Membubarkan Pengajian di Tanggal Cantik: Sebuah Rekomendasi untuk Banser

pembubaran-pengajian-mojok

pembubaran-pengajian-mojok

Tidak selamanya ritual pembubaran pengajian itu harus mengerikan dan bersifat negatif. Jika jatuh pada momen yang tepat, kesan yang akan muncul sungguh luar biasa dan tidak seseram bayangan kita.

Belakangan, beberapa nama memang menjadi objek dari “ritual suci” pembubaran ini. Sebut saja salah satu di antaranya: Bachtiar Nasir. Dan sejak FPI kurang garang karena ditinggal imam besarnya, siapa lagi yang mendominasi dan menjadi ujung tombak sakti ritual suci ini kalau bukan Banser NU?

Tapi, janganlah kita fokus pada Pak Bachtiarnya, kita kembali ke topik awal saja: pem-bu-ba-ran.

Ayolah, Banser, ada hal-hal lain yang bisa diimprovisasi selain sekadar membubarkan dan kemudian masuk berita (yang nada beritanya negatif pula). Cobalah merumuskan formula pembubaran pengajian dengan memilih tanggal yang pas dan punya momentum sehingga selain pengajian bubar, peserta pengajian bisa memperoleh bahan edukasi dan refleksi. Ini trik agar pembubaran pengajian tampak kreatif dan tidak kaku, serta membuat pemberitaan pembubaran pengajian di media mainstream lebih positif.

Berlagak sebagai konsultan humas, berikut saa rekomendasikan sejumlah tanggal cantik yang tersisa di 2017 yang kiranya bisa jadi pertimbangan Banser untuk dipilih sebagai momen untuk membubarkan pengajian. Semoga berfaedah.

#25 November

Berdasarkan Keppres 78/1994, tanggal ini diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia. Banser bisa mengambil inisiatif dengan memberi ultimatum kepada yang akan dieksekusi, kalau perlu kepada seluruh jamaah pengajian: pilih pengajian berhenti atau menanam pohon?

Secara tidak langsung, aksi ini akan menjadi sarana menumbuhkan rasa cinta terhadap NKRI dan sebagai bentuk tindakan nyata mengaplikasikan amanat konstitusi. Dengan jumlah jamaah yang insyaallah membeludak, jumlah pohon yang akan ditanam pun semakin banyak.

Tentu saja akan terlihat lebih kece jika melibatkan pemerintah melalui Menteri Kehutanan agar menambah khidmat prosesi penanaman pohon. Meski penanaman pohon berlangsung meriah, pengajian tetap disetop juga pada akhirnya karena itulah tujuan utamanya.

#1 Desember

Ritual suci pembubaran di tanggal ini bisa memberikan dampak posotif yang besar. Kesempatan ini juga bisa diisi dengan kampanye tentang bahaya HIV/AIDS karena bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia.

Ada beberapa kegiatan yang bisa menjadi sisipan Banser selain pembubaran. Misalnya, begitu tiba di TKP, Banser bisa membagi-bagikan dulu bunga berpita merah dengan tulisan “We Care” kepada jamaah sembari pengajian berlangsung.

Para orator juga bisa menyelipkan beberapa propaganda terkait pentingnya kesadaran akan HIV/AIDS ini. Misalnya, saat prosesi ritual suci pembubaran berlangsung, sang orator akan berkata,

“Assalamualaikum… mohon perhatian kepada jamaah pengajian. Sebelumnya kami memohon maaf jika datang dan turut mengganggu kegiatan pengajian ini. Perlu kami sampaikan bahwa kami menolak keras (masukkan contoh nama ustadz yang pengajiannya mau dibubarkan) Pak Bachtiar mengadakan pengajian di tempat ini, tapi kami tidak membenci Orang dengan HIV/AIDS atau ODHA. Bencilah penyakitnya, jangan orangnya. Kami hanya ingin melindungi keutuhan NKRI. Jangan mau diprovokasi. Dan jangan lupa, terutama bagi para jomblo garis keras, pakai alat kontrasepsi untuk mencegah penularan virus HIV. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Setialah pada NKRI dan setialah pada pasangan sendiri. Be Faithful and we care.”

Setelah itu Banser bisa melepas seratus balon terbang dengan sebuah spanduk bertuliskan “We Stand with You”. Tapi, awas, pastikan balon dilepaskan tidak di jalur lintasan pesawat terbang.

#2 Desember

Banser bisa mengambil momen besar di tanggal ini karena tepat satu tahun lalu, peristiwa bersejarah terjadi di Indonesia. Jika dulu ada #AksiDamai212 yang syahdu sekalipun massa yang turun tumpah ruah, di tanggal yang sama proses pembubaran pengajian juga bisa terasa sama khidmatnya.

Ritual suci pembubaran dapat dimulai dengan berjalan kaki sejauh 100 kilometer, kemudian begitu tiba di TKP, disambut penuh sukacita oleh pelaksana pengajian.

Masyaallah… begitu sakral dan penuh keharuan. Para pedagang akan datang dan memberi dagangannya secara sukarela kepada jamaah ritual suci yang lapar dan dahaga selepas long march. Ibu-ibu pengajian juga akan mendukung dengan memberi makanan gratis.

Tapi, Banser juga harus tetap berhati-hati jika ada perusahan besar nasional yang memberikan produk roti cuma-cuma. Jangan sampai kena jebakan betmen. Kan lucu saja jika nantinya ada rilis dari perusahan tersebut yang menyebut bahwa “Kami tidak terlibat dalam aksi pihak-pihak yang sok teriak NKRI harga mati, tapi intoleran sejak dalam pikiran.” Ini sungguh berbahaya, apalagi jika sampai diketahui wartawan. Efeknya bisa kontraproduktif. Maka, ada baiknya makan nasi (yang sudah terbungkus) saja.

Itulah beberapa rekomendasi seputar tanggal cantik untuk melaksanakan pembubaran pengajian. Semoga ke depan, pelaksanaan pengajian bisa memperhatikan momen-momen penting di tahun 2018. Banyak kok tanggal cantik yang bisa dipilih sebagai momentum yang lebih pas gitu. Dan juga semoga Banser bisa lebih kreatif dan edukatif dalam melakukan pembubaran demi terwujudnya ritual suci pembubaran yang jauh dari mudharat.

Exit mobile version