Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Helmy Yahya Bantah Dewas TVRI: Ngawur dan Ngaco!

Redaksi oleh Redaksi
28 Januari 2020
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Pihak Helmy Yahya bantah Dewas TVRI soal Liga Inggris dan Discovery Channel. “Bohongnya minta ampun,” kata Direktur Berita TVRI.

Alasan yang disampaikan Dewan Pengawas (Dewas) TVRI guna memecat Direktur Utama Helmy Yahya berbuntut panjang. Sebelumnya, Dewas TVRI menuding bahwa pembelian hak siar Liga Inggris berisiko bikin TVRI bernasib sama kayak Jiwasraya.

Menurut Dewas TVRI, Pamungkas Trishadiatmoko, menyebut kalau hak siar Liga Inggris-yang-tak-sesuai-jati-diri-bangsa-ini bisa bikin TVRI gagal bayar utang.

“Sesuai dengan kontrak pada tahun 2020, TVRI terdapat kewajiban bayar utang Liga Inggris itu Rp27 M. Yang akan di-carry over tahun 2020 plus akan ada tagihan USD 1,5 juta atau Rp21 miliar di luar pajak,” kata Trishadiatmoko.

Dewas meyakini bahwa ada potensi gagal bayar berdasarkan tagihan pada 31 Oktober 2019 dari Mola TV senilai Rp27 miliar dengan jatuh tempo 15 November 2019. Itu total utang TVRI soal hak siar Liga Inggris.

Dalam perhitungan Trishadiatmoko, total utang selama kontrak tiga sesi nanti diklaim akan mencapai angka Rp69 Miliar (kalau berturut-turut tidak dibayar), dan itu belum termasuk dengan pajak maupun pengeluaran lainnya.

Menanggapi pernyataan Dewas TVRI ketika bicara di hadapan Komisi I DPR RI, Helmy Yahya selaku mantan Dirut TVRI menyatakan bahwa perbandingan kasus Jiwasraya dengan TVRI adalah perbandingan yang ngawur.

“Pernyataan Dewas Moko (Trishadiatmoko) bahwa menyamakan Liga Inggris dengan Jiwasraya itu ngawur!” tegas Helmy Yahya.

Dalam perhitungan Helmy Yahya, angka 20-an miliar tidak bisa dibandingkan dengan gagal bayar Jiwasraya yang berpotensi rugikan negara sebesar Rp13 triliun. Menyentuh angka 1 persen dari kerugian Jiwasraya pun tidak sampai.

“Ini kan ‘cuma’ berapa miliar. Rp20-an miliar lah,” jelas Helmy Yahya.

Soal klaim gagal bayar yang dinyatakan Dewas TVRI, Helmy yakin bahwa penggunaan diksi Dewas TVRI sangat keliru sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda.

“Itu bukan ‘gagal bayar’, melainkan ‘tunda bayar’. Itupun sudah dikomunikasikan dengan Mola TV. Mereka aja nggak keberatan kok,” kata Helmy Yahya.

Penundaan bayar ini memang disengaja karena pembayaran akan dilakukan dengan iklan yang masuk dari penanyangan pertandingan Liga Inggris. Apalagi, tagihan yang ada pun pada dasarnya masih bisa dibayar oleh TVRI—sekalipun duit iklan belum masuk.

“Tidak ada potensi tidak terbayar. Kami akan bayar dari penerimaan iklan. PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak). Estimasi (iklan masuk) ada sekitar Rp150 miliar. Kalau cuma nilainya segitu (Rp27 miliar) masih bisa terbayar lah,” jelas Helmy.

Iklan

Di sisi lain, tudingan Dewas TVRI soal Discovery Channel yang diprotes publik karena menganggu siaran soal berita banjir Jakarta juga dijawab dengan lantang oleh Helmy Yahya dan Apni Jaya Putra, Direktur Program dan Berita TVRI.

“Oh, nggak benar. Kami yang paling banyak menayangkan banjir,” kata Helmy.

Apni Jaya Putra pun menilai Dewas TVRI sudah berbohong di hadapan Komisi I DPR RI ketika menguraikan alasan pemecatan Helmy.

“Itu Dewas (TVRI) ngaco. Bohongnya minta ampun, saya sedih banget,” kata Apni Jaya Putra.

Dalam penjelasan Apni, siaran Discovery Channel-yang-tayangin-buaya-Afrika-tapi-bukan-buaya-Indonesia hanya berlangsung dalam durasi satu jam saja. Sisanya? Ya siaran banjir Jakarta.

“Tanggal 1 Januari itu ada breaking news soal banjir, pagi ada breaking news, jam 11 ada breaking news. Bahkan di hari kedua, saya breaking news 18 jam,” tambah Apni.

Hm, barangkali pernyataan soal tak ada siaran banjir Jakarta menurut Dewas TVRI itu karena yang bersangkutan memang tidak nonton TVRI, tapi emang lagi nonton channel lain.

Eee, nonton channel berlangganan kayak Discovery Channel misalnya. (DAF)

BACA JUGA Pecat Helmy Yahya, Dewas TVRI Nilai Liga Inggris Tak Selaras Jati Diri Bangsa atau tulisan rubrik KILAS lainnya.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2020 oleh

Tags: Dewas TVRIHelmy Yahyaliga inggristvri
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Harry Maguire Bek Dungu Manchester United Anti Bullying MOJOK.CO
Esai

Harry Maguire, Bek Dungu Milik Manchester United yang Mengajari Kita Makna Ketahanan Mental dan Cara Melawan Bullying

20 Oktober 2025
Untung Mohamed Salah Nggak Jadi Buruh di Indonesia MOJOK.CO
Esai

Beda Nasib Mohamed Salah dan Pekerja di Indonesia saat Menyuarakan Hak: Menghasilkan Ketimpangan yang Dinormalisasi

6 Januari 2025
Rokok Ilegal identik dengan Liga Inggris, yang Legal Liga Italia MOJOK.CO
Esai

Kenapa, ya, Rokok Legal Identik dengan klub Liga Italia, sementara Rokok Ilegal Lebih Dekat dengan klub Liga Inggris?

9 November 2024
Vidio vs Rp18 Triliun Live Streaming Ilegal Jelang Liga Inggris MOJOK.CO
Esai

Vidio Wajib Cemas. Menjelang Liga Inggris, Keuntungan Live Streaming Ilegal Mencapai Rp18 Triliun!

9 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

pendidikan, lulusan sarjana nganggur, sulit kerja.MOJOK.CO

Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada

5 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.