MOJOK.CO – Spotify Instafest sedang ramai di media sosial. Kalian yang tidak cermat mungkin sempat mengira poster yang bersliweran di medsos itu festival musik betulan. Padahal, line up yang ditampilkan dalam poster tersebut berisi artis-artis yang paling sering diputar di Spotify.
Spotify Instafest adalah aplikasi pihak ketiga yang terhubung dengan data Spotify. Layanan ini memungkinkan pengguna Spotify membuat poster ala festival musik dengan line up artis favorit masing-masing pengguna.
Menggunakan Spotify Instafest tidaklah sulit. Kalian cukup memiliki akun Spotify dan mengunjungi laman Instafest di www.instafest.app. Berikut Mojok merangkum caranya untuk kalian:
1. Kunjungi laman www.instafest.app
2. Masuk ke akun Spotify dengan menuliskan email/username dan password di kolom yang tersedia
3. Baca informasi privasi kemudian klik “Setuju”.
4. Pilih periode waktu yang kalian inginkan. Tersedia tiga opsi yaitu empat minggu terakhir, enam bulan terakhir, dan sepanjang waktu. Artis-artis yang paling banyak kalian dengar dalam kurun waktu itu yang akan ditampilkan dalam poster.
5. Pilih desain poster. Ada tiga template yang tersedia yaitu Malibu Sunrise, LA Twillight, dan Mojave Dusk. Kalian bisa menyesuikan nuansa musik yang sering kalian dengar di Spotify dengan template tersebut.
6. Terakhir, beri nama festival
Setelah melewati langkah-langkah di atas, kalian bisa langsung pilih “Save dan Share”. Apabila tidak ingin username ditampilkan, kalian bisa mencetang opsi “Hide Username”. Kalian juga bisa mengunduh poster tersebut apabila ingin menyimpannya di perangkat masing-masing.
Spotify Instafest akan mengolah data akun Spotify kalian. Hasil pengolahan akan ditampilkan menjadi tiga bagian dalam poster, dipisahkan oleh tanggal festival musik berlangsung yakni 28, 29, 30 November. Pokonya mirip dengan poster-poster festival musik pada umumnya.
Asal tahu saja, Spotify Instafest dibuat oleh Anshay Saboo, seorang mahasiswa University of Southern California. Dilansir dari HITC, Anshay memang memiliki ketertarikan dan pengalaman di dunia teknologi. Ia pernah mengembangkan dan merilis aplikasi sebelumnya.
“Sejak saya menulis baris kode pertama saya di kelas sepulang sekolah di sekolah dasar, saya terpesona oleh kekuatan pemrograman yang memungkinkan kami membuat perubahan,” jelas Anshay seperti dikutip dari HITC.
Penulis: Kenia Intan
Editor: Purnawan Setyo Adi