Menjaga akar lokalitas
Bagi beberapa klub sepak bola Indonesia, menggaet sponsor adalah pekerjaan yang rumit. Khususnya mereka yang berlaga di Liga 2 atau Liga 3. Sponsor juga pasti akan mempertimbangkan keuntungan apa yang bisa mereka serap dari klub.
Sementara itu bermain di Liga 2, apalagi 3, biasanya minim exposure. Itu yang dulu saya pahami dan mungkin sudah berbeda untuk saat ini.
Saya sendiri masih ingat, pada 2013 dan 2014, Persiba Bantul kesulitan mencari sponsor. Saat itu, Idham Samawi, Pak Manajer, bahkan menggunakan istilah “setengah mati” untuk menggambarkan sulitnya mencari sponsor. Oleh sebab itu, mereka sampai harus “bantingan” atau patungan dana demi operasional klub.
Salah satu penyebab Persiba Bantul kesulitan mencari sponsor kala itu adalah dualisme sepak bola Indonesia. Dan tidak hanya Persiba, banyak klub Indonesia yang juga menderita hal yang sama. Setidaknya itu yang disampaikan oleh Pak Idham. Dengan ada atau tidaknya konflik, baik di liga maupun suporter, mencari sponsor selalu rumit.
Oleh sebab itu, ketika tahu bahwa Mie Ayam Pak Sarmintul resmi menjadi sponsor Persiba Bantul, saya tersenyum bahagia. Lokalitas dalam konteks ini sungguh kabar baik untuk iklim investasi sepak bola Jogja dan Indonesia. Kalau sudah sampai di sini, saya berharap kerja sama keduanya membuahkan hasil yang membahagiakan.
Saya berharap demikian tidak lain supaya lebih banyak “aset lokal” merapat ke klub sepak bola. Misalnya, Warung Kopi Klotok yang antreannya mengerikan itu, menjadi sponsor PSS Sleman. Untuk PSIM Jogja, bisa bekerja sama dengan Olive Chicken mengingat ayam goreng ini sudah menjadi “oleh-oleh khas” baru untuk Jogja.
Sama-sama mengejar prestasi
Selain keduanya sama-sama berasal dari Bantul, Mie Ayam Pak Sarmintul dan Persiba juga punya misi yang sama. Saat ini, Persiba bermain di Liga 3 dan target mereka adalah promosi ke Liga 2. Sementara itu, untuk Mie Ayam Pak Sarmintul, menguasai palagan mie ayam Jogja adalah target yang realistis.
Mungkin, 5 tahun lagi, jika menyebut Pak Sarmintul bukan lagi dengan embel-embel “salah satu mie ayam enak di Jogja”. Namun, kita akan menyebutnya dengan status “mie ayam paling enak di Jogja”. Dan semua itu berkat kerja sama yang mungkin dianggap nyeleneh ini.
Hal ini bukan tidak mungkin mengingat keduanya sama-sama akan berbagi exposure. Jika Persiba Bantul berhasil promosi ke Liga 2, nama Mie Ayam Pak Sarmintul sebagai salah satu sponsor pasti ikut naik ke permukaan. Sementara itu, melihat kreativitas Pak Sarmintul sebagai owner, khususnya di strategi iklan, adalah nilai tambah untuk klub sepak bola.
Kapan lagi kita bisa menyebut 2 entitas dalam 1 kalimat yang isinya kenikmatan. “Puas nonton kemenangan Persiba Bantul, lalu merayakannya dengan kenikmatan seporsi Mie Ayam Pak Sarmintul.”
Saya tidak tahu nilai kontrak antara Pak Sarmintul dan Persiba Bantul. Namun, untuk saat ini, saya hanya ingin merayakan kabar baik ini. Semoga kerja sama ini membuahkan nikmat bagi semua. Dan, semoga Persiba, serta sepak bola Jogja, terkintul-kintul bersama Mie Ayam Pak Sarmintul.
Penulis: Moddie Alvianto W.
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Mie Ayam Pak Sarmintul dan Restu Istri untuk Mundur dari BUMN dan kisah menarik lainnya di rubrik ESAI.