanian seperti jagung, dan kacang tanah. Namun, ketika petani tidak lagi menanami lahan mereka, monyet-monyet ini mulai menyerang tanaman buah-buahan di pekarangan penduduk dan dagangan warga.

“Monyet-monyet ini cukup pintar. Mereka biasanya menunggu pedagang lengah, dan diam-diam mencuri dagangan mereka. Bahkan saya pernah melihat sendiri, monyet ekor panjang ini bisa membuka tutup botol air mineral,” ujarnya, seperti dikutip dari IDNtimes.com.

Kendati tidak menganggu wisatawan di Mangunan, Ipung mengaku bahwa warga tetap merugi akibat kejadian ini. Maka, pihaknya juga tengah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasinya. Ia sudah melaporkan kejadian itu ke BKSDA DIY agar mendapatkan solusinya. Karena jika dibiarkan maka koloni kera ekor panjang ini akan semakin banyak dan merugikan petani.

Sementara itu, komunitas pecinta dan konservasi binatang yang berbasis di DIY, Animal Friends Jogja (AFJ) meminta pihak yang menangani kawanan monyet ekor panjang untuk berhati-hati. Hal ini karena monyet ekor panjang merupakan spesies dengan kategori terancam punah (endangered), sehingga harus tetap dilindungi. Jika salah ambil langkah, dikhawairkan malah bakal mengancam keberadaan spesies ini.

Status terancam punah ini diperoleh setelah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) merilis laporan pada 7 Maret 2022 lalu, yang menyatakan monyet ekor panjang mengalami penurunan populasi. Sebelumnya, status spesies ini adalah rentan (vulnerable).

Ada beberapa faktor yang mendorong peningkatan status tersebut, antara lain karena eskploitasi, perburuan liar, perdagangan, eksperimen atau penelitian, dijadikan hewan peliharaan, diperlakukan sangat kejam dan dijadikan konten sosial media, hiburan obyek wisata, atraksi topeng monyet, hingga dikonsumsi manusia.

“Ada juga faktor pemusnahan karena dianggap sebagai hama, sehingga spesies ini [monyet ekor panjang] harus disingkirkan,” jelas keterangan yang diberikan AFJ kepada Mojok, Rabu (5/10/2022).

Lebih jauh, menurut AFJ, monyet ekor panjang sebenarnya merupakan spesies primata yang paling tereksploitasi dan marak diperdagangkan. Di Indonesia saja, lebih dari 4.700 monyet dijual di Facebook pada tahun 2020 dan 2021. Monyet-monyet tersebut merupakan hasil tangkapan liar.

“Ancaman ini belum termasuk penurunan populasi di alam akibat kerusakan habitat. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin Macaca Fascicularis atau monyet ekor panjang akan punah,” tegas AFJ mengingatkan.

Kasus serangan monyet ekor panjang ke kawasan objek wisata sebetulnya bukan hal baru. Kejadian serupa pernah terjadi di objek wisata Nglanggeran yang berlokasi di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, tahun 2019 lalu.

Saat itu, kawanan monyet menjarah warung-warung warga. Penyebabnya pun sama, yakni karena persediaan makanan mereka yang berada di atas Gunung Api Purba Nglanggeran mulai habis akibat musim kemarau.

Iklan

Penulis: Ahmad Effendy
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Lapor LBH Jogja, Orang Tua Siswa SMAN 1 Wates Mengaku Disekap

Terakhir diperbarui pada 6 Oktober 2022 oleh

Tags: afjhewan dilindungimangunanMonyetmonyet ekor panjangwisata jogja
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Kenorakan-kenorakan orang yang pertama kali ke Jogja dan bikin risih (Dari angkringan, Tugu Jogja, hingga Jalan Malioboro) MOJOK.CO
Ragam

Kenorakan-kenorakan Orang yang Pertama Kali ke Jogja, Niat Kelihatan Kalcer tapi “Nggak Mashok!”

20 Oktober 2025
Alasan Warga Lokal Jogja Malas Jajan Tempo Gelato yang Digandrungi Banyak Wisatawan Mojok.co
Pojokan

Alasan Warga Lokal Jogja Malas Jajan Tempo Gelato yang Digandrungi Banyak Wisatawan

30 Juli 2025
5 Kuliner Khas Jogja yang Malah Dihindari dan Jarang Disantap Orang Lokal Mojok.co
Pojokan

4 Kuliner Jogja yang Jarang Disantap, Bahkan Dihindari Orang Lokal

24 Juli 2025
3 Strategi Menikmati Kopi Klotok, Ujung Tombak Wisata Jogja (Hammam Izzudin:Mojok.co)
Pojokan

Kopi Klotok Jogja Bikin Malas Warga Lokal, tapi Dicintai Wisatawan meski Harus Antre Panjang sambil Berdiri Sampai 1 Jam

6 Juli 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

waspada cuaca ekstrem cara menghadapi cuaca ekstrem bencana iklim indonesia banjir longsor BMKG mojok.co

Alam Rusak Ulah Pemerintah, Masyarakat yang Diberi Beban Melindunginya

1 Desember 2025
pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Gen Z fresh graduate lulusan UGM pilih bisnis jualan keris dan barang antik di Jogja MOJOK.CO

Gen Z Lulusan UGM Pilih Jualan Keris, Tepis Gengsi dari Kesan Kuno dan Kerja Kantoran karena Omzet Puluhan Juta

2 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.