Lolos UTBK, masuk kampus top, tapi gangguan mental malah memburuk
Ketika lolos UTBK 2024 dan masuk sebuah kampus top 10 Indonesia, Rama berharap bisa bangkit. Namun sayang, semasa di kampus top 10 Indonesia ini, gangguan mentalnya memburuk.
Akhirnya, Rama memutuskan ke psikiater dan Laporan psikologis MMPI-2 mengungkap depresi, kecemasan, dan paranoia berlebihan, terutama saat muncul tekanan. Rama sulit berpikir logis, curiga pada orang lain, introvert, dan menghindari aturan ketat, yang menyulitkan adaptasi.
Hasilnya, IP semester satu tidak sampai 1 dan Rama pesimis bisa lulus karena salah jurusan. Sudah begitu, support system Rama berubah sifatnya dan kini terasa seperti orang asing.
Meski bisa lolos UTBK, Rama sadar kemampuan tidak seberapa. Terutama jika membandingkan pencapaiannya dengan Diana. Sosok yang dia sayangi.
Diana berprestasi di organisasi, kepanitiaan, dan kuliah. Sementara itu, Rama harus mengulang dan Diana tidak. Puncaknya adalah ketika Diana menolak cinta Rama. Akumulasi segala kesulitan ini adalah keputusan Rama untuk memilih DO dan meninggalkan Diana. Rama takut hubungannya malah memperburuk kondisi mentalnya.
Mencoba bangkit
Kini, Rama mencoba bangkit, meski laporan psikologis menyarankan intervensi farmakologis dan psikologis untuk atasi depresi dan kecemasan. Dia mendaftar ulang di salah satu kampus swasta di Malang, menunggu hasil UTBK, dan pendaftaran Sekolah Kedinasan dibuka.
Tapi, overthinking tetap menghantui. Rama takut gagal kuliah lagi, takut tidak mendapat kerja, dan tidak bisa menafkahi bapa- ibu yang menua serta 2 adik Gen Alpha yang kebutuhannya meningkat.
Rama menyesal DO dari kampus top 10 dan meninggalkan Diana. Laporan psikologis mengkonfirmasi bahwa depresi, kecemasan, dan paranoia, ditambah IP jeblok dan salah jurusan, membuatnya tidak bertahan.
Gangguan mental sejak SMP dan percobaan bunuh diri memperburuk semua. Rama membayangkan betapa bahagianya ibu kalau dia lulus. Bapak tidak minta dia hebat, hanya ingin Rama bisa membantu keluarga secepatnya.
Overthinking tentang UTBK, takut salah jurusan lagi, kesulitan mendapat pekerjaan, keluarga, dan Diana terus membayangi. Rama takut waktu berlalu, bapak dan ibu menua, adik-adik membutuhkan, dan Diana pergi, tapi dia belum jadi apa-apa.
Meski laporan psikologis menunjukkan keterbatasan, Rama berusaha melangkah. Semuanya demi ibu yang masih percaya dan bapak yang ingin dia mandiri. Penyesalan ini berat, tapi Rama ingin menjadikannya bahan bakar untuk bangkit, meski jalan masih gelap.
Penulis: Ubaidillah Naufal Ramadhan
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA 4 Pilihan jika Gagal UTBK-SNBT, Tak Perlu Buru-buru Jadi Mahasiswa Baru dan catatan menarik lainnya di rubrik ESAI.












