Dalam rangka memeringati Hari UMKM Nasional pada 12 Agustus 2024, Dinas Perindustrian Koperasi dan UMKM (Disperinkop UKM) Kota Yogyakarta acara puncak Festival Gandang Gedong di halaman Balai Kota Yogyakarta pada Rabu (21/8/2024) pagi WIB.
Acara ini adalah puncak kelanjutan dari berbagai acara yang diadakan oleh Disperinkop UKM Kota Yogyakarta dengan mengusung tema “Memanfaatkan Ketangguhan UMKM untuk Mempercepat Pembangunan dan Pengentasan Kemiskinan dengan Jargon Bangga Lokal Berdaya Global”.
“Karena UMKM itu sudah terbukti dapat mempercepat pembangunan dan mengurangi angka kemiskinan, maka perlu didorong agar semakin lebih baik lagi,” jelas Tri Karyadi Riyanto Raharjo, Kepala Disperinkop UKM Kota Yogyakarta dalam sambutannya, Rabu (21/8/2024).
Momentum UMKM Yogyakarta tampilkan produk inovatif, kreatif, dan berdaya saing
Festival Nglarisi ini diramaikan oleh 45 kelurahan. Masing-masing kelurahan mengeluarkan satu kelompok UMKM yang terdaftar dalam Gandeng Gedong melalui platform Jogja Smart Service.
Dengan begitu, harapannya hal ini menjadi sebuah business matching yang mempertemukan antara penyedia jasa UMKM lokal dengan pengguna jasa. Dalam hal ini yakni Perangkat Daerah (PD) di lingkungan Kota Yogyakarta.
“Puncak UMKM ini kita jadikan sebuah momentum untuk membawa UMKM Yogyakarta selalu menampilkan produk-produknya yang selalu inovatif, kreatif, dan memiliki daya saing,” imbuh Totok, sapaan akrab Tri Karyadi.
Acara ini juga digunakan sebagai ajang konsolidasi terkait permasalahan-permasalahan UMKM yang tergabung dalam kelompok Gandeng Gedong.
Disperinkop UKM Kota Yogyakarta hadir untuk memberikan solusi permasalahan. Seperti jika UKM terkendala pembiayaan, maka akan dihubungkan dengan Bank Jogja untuk disupport biayanya, sekaligus memberikan akses kemudahan untuk bertransaksi melalui QRis yang juga bekerja sama dengan BPD DIY.
Lalu tersedia pula layanan BPJS Ketenagakerjaan bagi UMKM yang mempunyai tenaga kerja.
Upaya Pemerintah Kota Yogyakarta angkat UMKM
Saat ini sudah berdiri 297 UMKM yang terdaftar dalam Gandeng Gedong. Selain itu, Disperinkop UKM juga akan melakukan pendampingan kepada UMKM yang belum layak dan belum lulus.
“Bentuk pendampingannya yang pasti pelatihan, lalu kalau ijin-ijinnya kurang kita lengkapi, kalau sertifikasinya kurang kita dorong,” pungkas Totok.
Sedangkan PJ Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto mengatakan, 90% ekonomi DIY khusunya Kota Yogyakarta ditopang dengan geliat creative industry, UMKM, pariwasata, budaya dan pendidikan. Maka dari itu, pemerintah kota akan selalu mengangkat UMKM yang ada di Yogyakarta.
“Karena dari yang kecil inilah akan tumbuh pengusaha dan industriawan yang besar, yang selalu harus kita openi sejak mereka masih dengan modal yang sangat terbatas,” ucap Sugeng dalam sambutannya.
Pemerintah Kota Yogyakarta juga berkomitmen untuk selalu meningkatkan kapasitas SDM pelaku UMKM. Ia juga mengatakan akan selalu mendukung dalam bentuk kebijakan untuk membantu akses pasar bagi para pelaku UMKM.
Jangan asal membuat produk
Maka dari itu, Sugeng berpesan kepada para pelaku UMKM untuk tidak asal membuat produk, tapi juga harus memikirkan market treatment untuk pemasarannya.
“Pasar yang dikehendaki apa, sehingga apa yang diproduksi itu betul-betul bisa laku sesuai permintaan pasar,” kata Sugeng.
Pemerintah Kota Yogyakarta juga memberi pesan kepada Dinperinkop UMKM agar membebaskan para UMKM berkreasi dengan produknya. Sebab, untuk urusan pemasaran, tentu akan dibantu melalui peran pemerintah Kota Yogyakarta, tokoh masyarakat, tokoh kelembagaan yang ada di Kota Yogyakarta, BUMD, hingga sponsorship yang hadir dalam acara itu.
“Apapun yang dihasilkan melalui produk-produk yang luar biasa, kalau pasarnya tidak menerima, itu sama saja bohong. Maka dari itu, (UMKM) harus memikirkan market treatment,” tegas Sugeng.
Sugeng pun tak luput berpesan agar warga Yogyakarta mencintai produk UMKM. Itulah salah satu cara agar UMKM lokal tak kalah saing dengan produk-produk lain.
Oleh karena itu, para pelaku UMKM juga harus bisa memberikan produk yang unik dan istimewa, sehingga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi Yogyakarta.
Dampak nyata Festival Nglarisi
Anita (45), salah satu pelaku UMKM “Dapur Mamamia” yang terdaftar dalam kelompok Gandeng Gedong mengaku terbantu dengan adanya acara ini.
Ia menawarkan produknya berupa snak seperti kue sus, pastel, dan lumpia. Ada pula rice bowl dan air mineral.
“Dari pertama ada Gandeng Gedong, saya sudah masuk, tahun 2019,” ucap Anita saat Mojok wawancarai Rabu (21/8/2024).
Anita mengaku sejak dibentuknya Gandeng Gedong, tempat tinggal Antita, Bumijo, sudah mendaftarkan dirinya ke dalam kelompok UMKM tersebut. Hal ini sangat membantu Anita yang memiliki usaha Dapur Mamamia untuk memasarkan produk kulinernya secara lebih luas.
“Gandeng Gedong itu memang cuma menawarkan produk kuliner snak dan rice bowl, karena biasanya untuk jajan orang-orang dinas,” pungkasnya.
Penulis: Muhammad Ridhoi
Editor: Aly Reza
BACA JUGA: Petani Indonesia Belum Merdeka, Di Hari Kemerdekaan RI ke 79 Petani Malah Nelangsa
Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg bisa dikirim di sini