3. Surti Tejo–Jamrud
Surti menjerit serentak menutup matanya
Surti menangis kecewa arjuna berubah…Surti berlari kayak kesurupan
Dan si tejo ngelamun menahan konaknya Diacungkan jari tengah ke arah surti Penuh dendam dia bilang Fuck you
Lagu ini sejatinya memaparkan fenomena orang desa yang berubah. Namun, deskripsi liriknya terang benderang memaparkan adanya pemaksaan aktivitas seksual secara sepihak. Tidak ada penjelasan soal concern di sana. Priiiiit!
4. Karmila–Farid Hardja
Ku kenal dikau lalu jatuh cinta bagai pertama
Dan ku cumbu dikau penuh kasih mesra bagai cerita Kau berulangtahun, ku tuang minuman ke dalam gelas Pada saat itu ku tahu usiamu baru sebelas
Pada tahun 70-an lagu ini rilis. Zaman di mana mungkin pengetahuan akan seksualitas belum terang seperti hari ini. Saya tidak membayangkan lagu semacam ini rilis di zaman sekarang, mungkin akan banyak yang mengkritik habis-habisan. Sebab, liriknya memaparkan perilaku grooming dan pedofilia.
Sekalipun di bait penutup ada lirik “dikau yang terakhir” yang itu menyiratkan sebuah janji menjadikan Karmila sebagai cinta yang terakhir, tapi, perilaku tersebut tetap saja tidak benar.
Pengetahuan berkembang seiring zaman yang terus maju. Dulu mungkin belum banyak orang yang memiliki pengetahuan dan kesadaran lebih terkait topik-topik di atas sehingga publik tetap menerimanya. Sesuatu yang bakal sulit terjadi hari ini. Sebab, kini orang lebih kritis, responsif, dan vokal akan banyak hal.
Fenomena ini sekaligus juga bisa mendorong para musisi untuk lebih selektif lagi dalam memilih tema dan lirik. Lagipula, masih banyak tema-tema lain yang menarik untuk menjadi lagu. Tetap kritis dan semangat!
Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Iradat Ungkai