Menikmati Keindahan Desa Segoroyoso di Masa lalu, Taman Laut Mutakhir Mahakarya Raja Mataram

Menikmati Keindahan Desa Segoroyoso di Masa lalu, Taman Laut Mutakhir Mahakarya Raja Mataram MOJOK.CO

Ilustrasi Segoroyoso (fky.id)

MOJOK.COSegoroyoso hari ini mungkin hanya terkenal sebagai desa yang terletak di wilayah Pleret, Bantul. Bagi orang yang mempelajari sejarah, desa ini merupakan wilayah yang modern dan spesial. 

Segoroyoso di masa lalu merupakan wilayah yang sangat maju. Desa ini terkenal dengan taman lautnya, mahakarya paling mutakhir Kerajaan Mataram.

Wilayah Segoroyoso empat abad yang lalu merupakan kompleks istana megah milik Keraton Plered. Terdapat infrastruktur yang maju di sana: taman indah, kolam, dan kanal air mengelilingi tembok keraton. Yang paling mutakhir ialah keberadaan danau buatan yang luas: Segoroyoso.

Segoroyoso, istana megah di Kerajaan Mataram

Keindahan dan kemajuan Segoroyoso masih bisa ditelusuri melalui sejumlah babad dan catatan harian Belanda yang bernama Dagh-register. Misalnya di Babad Momana, tersebut bahwa pada 1637, Raja Mataram Sultan Agung membangun bendungan di Sungai Opak. Selanjutnya, penerusnya, Amangkurat I melanjutkan proyek tersebut.

Amangkurat I juga memboyong Istana Mataram dari Kerta ke Pleret. Sebab saat itu istana di Kerta kerap rusak tertimpa bencana. Salah satunya kerap terjadi kebakaran lantaran kontruksi utamanya terbuat dari kayu.

Kegagalan serangan Mataram pimpinan Sultan Agung ke Batavia juga mempengaruhi perpindahan istana ini. Rentannya pertahanan membuat Amangkurat I merasa bahwa istana perlu berpindah ke tempat baru yang lebih kokoh untuk mewadahi besarnya kekuasaan raja.

Dagh-register 7 Juli 1659 menyebutkan bahwa Amangkurat I bersama permaisurinya kerap mengunjungi ‘kolam yang sedang digali’. Pada catatan setelahnya, penyebutan danau tersebut mulai menggunakan nama Segoroyoso.

Pada 12 September 1661, perintah membangun kolam yang mengelilingi istana kembali keluar. Amangkurat I hendak menjadikan istananya sebagai pulau di tengah danau. Menurut catatan tersebut, proyek ini melibatkan sekitar 300 ribu pekerja yang kebanyakan berasal dari daerah pesisir dan mancanegara.

Dalam catatan Dagh-register tahun 1663, Susuhunan gemar berperahu di sana. Rentang waktu panjang yang terjelaskan dalam catatan ini memunculkan hipotesa bahwa pembuatan bendungan dan danau dibangun secara bertahap.

Baca halaman selanjutnya…
Tempat latihan angkatan laut Kerajaan Mataram

Tempat latihan angkatan laut Kerajaan Mataram

Dalam catatan terakhir Babad Sengkala, pada 1666,  Kerajaan Mataram membendung Kali Winongo untuk kepentingan pembangunan danau Segoroyoso. Danau ini tidak hanya sekadar taman rekreasi bagi raja, melainkan juga sebagai tempat latihan perang prajurit angkatan laut kerajaan.

“Karena ilmu pelayaran dan kelautan perang di lautan juga penting bagi kekuatan militer Mataram, terlebih pada masa Sultan Agung Mataram pernah beberapa kali melakukan ekspedisi laut untuk menggempur Batavia,” kata Sejarawan Wening Pamujiasih, melansir Kumparan.

Segoroyoso di awal kemerdekaan 

Ratusan tahun kemudian, di masa awal kemerdekaan, Letkol Suharto menggunakan Desa Segoroyoso sebagai Markas Komando Wehrkreise III dan tempat latihan prajurit. Selain alasan geografis, di desa ini telah berdiri Laskar Segoroyoso, basis pejuang yang berasal rakyat setempat.

Pelopor Laskar Segoroyoso adalah Wakijan. Pada akhir 1945, Wakijan pernah mendapat pendidikan kemiliteran saat mengikuti kader kelakeran di Kab. Bantul. Sepulang latihan ini, Wakijan mengajak Dharmo Rumekso dan Wagimin untuk membentuk Laskar Segoroyoso pada Februari 1946.

Pada 26 Desember 1948, Komandan Brigade X Divisi III dan sejumlah staf dan pengawalnya menemui Wakijan. Pertemuan tersebut memutuskan bahwa rumah Wakijan akan menjadi markas Komando Brigade X Divisi III. Setelahnya beberapa rumah penduduk beralih fungsi menjadi kantor administrasi, palang merah, dapur umum, rumah sakit, dan lainnya.

Kini, Desa Segoryoso telah berusia 364 tahun. Bentuk visualisasi Segoroyos di masa lalu masih tersimpan di Museorium Sejarah Universitas PGRI Yogyakarta. Salah satunya dalam bentuk maket. Dari maket tersebut, Keraton Plered layak disebut sebagai istana terindah yang pernah dibuat Kerajaan Mataram. Dari arah keraton, orang-orang bisa melihat lanskap perairan luar yang di sisi selatannya terdapat Pegunungan Seribu.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Menyelami Sejarah Tamansari Jogja, Sendang Pemandian Raja yang Memiliki Banyak Mitos
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version