MOJOK.CO – Kasus peretasan terjadi pada kru Narasi. Pembobol mengincar sejumlah aplikasi pribadi. Tindakannya diduga dilakukan secara sistematis.
Sejumlah aplikasi pribadi milik kru media Narasi mengalami peretasan sejak Sabtu (24/9/2022) lalu. Sejak saat itu terhitung ada 24 kru yang mengalami peretasan di berbagai aplikasi pribadi milik mereka. Belakangan diketahui, bahwa ada 4 orang yang sudah berstatus mantan kru yang turut menjadi korban.
Manajer pemberitaan Narasi, Laban Abraham menjelaskan bahwa para kru menyadari ada peretasan pada hari Sabtu. Bermula dari seorang produser yang tidak bisa mengakses aplikasi WhatsApp sekitar pukul 15.30 WIB.
“Dua jam kemudian, ada laporan lagi dari dua teman lain. Bedanya, bukan hanya gangguan di WA. Tapi juga di Facebook, Telegram, hingga Instagram,” paparnya dalam konferensi pers yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pada Senin (26/9/2022).
Sehari berselang, pada Minggu pagi, pihak narasi melakukan komunikasi di grup internal. Saat itulah disadari bahwa dugaan peretasan telah terjadi pada belasan kru. Masing-masing mengalami serangan yang berbeda-beda.
Di antara mereka, ada yang hanya mengalami percobaan masuk. Namun ada juga yang sudah berhasil dikloning hingga akunnya diduga sudah masuk di device milik peretas.
Hingga hari Senin (26/9/2022), Laban memaparkan bahwa sudah ada 24 orang dari berbagai divisi di Narasi yang mengalami upaya peretasan. Mulai dari redaksi, keuangan, hingga human capital.
“Sebagian sudah log in di device baru. Sementara lainnya hanya permintaan akses masuk. Sebagian lagi sudah dikloning, tapi kami sudah di-terminated oleh tim kami,” terangnya.
Belakangan diketahui, upaya peretasan sudah dilakukan sejak hari Jumat (23/9/2022). Sehari sebelum ada laporan pertama di dalam tim Narasi.
“Ternyata orang yang pernah bekerja di Narasi, sudah resign, tapi kena juga,” tambahnya.
Pihak Narasi hingga saat ini belum bisa menyimpulkan motif di balik penyerangan ini. Namun dari pola yang berhasil ditelaah, Laban meyakini bahwa ini merupakan upaya sistematis.
“Peretas melakukan dari beberapa device. Dari android Xiaomi Redmi 8 dan Windows Chrome. Hanya dua device itu yang terdeteksi untuk masuk dan meretas,” jelasnya.
Hingga saat ini, Tim IT sedang berupaya mengamankan satu akun milik kru yang belum berhasil diambil alih.
Sementara itu, Ketua AJI Indonesia, Sasmito menerangkan bahwa pihaknya siap memberikan dukungan penuh pada kasus ini. Serangan terhadap Narasi, menurutnya, merupakan serangan pada kebebasan pers di Indonesia.
“Narasi ini bekerja dilindungi UU Pers dan bekerja untuk publik. Ini serangan berlapis, ini adalah serangan kepada publik, ketika perusahaan media mendapat serangan ini artinya informasi yang seharusnya didistribusikan pada publik jadi terhambat. Harus secepatnya dihentikan,” tegasnya.
Ia juga mendorong aparat penegak hukum untuk cepat bergerak. Mengusut tuntas kasus yang sudah kerap menyasar para jurnalis dan aktivis di Indonesia ini. Baginya, serangan terhadap Narasi tergolong besar dan serius.
“Tanpa ada laporan (pun) saya rasa polisi harus bergerak dan mengusut siapa pelaku serangan peretasan pada kawan redaksi narasi,” kata Sasmito.
“Ini serangan yang serius karena dialami 24 awak, polisi harus mengusut, kalau polisi melakukan pembiaran itu artinya ada kepentingan yang patut kita curigai. Dalam beberapa kasus peretasan, aparat penegak hukum bergerak sangat cepat. Artinya dari tekonologi dan kemampuan kapasitas penegak hukum sudah mumpuni.”
Reporter: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi