Mengenal ChatGPT, Benarkah Bakal Akhiri Era Google?

chatgpt mojok.co

Ilustrasi chat (Mojok.co)

MOJOK.COAplikasi ChatGPT menawarkan pengalaman berbeda saat melakukan pencarian di internet. Jawaban atau hasil pencarian yang diberikan, diklaim lebih beragam, intuitif, dan manusiawi, sehingga kehadirannya diprediksi bisa mengakhiri era Google. Tapi, sebenarnya apa itu ChatGPT?

Belakangan, warganet ramai dengan video penggunaan aplikasi ChatGPT yang beredar di TikTok. Dalam video tersebut, ChatGPT digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan, termasuk soal ujian matematika.

Sepintas, ChatGPT mirip dengan aplikasi chatting seperti Whatsapp ataupun Telegram. Yang membedakan, percakapan ini dibalas oleh robot percakapan otomatis (chatbot) yang menjawab pertanyaan dengan opsi lebih beragam dan mendalam. Pendeknya, aplikasi ini mirip perpaduan antara chat dan mesin pencarian.

Mengenal ChatGPT

Melansir laman CBS News, ChatGPT sendiri diketahui sebagai chatbot yang dibuat berdasarkan model bahasa GPT-3.5, sehingga menggunakan pembelajaran mendalam untuk menghasilkan teks mirip manusia.  Ia dikembangkan oleh OpenAI, perusahaan riset nirlaba bikinan Elon Musk yang berbasis di California, AS.

Chatbot terobosan ChatGPT OpenAI ini diklaim mampu memberikan jawaban alami untuk banyak pertanyaan, laiknya “guru pribadi yang mengetahui hampir segalanya”. Dengan demikian, aplikasi ini dapat memberikan informasi dan menjawab berbagai pertanyaan via percakapan (chatting).

Kendati demikian, ChatGPT diklaim dapat melakukan lebih dari sekadar menawarkan percakapan. Melansir laman resminya, karena dilatih oleh kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, ia juga telah dilengkapi dengan kemampuan untuk mengoreksi tata bahasa, hingga meringkas teks yang sulit menjadi konsep yang lebih sederhana.

Adapun, beberapa fitur yang terdapat dalam Chat GPT antara lain:

Sementara untuk menggunakan ChatGPT juga cukup mudah, pengguna hanya perlu melakukan langkah-langkah berikut ini:

Benarkah bakal akhiri era Google?

Kehadiran ChatGPT oleh sejumlah pihak dinilai bakal mengakhiri era monopoli kejayaan Google. Hal ini mengingat beragam hal yang bisa dilakukan oleh ChatGPT, seperti menulis esai kompleks,  menuliskan kode pemrograman secara instan, bahkan menuliskan puisi dan lelucon—yang masih sulit dilakukan layanan Google.

Gmail Developer, Paul Buchheit, mengatakan Google mungkin tak akan lagi memonopoli pencarian online karena hadirnya ChatGPT.

“Google, mungkin akan bertahan satu atau dua tahun lagi dengan kehadirannya,” kata Buchheit, dikutip dari New York Post, Selasa (24/1/2023).

“AI akan menghilangkan halaman hasil mesin pencari, di mana mereka [Google] menghasilkan sebagian besar uang mereka,” sambungnya.

Lebih lanjut, menurut Buchheit, bahkan jika Google ingin mengejar teknologi artificial intelligence (AI)—sebagaimana dilakukan ChatGPT—mungkin mereka tak sepenuhnya bisa menggunakannya lantaran Google harus mengubah total bisnisnya.

Seperti diakui pengembangnya, Elon Musk, ChatGPT sendiri memang bekerja dengan menerapkan algoritma Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF), yang mana algoritma tersebut bekerja berdasarkan tanggapan manusia. Nantinya, hasil algoritma ini ditampilkan dalam antarmuka berupa obrolan intuitif, sehingga membuatnya terlihat lebih manusiawi dibandingkan mesin telusur.

Misalnya, seperti dicontohkan Musk, jika selama ini kita mencari “Berapa dosis maksimal vitamin D per hari”, maka mesin telusur akan memberikan hasil berupa tautan ke link, seperti Healthline.com, yang kemudian pengguna akan membaca laman tersebut.

“Namun saat mengajukan pertanyaan kepada OpenAI, maka Anda akan menemukan jawaban yang sudah dirumuskan dari berbagai disertasi yang mendalam,” kata Musk.

Meski demikian, pihak OpenAI mengaku masih ragu apakah ChatGPT yang mereka kembangkan akan bisa menyingkirkan Google. Ini mengingat Google merupakan mesin pencari yang saat ini paling populer di dunia, dengan pangsa pasar lebih dari 90 persen.

“Tidak mungkin satu mesin pencari, seperti ChatGPT, bisa menggantikan Google,” tulis pernyataan resmi OpenAI, sebagaimana dikutip dari Independent, Selasa (24/1/2023).

OpenAI menyebut, kehadiran ChatGPT mungkin bakal menjadi pilihan alternatif pengguna tertentu yang menginginkan pengalaman berbeda saat browsing. Namun, kalau dibilang “mengakhiri”, kata OpenAI, ini terlalu berlebihan.

Menurut mereka, Google memiliki basis data yang luas dari situs web yang diindeks dengan berbagai fitur dan alat. Dengan demikian, Google mampu melakukan pencarian berupa gambar, peta yang menjadikannya sumber berharga bagi pengguna.

Sementara ChatGPT dan model bahasa tingkat lanjut lainnya, kata OpenAI, memiliki potensi untuk menawarkan kemampuan unik dan pengalaman pengguna yang lebih personal.

“Ini bisa menjadikannya alternatif yang menarik bagi pengguna tertentu, terutama mereka yang mencari pengalaman pencarian yang lebih intuitif dan komunikatif,” tegasnya.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA AI Tetap Lebih Menggoda Ketimbang Anya Geraldine

Exit mobile version