Tahun ini, PAN benar-benar menjadi partai yang kaffah soal urusan pertikaian. Setelah sebelumnya para kadernya saling lempar kursi dalam kongres partai yang digelar di Kendari beberapa hari yang lewat, sekarang giliran pemimpinnya yang kebagian jatah bertikai lewat konflik internal antara Amien Rais vs Zulkifli Hasan.
Bedanya, kalau kader saling lempar kursi, sedangkan para pemimpin partainya saling lempar sindiran. Maklum, kelas pemimpin, fisiknya tentu saja sudah loyo dan tidak seprima para kader yang rata-rata masih muda, tidak bakal kuat kalau harus lempar-lempar kursi.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan dan Amien Rais saat ini sedang dalam fase puncak pertikaian. Keduanya berada dalam kubu yang berbeda dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum PAN periode 2020-2025.
Zulkifli Hasan yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum periode 2015-2020 mencalonkan diri kembali sebagai Ketua Umum. Sedangkan Amien Rais menjagokan Mulfachri Harahap sebagai kandidat penantang Zulkifli Hasan.
Zulkifli Hasan pada akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum setelah mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan Ketua Umum yang digelar saat Kongres ke 5 PAN yang penuh dengan kursi terbang itu. Zulkifli Hasan mendapatkan 331 dari 562 suara sah. Sedangkan Mulfachri Harahap yang dijagokan oleh Amien Rais hanya memperoleh 225 suara.
Amien Rais pun tentu saja menyesalkan hasil tersebut. Melalui video yang ia unggah di akun Instagramnya (Iya, Pak Amien main Instagram juga), Amien Rais mengungkapkan kekecewaannya. Ia bahkan mengatakan ada banyak pelanggaran yang terjadi dalam proses pemilihan Ketua Umum.
“Memang jelang Kongres PAN itu DPP di bawah Zulhas melakukan hal-hal yang sesungguhnya tidak pantas. Banyak sekali pasal-pasal AD/ART yang dilanggar, kemudian SC pun juga tidak begitu adil, bahkan 100 persen OC itu dari katakanlah kubunya Zulhas,” kata Amien dengan wajahnya yang khas.
Amien Rais juga menceritakan tentang adanya kader-kader yang “mencurigakan” yang ada dalam arena Kongres. Kader-kader yang oleh Amien Rais disebut berbadan besar dan bertato.
“Badannya besar, pake tato, tanpa pakaian yang rapi, tapi semua dikalungin peserta peninjau (Id card). Ketika disuruh keluar tidak mau.”
Lebih lanjut, Amien meminta kepada Pemerintah untuk tidak mengesahkan hasil Kongres ke-5 PAN yang memenangkan Zulkifli Hasan tersebut.
Panitia Kongres melalui Sekretaris OC Kongres V PAN Yahdil Abdi Harahap pun diketahui langsung membantah pernyataan Amien Rais.
“Bisa saja beliau diberi informasi sepihak terkait apa yang terjadi di kongres, karena tudingan itu tidak beralasan karena. Bang Zul (Zulkifli Hasan) itu tidak ada tidak melakukan itu semua,” terang Abdi kepada kantor berita RMOL. “Memang kita melihat ada ketua DPD DPW yang mirip preman karena berbadan besar, ada yang gondrong, ya emang karena dari dulu rambutnya panjang.”
Ah, betapa menyenangkannya menyaksikan drama politik PAN yang penuh dengan manuver-manuver keras dari para pemimpin dan kader-kadernya ini, terlebih konflik ini bermuara pada dua sosok yang di dalam PAN sama-sama punya pengaruh yang besar.
Yang lebih menyenangkan tentu saja adalah fakta bahwa Amien Rais dan Zulkifli Hasan sejatinya adalah besanan. Keduanya resmi menjadi besan 2011 lalu saat putra Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, sah menjadi suami dari Futri Zulya Safitri, putri Zulkifli Hasan yang saat itu masih menjabat sebagai menteri Kehutanan.
Tak terbayang rasanya menjadi Mumtaz dan Futri saat pillow talk sesaat sebelum tidur.
“Dik, ayahmu itu mbok dibilangin, jangan suka bikin perkara.”
“Iiiih, Mas Mumtaz, kan yang bikin gara-gara ayahnya Mas duluan.”