Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Masjid Tiban di Wonogiri: Sudah Enam Abad Berdiri, Pernah Jadi Tempat Sembunyi Pangeran Sambernyawa

Ahmad Effendi oleh Ahmad Effendi
19 September 2023
A A
Masjid Tiban di Wonogiri: Sudah Enam Abad Berdiri, Pernah Jadi Tempat Sembunyi Pangeran Sambernyawa MOJOK.CO

Masjid Tiban Wonokerso, Wonogiri yang konon dibangun para wali. (Arkan Fedo/Istimewa)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, terdapat sebuah bangunan masjid tua yang diperkirakan sudah berusia enam abad atau 600 tahun. Bahkan, konon usia masjid ini lebih tua dari Masjid Agung Demak. Pernah jadi tempat persembunyian Pangeran Sambernyawa.

Nama bangunan masjid tua ini adalah Masjid Tiban. Lokasinya berada di Dusun Wonokerso, Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, dua jam perjalanan dari pusat kota Wonogiri.

Bangunan seluas 6×7 meter ini unik karena masih mempertahankan bentuk aslinya yang terbuat dari kayu jati. Hanya ada sedikit renovasi untuk menjaga agar bangunannya tak ambruk.

Sejak 2011, Masjid Tiban telah menjadi cagar budaya dan dilindungi UU No. 11 Tahun 2011 tentang Cagar Budaya. Meski demikian, masjid ini masih menjalankan fungsi utamanya sebagai tempat ibadah warga setempat.

Persinggahan para wali

Cukup sulit untuk menelusuri secara pasti kapan Masjid Tiban berdiri karena tak adanya sumber tertulis, berupa prasasti, misalnya. Namun, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah memprediksi masjid ini sudah ada sejak 1479 Masehi.

Berdasarkan keterangan pengelola Masjid Tiban, tempat ibadah ini konon berawal saat para wali sedang mencari kayu untuk membangun Masjid Demak. Kala itu, para wali menelusuri Sungai Bengawan Solo untuk menemukan jenis kayu terbaik.

Wonogiri sendiri—yang kala itu masih berupa hutan—memang terkenal sebagai penyedia kayu jati dengan kualitas terbaik.

Sayangnya, setelah jauh menempuh perjalanan ke selatan, kelompok yang dipimpin Sunan Kalijaga ini belum menemukan jenis kayu yang pas. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membikin persinggahan di tengah hutan untuk beribadah dan beristirahat.

Dalam tempat persinggahannya ini, Sunan Kalijaga kemudian bermujahadah, meminta petunjuk kepada Tuhan untuk diperlihatkan kayu yang cocok untuk membangun Masjid Demak.

Setelah beberapa hari, Sunan Kalijaga mendapat pencerahan. Mereka pun meninggalkan persinggahannya tersebut, yang kelak menjadi cikal bakal Masjid Tiban.

Tempat sembunyi Pangeran Sambernyawa

Setelah para wali meninggalkan, bangunan masjid itu tertutup oleh semak belukar hutan. Selang ratusan tahun kemudian, atau sekitar 1741 Masehi, Raden Mas Said atau orang mengenalnya sebagai Pangeran Sambernyawa menemukan bangunan tersebut.

Ceritanya setelah Mataram terpecah menjadi Yogyakarta dan Surakarta, Pangeran Sambernyawa (yang kelak jadi Mangkunegara I) bergerilya melawan pasukan VOC. Terdesak, ia bersama pasukannya pun akhirnya berlari ke arah selatan.

Saat sedang bersembunyi, pasukannya dikejutkan dengan adanya bangunan yang tersembunyi dalam semak-semak tengah hutan. Mereka pun menjadikan bangunan ini sebagai tempat bersembunyi.

Belakangan Pangeran Sambernyawa baru menyadari bahwa bangunan itu merupakan sebuah masjid. Saat keadaan sudah kondusif, Pangeran Sambernyawa memutuskan untuk membabat alas dan merawat masjid ini.

Iklan

Berdasarkan beberapa sumber, nama “Masjid Tiban” sendiri berasal dari rasa terkejut Pangeran Sambernyawa. Istilah tiban merupakan kata dalam bahasa Jawa yang berarti  “jatuh tiba-tiba” atau “jatuh dari langit”, sebab pasukan tersebut merasa masjid itu seperti tiba-tiba berdiri di tengah hutan.

Penulis: Ahmad Effendi
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Menelusuri Betal Lama, Desa Mati di Wonogiri yang Muncul Saat Musim Kemarau

Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

 

Terakhir diperbarui pada 19 September 2023 oleh

Tags: masjid tibanpangeran sambernyawawonogiri
Ahmad Effendi

Ahmad Effendi

Reporter Mojok.co

Artikel Terkait

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga
Pojokan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Aktual

Dari Panggung Rock in Solo untuk Pegunungan Sewu: Suara Musik Keras Menolak Pabrik Semen Pracimantoro

4 November 2025
Pasar Wonogiri Terbakar (Lagi): Memori Kelam Dua Dekade yang Lalu Terulang Kembali
Pojokan

Pasar Wonogiri Terbakar (Lagi): Memori Kelam Dua Dekade yang Lalu Terulang Kembali

6 Oktober 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Ragam

‘Kalau cuma bikin warga Pracimantoro saling membenci, tak usah ada pabrik semen’ – Proyek Pabrik Semen di Wonogiri Rawan Konflik Horizontal

19 Maret 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

19 Desember 2025
Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025

Video Terbaru

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

Perjalanan Aswin Menemukan Burung Unta: Dari Hidup Serabutan hingga Membangun Mahaswin Farm

10 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.