Sinetron Berjudul Tabrakan Setya Novanto

sinetron-setya-novanto-mojok

sinetron-setya-novanto-mojok

[MOJOK.CO] “Sinetron yang baik membuat pemirsa bersimpati dan berpihak pada tokoh utamanya, entah dia baik atau jahat. Kalau sinetron dua hari lalu itu jelas sinetron yang buruk.”

Kalau kamu suka nonton film televisi atau sinetron di Indonesia, pasti akan familier dengan adegan ini: seorang tokoh utama naik mobil dan kecelakaan, tiba-tiba ia masuk rumah sakit dengan kepala diperban, bajunya masih rapi seolah tidak sedang mengalami kecelakaan sebelumnya, dan singkat cerita, setelah itu sang tokoh menderita amnesia. Ditanya namanya sendiri pun lupa.

Itu adalah rumus yang klise yang sudah dilakukan sejak sinetron Tersanjung musim pertama. Biasanya sutradara melakukan itu untuk mengubah alur cerita agar lebih dramatis. Tapi, ya lama-lama rumus itu menjadi klise yang konyol dan merendahkan akal sehat. Walau yang namanya sinetron alias fiksi, ya bisa dimaklumilah kalau ada cerita yang tidak masuk akal. Batman saja ada dalam serial Tutur Tinular di Indosiar.

Saya tidak tahu apakah setelah ini Setya Novanto akan amnesia atau tidak. Kalau mengikuti petunjuk sutradara FTV, mestinya akan ada adegan dokter menelepon atau bertemu dengan anggota keluarga untuk memberi tahu perihal amnesia itu. Lantas kamera akan fokus zoom in ke wajah anggota keluarga tersebut dengan background musik horor. Sejenis dengan fitur baru superzoom di IG Stories.

Kalaupun memang benar itu kecelakaan, saya doakan ia cepat sembuh agar bisa segera diperiksa KPK. Tentu rakyat mendukung setiap upaya pemberantasan korupsi, sebagaimana pesan Setya Novanto kepada kader Golkar: hindari korupsi!

Tapi, kalau kecelakaan itu sebuah rekayasa, tentu itu rekayasa yang buruk. Ia ibarat sinetron yang jalan ceritanya terlalu mudah ditebak. Tak ada yang lebih menyebalkan selain jalan cerita yang mudah ditebak. Ia tidak meninggalkan ruang bagi penonton untuk berimajinasi dan mendapat kejutan-kejutan kecil. Bagaimanapun netizen sudah terlalu jenuh dengan jalan cerita yang sedrama itu. Mestinya bisa lebih kreatif lagi dalam membangun alur cerita. Padahal banyak sekali contoh cerita yang penuh imajinasi atau kejutan.

Kreativitas itu yang dibutuhkan dalam situasi di mana orang-orang mengalami kejenuhan. Memberikan cerita yang sama terus-menerus tidak akan mendapatkan respons yang diinginkan kecuali cibiran dan ungkapan kebosanan. Sinetron di televisi yang dulu mengopi sinetron lainnya mungkin akan laku, tapi kalau rumus itu digunakan terus jangan salahkan kalau penonton pelan-pelan akan mengabaikannya.

Narasi kecelakaan menabrak tiang listrik kemudian pingsan dan masuk rumah sakit dengan kepala diperban itu juga sama sekali tidak cocok dengan sosok Setya Novanto yang selama ini dicitrakan sebagai godfather yang susah disentuh tangan hukum. Ceritanya pun tidak sedramatis pelarian Nazarudin yang menjadi buron sampai akhirnya ditangkap KPK di Kolombia.

Alih-alih mengkopi jalan cerita FTV, akan lebih cocok kalau mengikuti cerita di film Godfather, cerita tentang mafia Italia yang begitu berkuasa di Amerika Serikat itu. Kamu yang nonton pasti tahu Don Vito Corleone, orang yang begitu ditakuti dan sekaligus jadi incaran musuh-musuhnya untuk dibunuh. Polisi tidak pernah mampu menjeratnya.

Satu ketika, Don Corleone tidak dalam penjagaan yang ketat. Ia membeli jeruk di pinggir jalan. Situasi yang jadi incaran empuk musuh-musuhnya. Don Corleone ditembak berkali-kali oleh dua orang. Ia terkapar dan masuk rumah sakit. Tidak sadarkan diri untuk beberapa lama, tapi tidak mati.

Di rumah sakit, ia pun masih jadi incaran musuh-musuhnya begitu tahu ia belum mati. Untung si Michael, anak kesayangan Don Vito, cepat tanggap dan menambah personel penjaga di rumah sakit. Cerita yang heroik untuk sosok mafia yang bertahun-tahun bebas menjalankan transaksi hitamnya. Don Vito akhirnya mati di kebun di rumahnya sendiri ketika sedang main bersama cucunya.

Selain mencontoh film-film yang lebih berkualitas, karena ini era netizen menjadi raja, bikin narasi opini publik yang lebih masuk akal. Bayangkan, bagaimana bisa orang-orang dekat Setya Novanto memberikan pernyataan publik yang berbeda-beda soal sakit apa yang diderita Ketua DPR ini beberapa saat lalu? Ini misteri yang entah kapan akan terpecahkan.

Atau untuk kejadian kemarin, jangan tiba-tiba ada pernyataan kepala benjol sebesar bakpao. Apalagi menggunakan tiang listrik sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi.

Mungkin ini memang sengaja dipilih karena tahu bahwa netizen akan suka dengan hal-hal semacam itu, tapi ya jangan salahkan efeknya kalau semakin banyak meme yang menempelkan bakpao di kepala Setya Novanto.

Jangan juga salahkan netizen jika lebih berempati pada tiang listrik dan mobil Fortuner yang ringsek dan akhirnya membuat gambar-gambar tiang listrik yang dilarikan ke UGD.   

Apa semua pembuat dan penyebar meme itu mau di-UU-ITE-kan juga?

Exit mobile version