MOJOK.CO – KH. Ahmad Muwafiq atau Gus Muwafiq tiba-tiba memberi gagasan ke santri-santrinya untuk membuat lomba baca puisi. Ia bahkan meminta acara itu dibuat tahunan. Tahun ini lomba baca puisi berlangsung, Sabtu 7 Oktober 2023.
Gagasan untuk membuat lomba baca puisi itu terkesan mendadak. Salah satu santri Gus Muwafiq, Nanang Hadi Sudibyo mengungkapkan ide lomba baca puisi itu muncul pada bulan September. Saat malam-malam duduk bersama dengan beberapa santrinya Gus Muwafiq membahas persiapan Mauludan (peringatan Maulid Nabi) yang akan dilaksanakan pada Sabtu (14/10) di Ponpes Minggir.
“Kita sedang bahas ikan Arapaima sepanjang 4 meter sumbangan dari Direktur AMIKOM yang akan jadi santapan utama di Maulidan. Itu ikan kwintalan beratnya, kami lagi ramai bahas. Lha kok tiba-tiba beliau dawuh. ‘Kudu ana lomba puisi, bikin segera’,” kata Nanang dalam siaran pers yang Mojok terima, Rabu (4/10)
“Bangsa ini perlu puisi, ben luwih maju meneh negarane,” kata Nanang memberikan alasan Gus Muwafiq ingin ada lomba baca puisi. Nanang saat itu berusaha mendetailkan apa maksud dari Gus Muwafiq. Apakah yang dimaksud baca puisi di maulidan atau rangkaian acara (road to mauludan).
“Tapi, namanya Gus Muwafiq kalau bicara sama kita sering hanya tersirat. Intinya kata beliau, ‘ora ana road-road-an, wis gawe wae, santri, cah sekolah, wong yatim, gelandangan, kabeh iso moco puisi ning Minggir. Saben tahun moco puisi ning Minggir,’” kata Nanang.
Gus Muwafiq hadirkan Joko Pinurbo dan Peri Sandi
Nanang yang ditunjuk menjadi Ketua Panitia LAFEST Minggir #1 mengatakan, akan ada 9 kegiatan utama. Kegitan itu meliputi, lomba pembacaan puisi, workshop penulisan puisi, pameran karya sastra, lapak buku sastra, lapak pasar tiban. Juga akan ada pidato kebudayaan, malam baca puisi, musikalisasi puisi, dan pentas seni. Acara akan berlangsung di Ponpes Minggir di Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Sleman mulai pukul 09.00 – 22.00.
“Gus Muwafiq tak banyak tanya soal detail, hanya beliau meminta sejumlah nama penyair untuk bisa hadir seperti Mas Jokpin, Mas Joni Ariadinata, Mas Raudal Tanjung Banua, dan sepuluhan nama-nama lain,” jelas Nanang.
Seperti permintaan Gus Muwafiq, yang akan membaca puisi yaitu sejumlah penyair kolega Gus Muwafiq, santri, anak sekolah, mahasiswa, anak yatim, gelandangan, dosen, Pak RT, masyarakat umum, dengan Joko Pinurbo dan Peri Sandi sebagai bintang tamu.
“Selain itu kami sedang meminta Gus Muwafiq menyampaikan pidato kebudayaan lah istilah kami. Intinya kami juga ingin jawaban, kok bisa-bisanya beliau ingin ada lomba baca puisi di Ponpes Minggir. Maksudnya apa, biar terjawab semua, apalagi negara ini kan sedang memasuki masa politik, masa-masa yang sangat prosa, bahkan biasanya kan masa-masa persaingan keras,” papar Nanang.
Lomba dari tingkat pelajar hingga umum
Adapun khusus untuk lomba baca puisi, terbagi dalam tiga kategori peserta yakni Tingkat Pelajar SMA/SMK/MA se-DIY, Tingkat Mahasiswa se-DIY, dan Tingkat Umum se-DIY. Periode pendaftaran lomba pada 29 September hingga 4 Oktober 2023.
Tercatat ada ratusan peserta yang telah mendaftar lomba dan akan ada 20 peserta di masing-masing kategori untuk menjalani final di Ponpes Minggir pada Sabtu (7/10) pagi. Selanjutnya akan dipilih masing-masing 6 pemenang yakni juara 1 hingga harapan 3. Hadiah untuk pemenang pertama di masing-masing kategori adalah tropi, piagam penghargaan dan uang pembinaan total Rp18 juta.
Selain itu para peserta lomba dengan kuota sebesar 50 peserta juga bisa mengikuti workshop menulis puisi bersama Joni Ariadinata dan Raudal Tanjung Banua yang hasil dari workshop tersebut akan terbit menjadi buku antologi puisi.
Ketua Panitia LAFEST Minggir #1, Nanang Hari Sudibyo, mengatakan yang menarik dari LAFEST Minggir adalah sebuah acara budaya yang inisiatornya seorang kiai dan berlangsung di perdesaan Sleman menjadi sebuah tantangan untuk bisa berkelanjutan. Ini sekaligus sebuah statement bahwa ponpes yang Gus Muwafiq dirikan di Minggir, ingin terus menjadi gerakan kebudayaan dari pinggiran yang melibatkan orang-orang terpinggirkan.
“Beliau terus menekankan anak yatim, gelandangan, wong miskin, kabeh kudu iso moco puisi. Ya sudah, ini kita niati untuk memulai.” (*)
Editor: Agung Purwandoono
BACA JUGA Sowan Kiai: Gus Muwafiq, Kiai Nyentrik Penggemar Naruto dan Upin-Ipin
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News