Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur (dok. Borobudur Moon)

Musik keroncong akan kembali menggema di pelataran Candi Borobudur lewat Borobudur Moon Edisi Indonesia Keroncong Festival (IKF) 2025. Pergelaran yang mengusung tema “Serenade Nusantara: Gema Keroncong Indonesia untuk Dunia” ini dijadwalkan berlangsung di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur, Magelang pada Selasa (16/12/2025).

Mengakhiri tahun 2025, Borobudur Moon hadir dengan konsep yang berbeda. Tidak hanya konser musik, IKF 2025 memadukan drama tari kolosal, tari tradisional, musik etnik, hingga orkestra keroncong dalam satu panggung.

Perpaduan lintas disiplin ini dirancang untuk menampilkan wajah keroncong yang dinamis dan terbuka terhadap kolaborasi.

Pemilihan Borobudur sebagai lokasi utama bukan tanpa alasan. Candi yang telah diakui sebagai warisan dunia itu dipandang merepresentasikan nilai-nilai yang juga melekat pada keroncong. Antara lain tradisi yang terus hidup, adaptif, dan mampu menyatukan keberagaman.

Di ruang simbolik inilah, keroncong dihadirkan bukan sekadar sebagai musik nostalgia, melainkan sebagai ekspresi budaya yang relevan dengan zaman.

borobudur moon.mojok.co
Pemilihan Borobudur sebagai lokasi utama karena telah diakui sebagai warisan dunia, merepresentasikan nilai-nilai yang juga melekat pada keroncong. (dok. Borobudur Moon)

IKF 2025 mengusung tema Serenade Nusantara sebagai bentuk penghormatan terhadap keragaman budaya Indonesia. Tema ini menekankan semangat inklusivitas dan kolaborasi lintas budaya.

Tagline Swaralokhatulistiwa–gabungan dari kata swara, lokalitas, dan khatulistiwa–menjadi penegasan bahwa bunyi dan identitas lokal keroncong berakar kuat di Nusantara, tetapi gaungnya diarahkan ke panggung global.

Konser musik, drama tari kolosal, hingga seminar

Pergelaran akan dibagi dalam dua sesi. Pada sesi sore, penonton akan disuguhi tarian tradisi serta penampilan kelompok keroncong dan ensambel musik, antara lain Side of X, Sono Seni Ensemble, dan Kos Atos. 

Sementara sesi malam menghadirkan pertunjukan drama tari kolosal yang dipadu dengan konser musik. Sejumlah musisi dijadwalkan tampil, di antaranya Kunto Aji, Citra Scholastika, Indra Utami Tamsir, Didiek SSS dan Calista SSS, Mus Mujiono, Nur Handayani, musisi lintas etnik, serta Borobudur Keroncong Orchestra.

Tak hanya berhenti pada panggung pertunjukan, IKF 2025 juga membawa misi yang lebih luas melalui agenda seminar bertajuk Keroncong Goes to Intangible Cultural Heritage. 

Seminar yang digelar pada Sabtu (13/12/2025) ini menjadi ruang diskusi mengenai upaya mendorong keroncong diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO.

Acara ini memadukan antara konser musik, tari kolosal, hingga seminar kebudayaan. (dok. Borobudur Moon)

Seminar tersebut menghadirkan Bambang “James” Herry, putra maestro keroncong Waldjinah, serta Erie Setiawan, Koordinator Tim Keroncong UNESCO.

Diskusi ini menjadi wadah dialog antara praktisi, akademisi, dan pegiat keroncong untuk merumuskan langkah kolaboratif yang lebih konkret.

Melalui rangkaian acara ini, Indonesia Keroncong Festival 2025 diharapkan dapat memperkuat identitas keroncong dalam lanskap kebudayaan Indonesia, sekaligus membuka peluang baru bagi diplomasi budaya di tingkat internasional.

Seluruh rangkaian Borobudur Moon Edisi IKF dapat disaksikan secara gratis dengan registrasi daring melalui laman tiketgo.my.id dan informasinya dapat diakses melalui kanal media sosial resmi Indonesia Keroncong Festival, @indonesiakeroncongfestival.


Penulis: Ahmad Effendi

Editor: Muchamad Aly Reza

BACA JUGA: Ensiklopedia Musik Keroncong Diluncurkan, Memuat Arsip yang Berserakan Selama Satu Abad

Exit mobile version