Wacana tes membaca Al-Quran bagi capres-cawapres yang sempat mengemuka beberapa waktu terakhir mendapatkan banyak komentar dari berbagai tokoh, utamanya mereka yang terlibat langsung dalam eskalasi politik elektoral.
Salah satu komentar yang cukup menyita perhatian tentu saja adalah komentar dari Amien Rais. Maklum saja, ia adalah salah satu sosok yang ikut meramaikan Pilpres, sebab dirinya menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Amanat Nasional (PAN) yang kebetulan mendukung salah satu pasangan capres-cawapres (Halah, sebut saja Prabowo-Sandiaga Uno).
Amien Rais ikut angkat suara terkait dengan undangan tes baca Al-Quran dari Ikatan Dai Aceh untuk pasangan capres-cawapres beberapa waktu yang lewat itu.
Menurut Amien Rais, tes baca Al-Quran adalah tes yang tidak relevan jika digunakan dalam konteks pemilihan presiden dan wakil presiden.
Menurut Amien, tes baca Al-Quran baru relevan jika hal tersebut dilaksanakan untuk pemilihan ketua lembaga yang bersifat keislaman seperti pondok pesantren atau misalnya, organisasi sosial keislaman seperti NU atau Muhammadiyah.
“Lucu sekali, kalau pimpinan pondok bolehlah,” ujar Amien. “Misalnya Muhammadiyah mau Muktamar supaya PP yang dipilih yang baca Al-Quran saya setuju.”
Lebih jauh, Amien mengatakan bisa baca Quran bukan jaminan seorang calon pemimpin punya sifat dan perangai yang baik.
“Banyak orang hapal Al-Quran tapi perangainya seperti bukan beriman juga. Ada itu bukan ukuran,” terang Amien. “Banyak juga misalnya maaf ini orang kelihatannya alim ternyata masuk bui juga. Terus ada orang kelihatan abangan tapi jujur itu di mata Allah lebih bagus.”
Karena alasan itulah, Amien Rais secara tegas menyatakan tidak setuju dengan tes baca Al-Quran bagi capres dan cawapres.
“Jadi memaksa (capres-cawapres) harus ujian Al-Quran itu enggak tepat.”
Wah, politik memang ribet. Dua kubu sama-sama mengklaim sebagai kubu yang paling islami. Yang satu islami karena memilih ulama, yang satu islami karena dipilih ulama. Giliran ada cara untuk mengetes kemampuan dasar beragama Islam, banyak yang nggak setuju.
Haisssssh. Ra mashoooooook.