Sehari Setelah Kericuhan Babarsari, Sejumlah Pedagang Belum Berani Buka

Tak Ada Jaminan Aman

MOJOK.COSehari setelah kericuhan yang mengakibatkan kerusakan sejumlah bangunan di deretan pertokoan Babarsari, sejumlah pedagang belum berani beraktivitas. Mereka khawatir akan potensi kericuhan yang suatu waktu bisa muncul kembali.

Selasa (5/7/2022) pagi, menurut pantauan Mojok kawasan Seturan-Babarsari yang Senin lalu menjadi area bentrok antarkelompok, kini mulai ramai dilewati pengguna jalan. Namun sejumlah pertokoan masih nampak tutup dan belum kembali beroperasi.

Titik dengan kerusakan terparah berada di deretan ruko Babarsari, tepat di selatan Selokan Mataram. Pecahan kaca masih berserakan dan bekas-bekas perusakan masih nampak jelas. Beberapa bekas pembakaran bagian depan toko dan kendaraan juga masih nampak jelas.

Petugas gabungan sedang melaksanakan apel guna membersihkan sisa kerusakan. (Hammam Izzudin/Mojok.co)

Di tempat yang sama, gabungan aparat kepolisian, satpol pp, dan petugas dari Kapanewon Depok sedang melakukan apel pagi. Menurut penuturan seorang anggota kepolisian, pagi ini petugas gabungan tersebut hendak membersihkan sisa-sisa kerusakan.

Sementara itu, sejumlah pemilik toko di kawasan tersebut nampak menyaksikan gabungan petugas yang sedang melakukan pembersihan. Mereka yang tak mau disebut namanya mengaku tak berani berkomentar banyak.

“Iya betul kami pemilik sejumlah usaha di sekitar sini. Kami nggak tahu apa-apa dan belum berani buka juga,” kata salah satu dari mereka.

Beranjak sedikit ke selatan, di pertokoan jalan satu arah menuju Jalan Babarsari, seorang wanita sedang duduk di depan toko miliknya. Susiana (45) yang merupakan pemilik bangunan ruko di kawasan tersebut mengaku sedang memantau situasi. Namun ia tak berani mulai membuka tokonya.

“Belum berani. Belum ada jaminan juga dari pihak kepolisian terkait keamanan situasinya,” ujarnya.

Garis polisi di sekitar ruko Babarsari. (Hammam Izzudin/Mojok.co)

Susiana yang mengaku sudah tiga tahun mengelola toko di lokasi ini mengaku sudah dua kali menyaksikan kerusuhan besar terjadi di area Babarsari. Ia sebelumnya juga menjadi saksi kericuhan antara debt collector dan gabungan ojek online yang terjadi Maret 2020 lalu.

“Tapi seingat saya, perusakan yang dulu tidak separah sekarang. Dulu memang ramai, tapi tidak banyak kerusakan,” katanya.

Sebelumnya, bentrok antarkelompok ini awalnya terjadi Sabtu 2 Juni 2022, berawal di tempat hiburan pada pukul 01.00 – 03.00 WIB. Beberapa orang terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit (RS) akibat keributan tersebut. Di lokasi kejadian atau tempat karaoke, kerusakan juga terjadi.

Kerusuhan yang sempat mereda kembali terjadi pada Senin (04/07/2022) sekitar pukul 11.00 WIB. Kelompok massa bahkan membakar sejumlah kendaraan bermotor. Beberapa outlet pun ikut dirusak oleh kelompok massa tersebut.

Bekas kerusakan di sekitar ruko Babarsari. (Hammam Izzudin/Mojok.co)

Pihak kepolisian akhirnya turun tangan setelah massa semakin merangsak ke kawasan rumah warga dekat STIE YKPN Jalan Seturan Raya. Kawasan tersebut akhirnya ditutup beberapa jam untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan.

Merespons kasus ini, Gubernur DIY, Sri Sultan HB X meminta Polda DIY tak sekadar melerai, namun juga menindak pelanggaran hukum yang ada. Hal tersebut mengacu pada sejumlah kekerasan dan perusakan yang terjadi akibat kericuhan ini.

“Saya akan nerjuni langsung (jika diminta menjadi mediator proses dialog dua pihak), tapi proses hukum harus tetap berjalan, tindak pelanggar hukum, hukum harus ditegakkan karena aturan ada untuk ditegakkan,” ujar Sri Sultan dalam keterangan resminya, pada Senin.

Reporter: Hammam Izzudin
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Bentrok Antarkelompok di Babarsari, Sri Sultan Minta Polisi Tindak Keras Pelaku 

Exit mobile version