Pak Sut belajar musik otodidak
Sepanjang hidupnya, pria kelahiran Bangli, Bali, 16 Oktober 1921 itu tidak pernah mengenyam pendidikan musik secara formal. Bahkan, kemampuan bermusiknya sama sekali tidak tersalurkan sewaktu kecil. Ia sering dianggap nakal dan mendapat hukuman karena ketahuan mencuri berbagai alat musik seperti gitar, biola, dan mandolin untuk berlatih musik sendiri.
Bisa dikatakan, kemampuan bermusik Pak Sut murni karena darah seni yang mengalir dalam dirinya. Keluarga besar Pak Sut, baik dari pihak ayah maupun ibu, memang berbakat di berbagai bidang seni seperti musik, tarik, ukur, kerajinan tangan, maupun drama.
Tidak hanya menciptakan “Himne Gadjah Mada”, Pak Sut ternyata banyak menggubah puluhan lagu anak-anak. Salah satu gubahan yang terkenal berjudul “Burungku”. Ia juga mengajar musik bagi anak-anak di rumahnya yang terletak di Mrican Baru. Sesekali konser bersama anak didiknya juga digelar di rumah itu.
Pak Sut menghembuskan napas terakhir pada 1996 dan dimakamkan di Kuncen, Yogyakarta. Kini beliau sudah tiada, tapi karya-karyanya akan dikenang untuk selamanya. Tidak terkecuali, karya “Himne Gadjah Mada” bagi sivitas akademika UGM.
Bagi kalian yang penasaran bagaimana lirik “Himne Gadjah Mada” yang diciptakan oleh Pak Sut, di bawah ini kutipannya:
Bakti kami mahasiswa Gadjah Mada semua
Kuberjanji memenuhi panggilan bangsaku
Di dalam Pancasilamu jiwa seluruh nusaku
Kujunjung kebudayaanmu kejayaan IndonesiaBagi kami almamater kuberjanji setia
Kupenuhi dharma bakti tuk Ibu Pertiwi
Di dalam persatuanmu jiwa seluruh bangsaku
Ku junjung kebudayaanmu kejayaan Nusantara
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi