MOJOK.CO – Setelah dua tahun digelar secara daring akibat pandemi COVID-19, para penikmat musik jazz kini bisa kembali menonton Ngayogjazz 2022. Digelar Sabtu (19/11 2022) besok di Padukuhan Cibuk Kidul, Margoluwih, Seyegan, Sleman, pengunjung bisa menikmati beragam musik jazz mulai pukul 13.00 hingga 22.00 WIB.
Festival musik yang sudah diselenggarakan selama enam belas tahun terakhir tersebut kali ini mengusung tagline ‘Kena Jazz-é, Tetep Bening Banyuné’. Tagline itu terinspirasi dari falsafah jawa ‘Kena iwak-é, tetep bening banyuné’ yang artinya ‘menangkap ikannya tapi jangan membuat keruh airnya’.
Board Ngayogjazz, Aji Wartono di Yogyakarta, Kamis (17/11/2022) mengungkapkan tagline itu sekaligus menjadi pengingat bagi penyelenggara Ngayogjazz. Mereka berharap tetap bisa mengadakan sebuah festival sekaligus tetap menjaga budaya dan tradisi yang sudah diwariskan.
“Cita-cita [Djaduk Feriyanto-penggagas Ngayogjazz-red], itu Ngayogjazz menjadi peristiwa budaya yang bisa dinikmati oleh semua orang. Dan makin ke sini sepertinya cita-cita itu makin mendekati,” paparnya.
Ngayogjazz, menurut Aji menjadi ajang bertemunya kembali para penikmat musik secara langsung. Festival jazz yang dihadirkan di tengah desa dengan segala kearifan lokalnya menjadikan Ngayogjazz bukan sekedar konser musik, melainkan juga menjadi peristiwa budaya penuh nilai.
Dipilihnya Cibuk Kidul karena kawasan tersebut merupakan tempat yang indah dan berjarak kurang lebih 10 km dari pusat kota Yogyakarta. Desa ini memiliki sumber air melimpah yang dimanfaatkan warganya untuk pertanian, kolam perikanan dan juga program wisata.
“Di Cibuk Kidul ini nanti kita semua bersama warga akan belajar nge-jazz a la Ngayogjazz. Sinergi antara jazz dan kearifan lokal harapannya menciptakan sebuah keharmonisan. Kehidupan yang
selaras antara manusia, budaya, dan alam bagaikan sebuah jamming session dalam musik jazz,” jelasnya.
Aji menambahkan, tahun ini akan ada beberapa penampil yang akan meramaikan Ngayogjazz 2022. Diantaranya Barry Likumahuwa Jazz Connection, NonaRia x Dua Empat, Monita Tahalea, Irsa Destiwi Quintet, Kua Etnika featuring Bonita, SanDrums x Sri Hanuraga featuring Rodrigo Parejo (Spanyol).
Selain itu NJJO & Maarten Hogenhuis (Belanda), Gaga Gundul (Pemaï – Perancis & Gayam 16 – Indonesia), MLDJAZZPROJECT, Sax Party, ISI Yogyakarta Big Band, Yohanes Gondo Trio, Huaton Dixie, Acapella Mataraman, Taksu, dan masih banyak lagi.
“Juga komunitas-komunitas jazz se-nusantara yang akan hadir untuk menambah asupan kegembiraan,” ujarnya.
Ngayogjazz juga menjadi ruang ekspresi yang beragam dan luas. Dukungan terhadap komunitas dan musisi muda menjadi salah satu langkah yang dilakukan.
Apalagi agenda yang selalu ada di setiap Ngayogjazz adalah pertukaran ilmu dan pengalaman dalam workshop bersama musisi bertajuk Reriungan. Momen ini menjadi wadah untuk persemaian bibit musisi jazz sehingga jazz akan selalu lestari dengan musisi-musisi berkualitas.
“Selain kegiatan bermusik, kesenian tradisional dan pasar jazz adalah bentuk keterlibatan dan partisipasi warga masyarakat setempat sebagai tuan rumah penyelenggaraan ngayogjazz,” jelasnya.
Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi