Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Bedog Arts Fest 2025: Perayaan Seni Kerakyatan, Lingkungan, dan Semangat Keberlanjutan

Redaksi oleh Redaksi
19 Oktober 2025
A A
Bedog Arts Fest 2025 Mojok.co

Penampilan Miroto Dance Company di Bedog Arts Fest 2025 (Dok. BAF 2025).

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK – Bedog Arts Fest (BAF) kembali menghelat perayaan seni, komunitas, dan lingkungan di tepian Sungai Bedog Yogyakarta pada tanggal 17-19 Oktober 2025. Hari pembukaannya bertepatan dengan Hari Warisan Budaya Takbenda Internasional UNESCO. BAF 2025 resmi dibuka di Studio Banjarmili, Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman, dengan mengusung tema kuat: “Sambung-Menyambung”.

Acara pembukaan Bedog Arts Fest 2025 yang berlangsung pada hari Jumat (17/10/2025) yang diiringi hujan secara resmi oleh Harda Kiswaya, Bupati Sleman. Turut hadir dalam pembukaan ini Yusuf Indrajaya, Kepala SPI (Satuan Pengawasan Internal) Badan Otorita Borobudur, yang mewakili Kementerian Pariwisata RI.

Dalam sambutannya, Harda Kiswaya menyampaikan, “Bedog Arts Fest bukan hanya sebuah festival, melainkan sebuah ruang budaya yang hadir sebagai wadah bertemunya seniman, warga, dan berbagai komunitas , yang menjunjung tinggi semangat regenerasi nilai, pelestarian lingkungan, serta keberlanjutan dalam gerakan kebudayaan sosial-budaya.”

Tema “Sambung-Menyambung” bukan sekadar frasa puitis, melainkan sebuah penegasan komitmen festival untuk merawat kesinambungan antar generasi, antara manusia dan alam, serta tradisi dan budaya. Tema ini secara gamblang mengajak publik melihat keterhubungan antara alam, manusia, dan kebudayaan sebagai satu kesatuan ekosistem yang saling menopang.

“BAF 2025 ini adalah wujud nyata dari bagaimana seni dapat menjadi perekat. ‘Sambung-Menyambung’ adalah DNA kami, menyambungkan kembali tradisi dan inovasi, menyambungkan seniman dengan warga, dan yang paling penting, menyambungkan manusia dengan tanggung jawabnya terhadap alam,” ungkap Kevindha Mahatma, salah seorang Board of Creative Director BAF 2025, dalam wawancara di sela-sela pertunjukan.

“Kami ingin Kradenan tidak hanya dikenal karena festivalnya, tetapi sebagai embrio desa wisata berbasis budaya yang kesadarannya tumbuh dari kolaborasi ini.”

Bedog Arts Fest 2025 Mojok.co
Seremonial Pembukaan Bedog Arts Fest 2025 (Dok. BAF 2025)

 

Kekuatan Komunitas

BAF menegaskan posisinya sebagai festival seni pertunjukan berbasis komunitas , di mana kolaborasi warga menjadi jantung pelaksanaannya. Semangat gotong royong Dusun Kradenan terasa di setiap sudut festival. Mulai dari membersihkan area sungai, membangun panggung pertunjukan yang megah, hingga menata area parkir dan fasilitas pengunjung. Semuanya dikerjakan bersama oleh warga.

Aspek pemberdayaan masyarakat terjalin erat dengan kegiatan ekonomi kreatif. Ibu-ibu warga Kradenan aktif memasak dan menyiapkan konsumsi untuk seluruh panitia dan pekerja lapangan selama persiapan. Sementara itu, Karang Taruna Karya Muda Kradenan mengambil peran vital sebagai tim waste management, belajar memilah dan mengelola sampah selama festival berlangsung.

Langkah Bedog Arts Fest Menuju Almost Green Festival

Salah satu terobosan paling progresif di BAF 2025 adalah langkah berani menuju praktik festival ramah lingkungan yang terangkum dalam gerakan almost green festival. Konsep “Sambung-Menyambung” benar-benar diterjemahkan menjadi keberlanjutan energi.

Untuk pertama kalinya, BAF berkolaborasi dengan Yayasan Get Plastic Indonesia dan Bank Sampah Go-Green untuk mengubah sampah menjadi energi. Sebagian sumber cahaya instalasi senthir dan bahkan genset penerangan di area festival disuplai oleh minyak hasil olahan sampah plastik yang didapatkan dari mesin pirolisis. Yang lebih menarik, sampah plastik yang dihasilkan selama BAF 2025 akan dipilah dan diolah kembali menjadi energi untuk festival tahun depan.

“Ini langkah kecil, tapi menjadi awal dari perjalanan panjang menuju festival yang benar-benar berkelanjutan ,” jelas Kevindha Mahatma. “Kami mengajak warga belajar mengelola sampah secara bertanggung jawab, dan melalui program ini, makna ‘Sambung-Menyambung’ menjadi nyata: seni, warga, dan alam saling terhubung, tumbuh bersama dalam satu ekosistem.”

Miroto Dance Company: Meruwat Warisan Sang Maestro

Group Miroto Dance Company Mojok.co
Group Miroto Dance Company (Dok. BAF 2025)

Pada gelaran hari pertama, turut dimeriahkan dengan penampilan memukau dari MIROTO DANCE COMPANY dengan judul karya KALA PART OF DANCING SHADOW. Penampilan ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga penguatan akan warisan seni pertunjukan dan nilai-nilai yang selama ini diusung oleh mendiang maestro tari, Miroto.

Karya ini mengangkat tema ruwatan, diinterpretasikan sebagai solusi untuk menyelaraskan dan menyeimbangkan  kondisi  yang  serba  kacau  agar  harmonis  kembali.  Secara  simbolis, pertunjukan ini menampilkan kontras antara nafsu rendah (destruktif) yang direpresentasikan oleh Batara Guru, Batari Durga, dan Batara Kala , berhadapan dengan budi luhur (konstruktif) yang direfleksikan oleh Batara Wisnu. Pertunjukan ini menegaskan pesan bahwa pada akhirnya, sifat baik akan berada pada pihak yang menang.

Iklan

BAF 2025 telah memulai perjalanannya sebagai wujud kebersamaan dan perayaan hidup di tepian Sungai Bedog , membuktikan bahwa sebuah festival seni dapat menjadi motor penggerak bagi kesadaran ekologis, pemberdayaan komunitas, dan pelestarian warisan budaya.

Ketika Alam Berbicara, Manusia Menunduk

Hujan deras yang turun sejak sore menjadikan pagelaran di hari pertama ini mengalami penundaan, hingga 2 jam dari jadwal. Terlebih, karena curah hujan yang tinggi menjadikan luapan aliran Sungai Bedog, tempat di mana panggung utama didirikan. Namun, hal ini tidak menyurutkan animo pengunjung yang ingin menikmati pertunjukkan.

Penundaan ini juga ingin mempertegas keselarasan manusia dengan alam. Saat alam sedang menunjukkan gejalanya, manusia jangan takabur, yang pada akhirnya akan dilibas oleh alam. Peristiwa ini justru menguatkan pesan utama BAF 2025: bahwa manusia harus melihat keterhubungan antara alam, manusia, dan kebudayaan sebagai satu kesatuan ekosistem yang saling menopang.

Dengan rangkaian program dan komitmennya, Bedog Arts Fest 2025 telah memulai perjalanannya, bukan hanya sebagai panggung seni, tetapi sebagai wujud kebersamaan dan perayaan hidup yang berkelanjutan di tepian Sungai Bedog.

BACA JUGA: Pengalaman Wisatawan Menikmati Borobudur Sunrise, Datang dari Subuh untuk Melihat Rona Matahari Jingga atau liputan Mojok lainnya di rubrik Liputan

 

Terakhir diperbarui pada 21 Oktober 2025 oleh

Tags: Bedog Arts FestfestivalMirotoslemanSungai Bedog
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Pelaku UMKM di sekitar Prambanan mengikuti pelatihan. MOJOK.CO
Ekonomi

Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih

3 Desember 2025
Ilustrasi Stasiun Kalasan di Sleman yang terbengkalai - MOJOK.CO
Liputan

Saat KAI Masih Sibuk Mengkaji Pembukaan Stasiun Kalasan, Warga Sudah Muak dengan Anak Muda yang Menjadikannya Tempat Maksiat

14 Oktober 2025
Alasan Warlok Sleman Malas Berwisata ke Kaliurang Mojok.co
Pojokan

Alasan Warlok Sleman Malas Berwisata ke Kaliurang

2 Oktober 2025
Hentikan MBG! Tiru Keputusan Sleman Pakai Duit Rakyat (Unsplash)
Pojokan

Saatnya Meniru Sleman: Mengalihkan MBG, Mengembalikan Duit Rakyat kepada Rakyat

19 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Perantau Sidoarjo nekat jadi wasit futsal demi bertahan hidup di Jogja hingga akhirnya menyerah MOJOK.CO

Perantau Sidoarjo Nekat Jadi Wasit Futsal demi Hidup di Jogja, Berujung Menyerah Kejar Mimpi di Kota Pelajar karena Realita

28 November 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
ump diy.MOJOK.CO

Working Poor dalam Bayang-Bayang UMP DIY 2026 dan Biaya Hidup yang Semakin Tinggi

28 November 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.